KOTA Jembatan (Constantine), Algeria atau Aljazair secara resminya adalah Republik Demokratis Rakyat Aljazair, merupakan sebuah negara di pesisir Laut Tengah, Afrika Utara.
Wilayah yang kini bernama Aljazair pernah menjadi rumah bagi banyak kebudayaan prasejarah kuno, termasuk kebudayaan Ateria dan Kapsia.
Wilayah ini dikenali memiliki banyak imperium dan suku bangsa, termasuk Numidia Berber, Kartaginia, Romawi, Vandal, Bizantium, Umayyah Arab, Fatimiyah Berber, Muwahidun Berber, dan terakhir Turki Utsmani.
Di bagian utara-timur Aljazair terhampar Kota Constantine (Arab: Qusantinah, juga dieja Qasentina atau Kasantina) sebagai ibu kota Provinsi Constantine, terletak sekitar 80 kilometer (50 mil) dari pantai Mediterania, di tepi sungai Rhumel.
Kota ini dianggap sebagai Kota Jembatan dan pusat wilayahnya, Constantine memiliki populasi yang cukup banyak menjadikannya kota terbesar ketiga di negara ini setelah kota Algiers dan Oran.
Ada beberapa kota di Dunia ini yang mempunyai julukan “Kota Jembatan” dan salah satunya Constantine sering dijuluki sebagai “Kota Jembatan” karena banyaknya jembatan yang menghubungkan indahnya pegunungan dengan kota yang dibangun di atasnya.
Kota ini hampir benar-benar dikelilingi oleh tebing yang tinggi. Constantine terletak di dataran tinggi sekitar 640 meter di atas permukaan laut. Kota ini dibingkai oleh tebing/jurang yang dalam dan memiliki penampilan yang sangat dramatis.
Kota ini sangat indah sebagai kota bersejarah dengan sejumlah jembatan di atas sungai Rhumel dan jembata lain yang melintasi jurang.
Jurang dilintasi empat jembatan yang tinggi, termasuk jembatan Sidi M’Cid. Bangunan membatan ini melekat ke tepi tebing, dan sulit dibayangkan bagaimana dahulu harus mempunyai keberanian membangun jembatan di sana dan telah bertahan selama bertahun-tahun, serta orang-orang yang tinggal dan bekerja di sana.
Constantine adalah pusat daerah pertanian yang makmur dan beragam. Di wilayah pegunungan Aljazair, kota Constantine adalah tempat yang bagus untuk membangun, karena kota yang memiliki posisi strategis dalam segi pertahanan. Sejak ribuan tahun yang lalu Constantine telah dibangun di dataran tinggi dan meluas ke daerah sekitarnya.
Constantine memiliki sejarah panjang dan menarik, kembali ke waktu didirikan oleh Fenisia, yang menamakannya Sarim Batim, yang berarti “Royal City”. Posisi strategis kota ini telah membuatnya menjadi target yang dicari dengan berbagai kekuatan yang datang dan pergi selama dalam perjalann sejarahnya.
Sejahtera
Secara umum Aljazair merupakan Negara yang relatif sejahtera. Wajah sosialis masih terasa di Negara ini. Makanan disubsidi, tempat tinggal disubsidi, pendidikan dan kesehatan diberikan secara cuma-cuma kepada semua warganya tanpa kecuali. Bahkan orang asing yang menempuh pendidikan di sini juga bebas biaya sampai perguruan tinggi.
Ketika turun dari pesawat pemandangan megah tersaji di depan mata. Arsitektur bandara modern, bangunan bertingkat perkantoran dan apartemen, jalanan mulus dan lebar-lebar, serta tanaman menghijau di sepanjang sudut kota dengan dominasi pohon-pohon kurma.
Yang membuat banyak wisatawan sangat kaget adalah bayangan masyarakatnya. Karena benua Afrika maka referensi yang ada dalam otak banyak wisatawan tentang orang Aljazair adalah hitam-hitam, ternyata orang Algiers itu putih-putih seperti orang Eropa.
Tentu saja harus diingat karena dengan Negara-negara Eropa Selatan hanya dibatasi Laut Tengah dengan penerbangan tidak lebih dari 2 jam.
Catatan menarik selama mengunjungi tiga kota besar Algier, Telemcem (Tilimsam), dan Constantine di antaranya adalah: infrastruktur dasar memperoleh prioritas utama Negara. Jalanan aspal lebar dan mulus di mana-mana, jembatan layang, terowongan, semua dibangun untuk memperlancar arus transportasi antarprovinsi antarkota.
Berbeda dengan jalan tol di sejulah negara yang harus membayar dan bahkan terjadi kemacetan, di Aljazair jalan tol benar-benar bebas hambatan, tanpa luka sedikit pun, dan tidak membayar sepeser pun. Aljazair bahkan memiliki jalan tol sepanjang 1200 km yang membentang dari gurun Sahara berbatasan dengan Maroko hingga ujung timur berbatasan dengan Tunisia.
Komoditas pertanian unggulan adalah korma, ternak unggulan adalah kambing lengkap dengan kulinernya sate kambing guling Afrika yang empuk gurih dan segar.
Cuma soal makanan (kuliner), variannya sangat terbatas. Di mana-mana makanan hanya roti, daging, ikan, dan salad. Jauh berbeda dengan Indonesia yang bisa makan 1000 macam dalam satu hari dengan mudah akan tersedia.
Pariwisata yang paling terkenal selain gurun Sahara dengan pasirnya yang beraneka rupa dan warna, juga ada gua stalaktit Mahara seluas 14.000 m2 atau terbesar kedua setelah gua sejenis di Mexico namun jenis dan warna stalaktitnya terbanyak di seluruh dunia, museum Kesultanan Utsmani , serta aneka wisata pantai di laut Tengah yang hampir sepertiganya milik Aljazair. (jd/aic/sjc/ar)