ULANG TAHUN PANCASILA/ 1
Alda Muhsi
Haruskah kita menyalakan ribuan lilin
hingga cahayanya menembus langit
menggapai istana Tuhan kemudian kita menyanyikan lagu ulang tahun
dan memotong kue berbentuk garuda
adakah malam ini sebuah perayaan mengenang kelahiranmu?
SSSK, Akhir Mei 2017
ULANG TAHUN PANCASILA/ 2
Alda Muhsi
Upacara memang kerap digelar
meski mengenang kelahiran ataupun bukan pembacaan sila pertama hingga kelima tetap dikumandangkan meski mengenang kelahiran ataupun bukan lantas apa yang berbeda hari ini?
SSSK, Akhir Mei 2017
ULANG TAHUN PANCASILA/ 3
Alda Muhsi
Pernahkah kita mengutip butir-butir sila seperti mengutip sampah di sekolah dengung kata-kata sakti itu bukanlah sebuah dongeng
ialah yang membangun negeri
hingga mampu berdiri seperti ini
namun, mengapa kita tak menjaganya
malah berharap ia segera mati
kenanglah, selama negeri masih bernyawa ia kan kekal selamanya
SSSK, Akhir Mei 2017
ULANG TAHUN PANCASILA/ 4
Alda Muhsi
Tiada yang patut dirayakan
jika kita masih saling membenci
bibir kita saling mencaci
demi berebut sesuap nasi
SSSK, Akhir Mei 2017
GARUDAKU KINI -1
Muhammad Andre Syahbana Siregar
Hari ini aku menundukkan kepala, seraya ku berdoa meminta sang kuasa, agar kau dapat diberi kekuatan
apa kabar Garuda? masih sakit kah kau rasakan ketika kini kau hanya simbol hiasan
sudah simpan saja air matamu
jangan lagi perlihatkan kecewamu
negerimu sedang kacau lupa mereka, bahwa kepakan sayapmu bukti merdeka
ku harap sakitmu, kecewamu, tidak
akhir segalanya Garuda, aku takut setelah ini kau pergi kau tidak lagi perduli, setelah apa yang kini kau dapatkan,
hanyalah dahaga berkepanjangan dahaga tentang maraknya keadilan, yang tak kunjung ditegakkan
GARUDAKU KINI -2
Muhammad Andre Syahbana Siregar
Kini aku telah bersepakat diri
untuk setia padamu, tidak ada kata undur diri, demi kau Garuda
emi kau dan kebaikan bumi pertiwi setelah nanti aku cukup dewasa,
aku ingin berteriak lantang, bahwa kau adalah kami sebagai bukti kebebasan!
LUKA DIPENGHUJUNGLANGIT MEI /1
Aswita Magdalena Simarmata
Malam itu, kita saling menggenapi rindu tertawa di balik tirai kemuning, kerlip cahaya kota gegap-gempita dan deru klakson masih membekas teramat padu di antara matamu dan mataku
tiba-tiba menjelma hening
asap membumbung
tercium amis lengang dan membisu,
melesap satu tanya
sebegitu cepatkah kau pergi
meninggalkan tanyaku yang menyatu
di antara luka-luka
SSSK, Senja Penghujung Mei 2017
LUKA DIPENGHUJUNGLANGIT MEI /2
Aswita Magdalena Simarmata
Mei ini, terlalu dingin untuk ku kenang
dan terlalu meninggalkan bekas bila ku lepas malam yang panjang untuk ku genapi bersama risau-risau yang membayang
SSSK, Senja Penghujung Mei 2017
LUKA DIPENGHUJUNGLANGIT MEI /3
Aswita Magdalena Simarmata
Cahaya kota di langit mei sebentar lagi padam meninggalkan luka-luka yang ku bawa sendiri pada halte di kerumunan jalan bertepian ku tatap seorang lelaki masih teramat muda
untuk mengenal kepulangan
jalanmu masih panjang tuk menghujamkan ketidaktahuan di tengah-tengah rintik hujan yang sayu
SSSK, Senja Penghujung Mei 2017
LUKA DIPENGHUJUNGLANGIT MEI /4
Aswita Magdalena Simarmata
