Nyeri Lutut berarti Kurang Pelumas?

Oleh: dr. Astrawinata G

LUTUT adalah sendi ter­be­sar di tu­buh kita yang ber­peran besar terha­dap gerakan tungkai dan mobi­litas kita. Rasa nyeri pada lutut akan membuat rasa tidak nyaman dalam beraktivitas dan menu­runkan kualitas kehidupan se­seorang. Kelompok orang yang se­ring mengalami nyeri lutut adalah orang berusia lanjut terutama wanita, atlet, dan yang memiliki berat ba­dan berlebih.

Bila seseorang mengeluh­kan nyeri pada lutut, sering kali yang terbesit adal­ah “ku­rang pelumas sendi”. Na­mun apakah sesederhana itu? Ter­nyata sendi lutut bukan se­ke­dar tediri dari dua tulang yang terendam dalam cai­ran sendi sehingga bebas berge­rak. Struk­­tur sendi lutut me­liputi tempu­rung lutut, tulang rawan, bantalan ja­ri­ngan ikat dan lemak, urat ligament, cair­an sendi dan kapsul sendi. Masalah di tiap komponen ta­di dapat memberi rasa nyeri di sendi lutut.

Nyeri pada lutut juga da­pat disebab­kan oleh penyakit sistemik diluar sendi itu sen­diri. Contohnya rheumatoid arthritis, lupus, dan gout. Pe­nyakit ter­sebut bisa menim­bulkan gejala di tem­p­at lain dan lutut hanya salah satu ba­giannya. Karena bersifat sistemik, pe­nyakit ini bisa di­deteksi melalui pe­meriksaan darah.

Osteoarthritis merupakan penye­bab nyeri lutut yang se­ring di usia lanjut, terutama wanita. Akibat pema­kaian berkepanjangan, tulang ra­wan dan bantalan sendi me­ni­pis, celah sendi menyempit dan gesekan antar tulang ter­jadi sehingga menimbulkan rasa nyeri. Rasa nyeri yang timbul bertam­bah parah bila berdiri dan berjalan dalam wak­tu lama, serta berkurang dengan istirahat. Kege­mukan menjadi faktor pemberat ge­jala osteoarthritis.

Parah ringannya derajat os­teoar­thritis ditentukan me­lalui foto rontgen lutut, yang juga menentukan pilihan te­rapi nya. Derajat 1 sampai 3 bisa diterapi dengan injeksi hyaluronat kedalam sendi, pembatasan aktivitas dan pencapaian berat badan ideal sementara pada derajat 4 di­sa­rankan untuk penggantian lutut (total knee replacement).

Perlunakan tulang rawan tem­purung lutut (patellar chondromalacia) banyak ter­jadi di kalangan atlet atau yang hobi olahraga atletik. Ge­sekan tempurung lutut akan menyebabkan rasa nyeri yang bertambah seiring dura­si latihan. Otot paha (hamstrings dan quadriceps) yang tidak kuat men­jadi salah satu faktor pencetus. Is­tirahat, fi­sioterapi dan pereda nyeri akan mempercepat penyem­buh­an kon­disi ini.

Radang bantalan lemak tempurung (patellar bursitis) akan menyebabkan nyeri lu­tut disertai pembengkakan dan kemerahan di sekitar tem­purung yang nyeri bila dite­kan. Sering dijumpai di usia muda dan disebabkan peng­gu­naan berlebihan. Istirahat, kompres dan obat-obatan sa­ngat membantu pe­nyembuh­an kondisi ini.

Cedera ligament lutut se­ring terjadi di usia muda ter­utama yang hobi ber­olah­ra­ga. Ada empat ligament yang pa­ling sering cedera yaitu Anterior Cru­ciate Ligament (ACL), Posterior Cru­ciate Ligament (PCL), Medial Col­lateral Ligament (MCL), dan Lateral Medial Collateral Ligament (PCL). Cedera li­gament tersebut -baik satu mau­pun lebih- tergolong da­lam sport injury.

Keempat ligament terse­but meru­pakan penunjang stabilitas sendi lutut saat ber­aktivitas sehingga bila cedera maka lutut akan terasa goyah dan pa­sien merasa seperti akan jatuh. Bagi atlet atau yang gemar berolahraga ten­tu sangat mempengaruhi ma­nuver pi­vot dan mendarat. Cedera ligament ju­ga me­nim­bulkan rasa nyeri dan beng­kak, sehingga meng­gang­gu aktivitas. Perbaikan ligament melalui prosedur artroskopi adalah mutlak un­tuk me­ngembalikan stabilitas sendi lutut.

