Museum Batu Misterius ICA di Peru

DI DARATAN utara Nasca, Peru, terdapat sebuah desa bernama ICA yang memiliki sebuah museum batu. Di dalam museum tersebut terpajang lebih dari 10.000 batu misterius yang terukir aneka gambar, sejumlah besar gambar yang sulit dipercaya, yang tercatat adalah sebuah peradaban manusia purbakala yang sangat maju yang telah musnah, gambar-gambar batu ini disebut prasasti batu ICA.

Menurut laporan media se­tempat, batuan-batuan yang terukir gambar yang disim­pan di museum tersebut mulai ditemukan dalam ska­la besar ketika ben­du­ngan di Sungai ICA jebol.

Gambar yang terukir di atas batu tersebut antara lain galaksi ang­kasa, binatang purbakala, daratan prasejarah, ben­cana dahsyat zaman dulu dan beberapa goresan kate­gori lain.

Menurut prediksi batu-batu langka yang dikumpulkan ini mungkin sudah ribuan tahun usia­nya. Ahli terkait telah mengadakan tes kimia pada batu tersebut, dan hasilnya me­nunjukkan, bahwa batu-batu tersebut berasal dari su­ngai setempat dan me­rupakan batu Gunung Andes, per­mukaannya ditutupi dengan sela­pisan oksida.

Setelah diteliti oleh ilmuwan Jerman, disimpulkan bahwa bekas ukiran di atas batu tersebut sudah sangat lama usianya, dan batu yang ditemukan disekitar gua, terdapat fosil organisme jutaan tahun silam.

Oleh ilmuwan, manusia-manusia purbakala pada batu ukiran tersebut di­na­makan “bangsa geological”, menu­rut pengamatan dari gambar batu ukiran tersebut, mereka memiliki peradaban yang sangat maju.

Di atas batu ukiran tersebut dilukis­kan tentang operasi transplantasi organ, transfusi darah, teleskop, peralatan medis, manusia yang mengejar dino­saurus dan lain-lain pemandangan yang sulit dijelaskan secara ilmiah oleh ilmu pengetahuan modern.

Dalam gambar batu-batu ini, orang-orang bisa melihat secara jelas suasana kehidupan manusia bersama dengan dinosaurus dan ditilik dari gambar tersebut, perbandingan postur dino­saurus de­ngan manusia yang dilukiskan tidak berbeda jauh, dinosaurus bagaikan hewan piaraan, atau mungkin binatang yang dijinakkan orang-orang kala itu.

Menurut ilmuwan, bahwa dinosaurus sudah punah sejak ratusan juta tahun silam, namun yang membingungkan adalah bagaimana manusia bisa hidup berdampi­ngan dengan raksasa dino­saurus?

Ada sebuah batu yang dipahat dengan seekor Triceratops. Tampang dinosau­rus ini sangat mirip dengan badak, na­manya diambil dari 3 buah tanduk di kepalanya, seorang manusia menung­gang di atas punggung Triceratops, ta­ngannya menggenggam senjata seperti kampak.

Dan pada batu lainnya, tampak seorang manusia tengah menung­gang di atas punggung dinosaurus. Selain itu, di atas sebuah batu terukir sebuah gam­bar, seorang manusia yang panik tampak dikejar oleh Ty­ran­nosaurus Rex.

Menurut penuturan pemilik­nya yakni Dr. Javier Cabrera, bangsa geological tahu bahwa di galaksi yang jauh terdapat kehidupan taraf tinggi, mereka memiliki teknologi angkasa yang hebat, tidak perlu memakai sumber energi yang dikenal manusia mo­dern, tapi bisa melakukan perjalanan antar planet.

Di museum tersebut, ada beberapa gambar yang melukiskan bumi pada 13 juta tahun silam yang tampak dari angkasa. Ada 4 buah gambar pada ukiran tersebut persis seperti peta dunia, dan menurut sejumlah ahli, daratan yang dilukiskan pada peta-peta tersebut adalah daratan purbakala yang hingga sekarang masih merupakan misteri yakni daratan Atlantis.

Dalam dokumen kuno yang dite­mukan juga ada gambaran tentang daratan purbakala yang tenggelam. Setelah ditentukan dengan pe­ngecekan karbon oleh ahli geologi, terbukti bahwa keem­pat batu tersebut memang benar merupakan peta dunia pada 13 juta tahun silam, bahkan sangat tepat dan akurat.

Ditilik dari gambar batu ukiran tersebut, bangsa geological me­nguasai tek­nologi medis yang tinggi, misalnya trans­plantasi otak besar, serta bagaimana cara me­nga­tasi reaksi peno­lakan or­gan dalam proses trans­plan­tasi, dan pene­rapan tekno­logi-tek­no­logi ini baru mulai dalam ilmu ke­dok­teran modern.

Salah satu gambar yang teru­kir dalam batu me­lu­kis­kan pe­misahan dan pe­ngam­bilan benda berbentuk gelem­bung dalam lingkaran janin ibu hamil, dan me­nginjeksinya ke dalam tubuh pasien yang menanti transplantasi.

Pada batu ukiran tersebut juga dilu­kiskan tentang teknologi pembiusan de­ngan akupuntur dalam operasi ke­dok­teran. Lalu juga ada batu-batu yang mengukir gambar tentang gen genetika.

Yang lebih unik lagi, sejumlah gam­bar pada batu ukiran tersebut sama de­ngan gambar raksasa di dataran Nasca, ribuan bentuk dari potongan batu koral ini karya siapa, dan apa artinya, hingga sekarang masih meru­pakan misteri, namun, apakah garis atau bentuk batu-batu tersebut ada hubu­ngannya dengan ukiran batu ICA, belum dapat di buk­tikan! (adc/akd/ar)

()

Baca Juga

Rekomendasi