Mengenang 100 Tahun Wafatnya Nommensen

Sopo Nommensen Akan Dibangun di Tarutung

Jakarta, (Analisa). Menyambut dan mengenang 100 ta­hun wafatnya Dr Ingwer Ludwig Nom­men­sen, penginjil asal Jerman yang telah berjasa menyebarkan ajaran Kris­ten ke­pada orang Batak, Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) merencana­kan mem­bangun bangunan monumental berupa Sopo Nommensen di Pearaja, Tarutung, Sumut.

Dr IL Nommensen adalah ephorus pertama HKBP. Nommensen lahir pada 6 Februari 1834 dan meninggal di Si­gumpar, Toba Samosir pada 23 Mei 1918 (pada usia 84 tahun). Nommensen mengabdi selama 57 tahun lebih, mem­bawa begitu banyak kemajuan terutama dari sisi pendidikan, kesehatan dan ke­rohanian. Atas jasa-jasanya Nom­men­sen diberi gelar Ompui yang meru­pakan peng­hormatan tertinggi dalam adat Batak.

Dalam rangka menyukseskan pem­ba­ngunan Sopo Nommensen di Pearaja Ta­rutung, digelar 'Konser Malam Ke­akraban dan peluncuran 100 Tahun Pasca Nom­mensen' di Jakarta, Kamis (8/6) malam.

Selain dihibur dengan lagu-lagu rohani yang dibawakan oleh sederet penyanyi pop Batak papan atas seperti Rita Butarbutar, Tetty Manurung, Herty Sitorus, Lea Siman­juntak, Vanda Hutagalung, Raymond Pardede, Mikha Marpaung, Paduan Suara Gabungan HKBP (Kasih Anu­gerah, The Gloryfiers ex NHKBP Sudirman Medan) dengan konduktor Arta Tambunan dan Paduan Suara Wanita HKBP Distrik VIII Ja­karta. Para hadirin juga dapat menyak­sikan kisah perjuangan Nom­mensen menyebarkan ajaran Kristen Protestan di Tanah Batak melalui videotron.

Acara dihadiri langsung oleh Epho­rus HKBP Pdt Dr Darwin Lum­ban­tobing, Sekjen HKBP Pdt David F Si­buea DMin dan sejumlah tokoh nasio­nal, antara lain, anggota DPR RI Dr Nurdin Tampubolon, Dirjen Kemenkeu, Dr Robert Pakpahan, pengacara Dr Otto Hasibuan, SH

Belum Tuntas

Dalam sambutannya, Ephorus HK­BP Pdt Dr Darwin Lumbantobing mene­kankan jasa Nommensen sangatlah besar kepada orang Batak. Karena selain menyebarkan firman Tuhan, Nom­men­sen juga membuka kesadaran orang Batak tentang pentingnya kesehatan dan pendidikan.

"Dan setelah Ompui wafat, tentu Nommensen unfinish task. Belum tuntas perjuangannya untuk menyebarkan ajar­an Kristen kepada orang Batak. Tugas dan tang­gungjawab itu sekarang ada di pundak kita semua. Dan kita belum selesai menjawabnya," kata Ephorus.

"Masih terbentang pelayanan yang harus kita kerjakan. Masih menunggu orang-orang yang membutuh pela­yanan," imbuhnya.

Ephorus meminta kepada seluruh pengurus HKBP di seluruh Indonesia untuk bahu-membahu bersama jemaat untuk menyebarkan ajaran Kasih Kris­tus kepada orang-orang Batak.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum Panitia Nasional HKBP 100 Tahun Pasca Nommensen, Prof Dr John Hutagaol menjelaskan rencana pem­bangunan Sopo Nommensen merupa­kan gagasan dari Ephorus HKBP Pdt Dr Darwin Lumbantobing. Untuk me­nyukseskan pem­bangunan sopo tersebut telah dibentuk 'Panitia Nasional HKBP 100 Tahun Pasca Nommensen' dan telah dilantik pada 19 Maret 2017 lalu di HKBP Taman Mini, Jakarta.

"Sopo Nommensen akan difungsikan untuk fasilitas akomodasi/penginapan para tamu gereja dari lembaga interna­sional dan nasional serta para pendeta dan para pelayan Tuhan di HKBP. Terbuka juga untuk publik dan jemaat," Prof Dr John Hutagaol.

Diperkirakan pembangunan Sopo Nommensen akan menghabiskan biaya sebesar Rp20 miliar. Pembangunan dijadwalkan akan rampung pada 2018. Direncanakan Sopo Nommensen akan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo bertepatan dengan peringatan 100 tahun wafatnya Nommensen pada 23 Mei 2018. (rm)

()

Baca Juga

Rekomendasi