Robekan bantalan jaring­an ikat (me­niscus) juga me­nyebabkan rasa nye­ri dan menghalangi gerakan lutut. Robekan meniscus juga me­ru­pakan sport injury yang bia­sanya ditemukan bersa­ma­an dengan cedera ligament. Pro­sedur artroskopi juga mut­lak untuk memperbaiki robekan dan mengem­balikan keleluasaan gerak lutut.

Kista Baker merupakan ton­jolan di belakang lutut yang berisi cairan sendi. Kis­ta Baker lebih sering dijum­pai pada wanita ketimbang pria. Cedera lutut, osteoarthritis, rheumatoid arthritis dan robekan meniscus bisa memperbesar kemungkinan terbentuknya kista Ba­ker. Terapinya meliputi kompres, pem­­bebatan, obat-obatan dan penye­do­tan cairan. Bila cair­an di dalam kista Ba­­ker dise­dot seringkali kista akan mun­­­cul kembali sehingga ope­rasi layak dilakukan ter­utama bila keluhan nyeri se­makin terasa.

Rheumatoid arthritis (RA) dan gout (asam urat) juga bisa menyebabkan nyeri sendi. RA memiliki ciri khas kaku di pagi hari dan semakin hi­lang bila dipakai berjalan. RA juga me­nyerang sendi lain selain lutut, bia­sa­nya sen­di jari tangan. Pada kondisi yang tidak terkontrol baik akan me­ngarah deformitas sendi. Penanganan siste­mik­nya meliputi obat-obatan imu­nosupresan, DMARD dan injeksi kortikosteroid biasanya membantu meri­ngan­kan gejala nyeri sendi.

Pada gout terbentuk depo­sit kristal asam urat yang ta­jam di dalam sendi sehingga memicu peradangan dan rasa nyeri. Sendi lain seperti jem­pol kaki juga menjadi lokasi yang sering ter­kena. Pena­nganannya meliputi diet ren­dah purin, obat penurun asam urat dan obat lain bila kondisi gout dise­babkan faktor gene­tik.

Infeksi kapsul dan ruang­an sendi (septic arthritis) ju­ga dapat me­nye­babkan nyeri lutut. Lutut yang terkena akan membengkak, nyeri, me­merah, sulit digerakkan dan sering pasien me­rasa de­mam. Bila dilakukan aspirasi (pe­nyedotan) cairan sendi akan dijum­pai cairan sendi se­perti nanah (purulent). Pe­nanganannya meliputi anti­biotik dan artroskopi.

Dalam penanganan nyeri lutut memang dikenal injeksi obat kedalam sendi (intra-artikular). Obat yang lazim di­suntikkan adalah korti­kos­teroid dan asam hyaluronat, sementara injeksi Platelet-Rich-Plasma (PRP) masih da­lam tahap studi walaupun sudah ba­nyak penelitian me­nunjukkan hasil yang setara dengan asam hyaluronat. Pe­n­yuntikan intrartikular sendi­ri se­yog­­yanya dilakukan oleh dokter yang terlatih dan obat yang disuntik­kan harus se­suai kondisi dan penyakit yang mendasarinya.

Keluhan nyeri lutut yang timbul men­dadak dapat dira­wat terlebih da­hulu dirumah dengan beristirahat. Kom­p­res dan pembebatan dapat dila­ku­­kan bila ada pembengkak­an. Ter­kadang mengganjal lu­tut dengan ban­tal juga da­pat membantu. Obat-obatan penghilang rasa nyeri juga da­pat di­makan sementara bila nyeri tidak terta­hankan. Na­mun bila keluhan tidak ber­ku­­rang atau semakin pro­gre­sif dalam 24-48 jam sebaik­nya segera berkon­sultasi ke dokter untuk mencari tahu penyebab pasti.

Sebagai pasien, kita harus men­ce­ritakan sifat nyeri, wak­tu kambuh, ke­luhan pe­nyerta, riwayat pengobatan dan jenis aktivitas harian yang dilakoni kepada dokter sehingga membantu dok­ter menegakkan diagnosa dan terapi yang tepat. Sebab tidak semua nyeri lutut berarti kurang “pelumas”.

()

Baca Juga

Rekomendasi