Ku telusuri jejak malam yang tiada gemintang membawa lari segala luka-luka pada langit mei, di penghujung warna kelam
nanti, di lembaran langit esok gemintang dan rembulan menampakkan bulir cahaya yang paling terang kelak terbasuhlah luka-luka tentangmu
SSSK, Senja Penghujung Mei 2017
SUARA SUBUH
Isni Sarah
Dari ladang mimpi kita telah berpindah
menjadi tubuh kerinduan jangkri tertidur bersama katak dan rumput
mereka begitu damai menyelami dunia mimpi
kita semakin tanak dipanaskan kerinduan pada alam, pada denting keheningan
merawat kehangatan bersama tuhan
lebih dalam dan menangisi tiap ritual waktu dan musim aktivitas
2017
PERTANYAAN-PERTANYAAN SUBUH
Isni Sarah
Sebagain orang masih membiarkan tubuhnya dikurung malam gulita menyulami kesunyian dan catatan mimpi tumbuh seperti pohon telah menuju tanggal panen
sebagian lain memilih bertemu tuhan
menyusun pertanyaan kegelisahan
jiwa kita melaut mendamparkan perkara hidup semoga jawaban menyertai langkah perjalanan
2017
LANGIT Subuh
Isni Sarah
Sebab bertemu dengan-Mu
adalah kewajiban untukku
untuk penjelasan-penjelasan yang tak mampu dijamah langkah dan waktu
ribuan bintang berkedip seperti jantungku yang selalu berdenyut kerinduan bersama-mu, segalanya tuntas kupahang yang terpelihara menjadi jalan menuju kedamaian
2017
CATATAN Subuh
Isni Sarah
Aku menuliskan mimpi dan rutinitas
sebab mereka selalu berlarian mencari
tempat teduh dan melepas baju penantian
aku menuliskan jejak-jejak basah
segalanya tergenang tanpa penjelasan
penyakit diri menular dan kokoh di tubuhku hingga karang berimbun
dan menggerasi gerak rindu
catatan tumbuh di musim semi
subuh terus mengairi dinding hati
2017
BERKUNJUNG /1/
Fitri R. Nasution
Tiba-tiba rindu menggumpal di dadaku
perlahan-lahan pecah mengaliri tubuhku lalu, melintas wajah teduh
bersama kenangan-kenangan yang lalu seketika itu, butiran air berlarian di pipiku yang pasi
Alumnus UMSU/FOKUS UMSU
BERKUNJUNG /2/
Fitri R. Nasution
Pagi ini, garis-garis wajah itu telah menjerat seluruh ingatan
mendesak untuk segera mengemasi
rindu yang tersimpan langkah yang terbata-bata mengejar gundukan yang menabur luka menyimpan cerita tiada akhir sembari merajut rindu yang tak kunjung usai
Alumnus UMSU/FOKUS UMSU
BERKUNJUNG /3/
Fitri R. Nasution
Pagi ini langkahku diiringi mendung saat aku berkunjung ke rumahmu
ayah, sepertinya tak ada yang berubah
hanya sedikit ranting dan daun gugur
menutupi rumahmu yang mungil
akhirnya pecah jua tangis ini
sesak rindu yang tak ingin lepas ayah
Alumnus UMSU/FOKUS UMSU
BERKUNJUNG /4/
Fitri R. Nasution
Lagi-lagi rindu ini begitu mematikan
maaf, ayah kunjungan ini tak sesering
rinduku untukmu tapi, kiriman doa selalu mengobati kehausannmu
dan pada gundukan yang menyelimutimu terselip doa yang menghangatkan
Alumnus UMSU/FOKUS UMSU
KEADILAN (1)
Nasib Tua Lumban Gaol
Ah, sudahlah… apakah benar masih tetap benar? Indonesia sering
membenarkan kenyataan, benar menjadi salah Indonesia pun sering menyalahkan kenyataan, salah menjadi benar
Medan, Mei 2017
KEADILAN (2)
Nasib Tua Lumban Gaol
Lihatlah relung terdalam
ada banyak batin menjerit
ketidakadilan menjadi kelam
menyesakkan jiwa setiap saat
kemanakah harus berkumandang?
masih adakah keadilan yang utuh?
