Di Afrika

Suku Kuno Masih Eksis Bersama Tradisinya

BENUA Afrika yang juga dise­but seba­gai benua hitam karena penduduknya yang ber­kulit hitam -meskipun Afrika juga me­miliki penduduk atau suku asli yang ber­kulit putih, merupakan sebuah wilayah luas yang kaya akan sumber daya alam ser­ta keindahan alamnya baik di darat atau di perairan.

Eksotikme Afrika juga dikarenakan ber­bagai peninggalan peradaban kuno. Membicarakanperadaban kuno Afrika tidak ha­nya selalu berkaitan dengan ba­ngu­nan dan artefak saja, tetapi juga ma­nu­sianya.

Afrika memiliki banyak suku kuno yang masih eksis hingga masa sekarang. Sebanyak tujuh suku kuno Afrika yang paling eksis hingga sekarang ini bersama tra­disi lampaunya cukup menarik dan men­jadi perhatian yang sangat mengagumkan.

Suku Hamer terdapat di sebelah Barat Ethiopia, lebih tepatnya di wilayah Bena Woreda, lembah Sungai Omo, menjadi tempat tinggal suku Afrika yang bernama Hamer, jumlah mereka sekitar 43.000 jiwa.

Mayoritas masyarakat suku ini bekerja di bidang yang berhubungan dengan perte­na­kan sapi. Dalam kehidupan sehari-hari me­reka menggunakan bahasa Hamer Banna. Agama mayoritas suku ini adalah Islam.

Meskipun demikian mereka juga per­caya akan dunia supranatual yang berkai­tan dengan hewan, tumbuhan, dan benda -benda tertentu yang dianggap mengan­dung kekuatan spiritual. Ada tradisi unik dari suku ini yaitu ketika seorang pemuda akan menjadi sosok pria dewasa, maka ia harus menjalani tradisi kuno, melompati banteng.

Setelah itu maka akan ada perayaan yang meriah dengan bir dan tarian tradi­so­na selama beberapa hari. Di Ethiopia su­ku ini merupakan minoritas dan memi­liki kekuasaan politik yang terbatas di pemerintahan, serta mayoritas anggota suku ini masih buta huruf.

Suku Mursi. Selain suku Hamer, Ethiopia juga memiliki suku kuno lainnya yaitu suku Mursi yang tinggal di wilayah Selatan Ethiopia dekat perbatasan Sudan. Hampir seluruh dunia mengetahui kebiasaan unik dan ekstrem suku ini yaitu pemasangan piring di bibir bagian bawah bagi kaum perempuan suku ini.

Selain itu gigi bawah perempuan suku ini juga dihilangkan. Sementara bagi kaum pria suku ini terdapat tradisi upacara donga. Dalam upacar ini dua orang pria dengan bertelanjang akan berkelahi satu sama lain dengan tongkat. Si pemenang akan dapat tidur de­ngan perempuan dari suku ini.

Meskipun demikian si pria tidak di­la­rang untuk menikah de­ngan perem­puan lain dari suku ini.Suku ini percaya bahwa he­wan, tumbuhan dan benda-benda me­miliki kekuatan gaib. Minum campuran da­rah dan susu adalah makanan khas adat ba­gi mereka dan beberapa suku lainnya dari Afrika di wilayah ini. Suku mursi tidak begitu menyukai makanan daging. Per­cakapan mereka sehari-hari menggu­na­kan bahasa Nilotic.

Pejuang

Suku Ashanti. Ashanti merupakan bangsa pejuang yang juga merupakan suku terbesar di an­tara suku-suku Afrika lainnya di Ghana. Ketika masa perang, pemukulan drum yang dijadikan sinyal perang bagi suku ini akan terdengar di seluruh hutan dan semak.

Mereka merupakan suku dominan di Afrika Barat dan mereka suku yang ber­hasil bertahan paling lama melawan penja­jahan Inggris. Adat suku Ashanti adalah ber­jabat tangan dengan tangan kiri, sehing­ga tangan kanan bebas untuk memegang tombak.

Suku Maasai. Kehidupan suku Maasai berpusat pada kawanan ternak mereka. Me­reka percaya bahwa Tuhan berhak akan se­mua ternak mereka. Sunat menyakitkan harus dilakukan oleh setiap anak laki-laki di suku ini ketika berusia antara 12 - 25 tahun.

Setelah itu mereka tinggal di sebuah rumah khusus yang diba­ngun oleh ibu mereka untuk beberapa saat. Sebuah mitos yang beradar bahwa setiap anak laki-laki yang belum sunat harus membunuh singa. Maasai masih secara nomaden di wilayah Kenya dan Tanzania Utara.

Zulu. Suku Zulu dianggap sebagai bang­sa pejuang oleh suku-suku Afrika lain­nya dan yang pa­ling kuat suku asli Afrika di Afrika Selatan Mereka berbicara de­ngan bahasa Zulu. Gadis Zulu muda memakai manik-manik untuk ditautkan di gaun tradisional mereka.

Setiap manik-manik memiliki arti yang ber­beda dan setiap pria yang menjadi keka­sih gadis sulu akan memberikan manik-ma­nik sebagai tanda cinta. Pemujaan lelu­hur adalah praktek keagamaan bagi bangsa Zulu dan leluhur sering kali dipanggil un­tuk saran penting dalam hal pengam­bilan keputusan.

Kuba. Suku Kuba hidup di Republik Demokratik Kongo (Zaire), berbicara dangan bahasa Bakuba. Suku ini terkenal karena tenunan indahnya. Mereka juga mengukir topeng kayu dan tokoh, cangkir antro­pomorfik dan sandaran kepala - ba­nyak hasil seni dari suku Afrika ini dipa­mer­kan di museum dan galeri di seluruh dunia.

Sungai - sungai di daerah suku kuba hidup telah memberikan cu­kup ikan untuk konsumsi mereka. Selain itu dengan per­tanian yang menghasilkan jagung dan singkong. Mereka hanya makan daging di musim kemarau. Di dalam suku ini, anjing dihormati karena dianggap anugerah dari Tuhan.

Suku Tuareg. Tidak semua suku asli Af­rika tinggal di wilayah tengah dan sela­tan benua Afrika. Suku kuno Afrika juga ter­dapat di wilayah Afrika Utara. Salah sa­tunya suku Tuareg, merupakan suku ku­no Afrika yang nomaden. Mereka ting­gal di daerah dari Sahara Barat ke Su­dan utara Barat.

Pada abad ke-14 M, mereka melakukan perjalanan jauh ke selatan perbatasan Nigeria. Sejarawan Yunani Herodotus per­nah menyebutkan mereka dalam tuli­sannya dengan latar belakang gurun wakti pada abad ke-5 SM. Bahasa masyarakat suku Tuareg adalah Tamachek yang di­duga berasal dari Libya. (sdc/rdh/ar)

()

Baca Juga

Rekomendasi