HAKI Sumut Gelar Seminar

Teknologi Konstruksi Indonesia Masih Tertinggal

Medan, (Analisa). Penerapan teknologi di Indonesia masih jauh ter­tinggal dari negara Eropa dan Amerika, bahkan negara tetangga.

“Penerapan teknologi di Indonesia sudah tertinggal sekitar 20 tahun lalu. Tek­nologi konstruksi yang dipakai untuk pembangunan infrastruktur seperti gedung, jembatan dan lainnya belum memperhatikan tahapan-tahapan serta efeknya secara keseluruhan. Salah satunya penerapan detailing atau sambungan pada gedung,” ungkap Ketua Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia (HAKI) Komda Sumut, Ir Daniel R Teruna, Senin (10/7).

Kurangnya pemahaman dalam penerapan detailing atau sambungan pada gedung salah satu penyebab bangunan  bisa roboh. Tak hanya gedung, pembangunan jem­batan juga demikian terutama dengan sistem cable stay. Tahapan evaluasi keamanan jembatan pada saat dibangun perlu dipertim­bangkan dan sangat penting.

“Dalam pembangunan jembatan ini, Indonesia bukan lagi sekadar ketinggalan tetapi sudah jauh tertinggal. Oleh sebab itu, setiap pembangunan jembatan sa­ngat perlu memperha­tikan efeknya. Begitu juga terhadap pembangunan gedung, ka­rena pada saat membangun tentunya menggunakan pe­ranca. Ketika membuka peranca ini bagaimana efek­nya,” sebut Daniel yang juga akademisi Fakultas Teknik USU.

Selama ini katanya desain yang dirancang untuk ba­ngunan maupun jembatan seolah-seolah sudah berdiri. Padahal, seharusnya tidak bisa seperti itu.

“Bagaimana evaluasi pem­bangunan gedung dan jem­batan sebelum digunakan, itu sangat perlu diperhatikan,” tutur Daniel yang didampingi pengurus HAKI lainnya yakni Bendahara HAKI Fuad Hali­moen, Hubungan Industrial Wadi Huang, Komunikasi sekaligus praktisi konstruksi Sunarlim Satio dan Ketua Departemen Teknil Sipil USU Medis Surbakti.

Seminar

HAKI Komda Sumut bekerja sama dengan Prodi S1/S2 Teknik Sipil USU akan menggelar seminar Penerapan Detaling, metode palaksanaan dan material tepat guna untuk me­ning­katkan kinerja struk­tur gedung dan jembatan ter­hadap gempa, Jumat dan Sabtu (28-29/7) mendatang.

“Walau tertinggal jauh tetap patut bersyukur. Sebab, sudah ada perubahan pem­bangun­an infrastruktur di Indonesia yang semakin baik,” cetusnya.

Ia menuturkan, pada se­minar ini mendatangkan pembicara dari dalam dan luar negeri. Bahkan, salah satu narasumber merupakan pakar konstruksi dari Taiwan yang telah membangun jembatan dengan sistem cable stay.

“Seminar ini sangat ber­manfaat bagi peserta karena bisa mengetahui perkem­bangan yang baru tentang teknologi  konstruksi terkini,” imbuhnya. (rin)

()

Baca Juga

Rekomendasi