Medan, Mei 2017
KEADILAN (3)
Nasib Tua Lumban Gaol
Bukankah di pengadilan?
ada jiwa dari keadilan
oh, ternyata timbangan salah
manusia hidup penuh serakah
keadilan pun bagaikan jualan
diperdangkan seenaknya oleh umat
dengan banyak uang adil ditemukan
sesuai dengan selera penghianat
Medan, Mei 2017
KEBENARAN DAN KEADILAN
Nasib Tua Lumban Gaol
Tak ingin keadilan itu menjadi sampah
biarlah benar menjadi benar
biarlah salah tetap salah
meski pun langit ingin runtuh
kebenaran dan keadilan harus utuh
Medan, Mei 2017
RAMADHAN
Tanita Liasna
Kembali ramadhan merengkuh sendian waktu mengajak tiap hamba menyadar diri mengasa ampun pada Sang Khalik pemilik jagad semesta raya menabur kebaikan melebur segala salah menyadar dosa mengalun maaf semoga kasihNya merangkul syahdu dalam Ramadhan bulan nan penuh berkah
Rumah Cerita, 160517
MENUJU BULAN NAN SUCI
Tanita Liasna
Kurenda asa menuju bulan nan suci
mengabari langit bahwa curah cintaNya setiba saja mendekap erat dalam malam ia yang memberi izin pada hamba meneguk waktu menuju Ramadhan semoga berkah menggugur dosa mengembalikan diri pada fitri seindah fajar
Rumah Cerita, 110517
YANG TERTANGKUP
MEMOHON RESTU
Tanita Liasna
Hendak kutulis dengan apa yakinku ini, kekasih pada kertas merah jambu dalam kenang-kenang romantis
aku telah menekurkan asa melabirinkan segala doa pada Sang Penentu Takdir telah yakin kurangkul rasa bersama seluruh upaya dan jemari-jemari yang tertangkup memohon restu
Rumah Cerita, 160517
RINDU MERAH JAMBU
;rMS
Tanita Liasna
Ini rindu merah jambu rindu kurangkai untukmu singgah tanpa batasan waktu
mengukir asa teramat dalam
engkau tahu ini rasa enggan mengikat sekadar raga sebab cinta engkau tunai
mengalun tiap detakan doa
nanti... jika kutemu engkau sebagai bagian dari takdir hati maka serahku semesta hidup hanya untukmu
temukan kita pada surgaNya
Rumah Cerita, 300317
PUASA SANDI
Adhiet's Ritonga
Ada apa denganmu? sahur pertama tak berkesan tidak menyenangkan tidur sudah dilelapkan niat sudah dipasangkan tapi sahur tetap kesiangan akibat pulang dari pacaran
sampai di rumah larut malam
makan sahur buru-buru karna dikejar oleh waktu imshak sudah dipalang pintu sepuluh menit lagi berlalu
Kantor Pusat Sanggar Pelangi
PENGAKUANKU
Adhiet's Ritonga
Sudah kukatakan berulang kali aku tak pandai melukismu dengan Puisi
aku tak mampu merangkai sajak
tak lihai menyatukan kata demi kata
seperti pintamu padaku kala itu
tulisan yang kau baca ini bukanlah puisi menurut pemahanmu syair yang biasa kau pelajari di sekolah bukan sayang, jauh sekali jangan paksa aku merangkum dunia lewat puisi menyusun kata indahpun untuk memujimu sungguh aku tak sanggup
jika kau temukan tulisanku disebuah majalah Itu hanya ungkapan hati yang tak mampu kuucap
Kantor Pusat Sanggar Pelangi
SESAL SEPARUH NYAWA
Adhiet's Ritonga
Kepedihan dan kesedihan ini ya Rabb
tak dapat kusembunyikan terlihat jelas dari raut wajahku aku sedih, aku menangis meski tak berderai air mata
aku ingin teriak, minta tolong tapi untuk apa ? apakah lolonganku dapat mengubah segalanya ya segalanya menjadi lebih baik tidak kurasa
tapi ya Rabb bila aku berteriak keras
meski dalam hati saja adalah obat paling ampuh buatku agar remuk redam jiwa ini dapat terobati
aku pedih, aku sedih ya Rabb
pedih dan sedih dua kali
bahkan tiga kali tampaknya
umpannya luka yang menganga
menjadi terkelupas, parah
jiwa ini ya Illahi
bagai jatuh tertimpa tangga
aku yang tertimpa musibah kebakaran hampir menyambar rumahku
hampir saja aku bingung, aku linglung
dia (belahan jiwaku) datang membantu, setidaknya menenangkanku
malang tak dapat ditolak, untung tak dapat diraih rumahnya pula (belahan jiwaku) digrogoti pencuri
Kantor Pusat Sanggar Pelangi