Jadi Buruan di Afrika

Lima Fakta Tragis terkait Orang Albino

BANYAK mitos dan takha­yul yang beredar di berbagai pe­losok dunia tentang orang-orang dengan albinisme (al­bino).

Hal ini menyebabkan ba­nyak kasus pe­ngasingan, pen­culikan, kekerasan, dan pem­bunuhan terhadap anak-anak, pe­rem­puan dan laki-laki de­ngan albinisme.

Albino merupakan se­butan dari seseorang yang memiliki kelainan pada pigmen warna­nya atau tidak memiliki pig­men warna.

Menjadi seorang albino merupakan penyiksaan batin dan juga fisik bagi para albino yang ada di Afrika, karena di Afrika albino dianggap se­bagai manusia kutukan yang pantas di cela dan disiksa.

Berikut fakta-fakta tragia terkait  manusia albino yang ada di Afrika:

1. Albino dan HIV/AIDS

Orang-orang di Tanzania mengang­gap bahwa wanita albino merupakan obat dari penyakit yang mematikan HIV/AIDS.

Berhubungan seksual de­ngan wanita albino dipercaya dapat menyembuhkan penya­kit HIV/AIDS. Oleh karena itu, banyak sekali wanita albino yang menjadi korban pemerkosaan oleh para pria di sana.

2. Albino adalah penyihir

Di Tanzania dipercaya bah­wa orang-orang albino merupakan manusia yang memiliki kekuatan sihir yang tidak pernah mati.

Mereka menganggap bah­wa manu­sia albino bukan me­rupakan orang yang tidak me­miliki pigmen warna, tetapi orang yang memiliki kekuat­an sihir yang sangat hebat.

3. Mutilasi dan ritual sihir

Seperti pada kepercayaan orang-orang Tanzania bahwa orang-orang albino memiliki kekuatan sihir yang sangat hebat.

Oleh karena itu, banyak orang-orang albino yang di bunuh lalu dimutilasi dan diambil organ dalamnya dan dijadikan ritual sihir atau  jimat. Banyak juga yang men­jualnya dengan harga yang tinggi.

4. Kekerasan

Orang-orang Tanzania percaya bahwa orang -orang albino memang pantas untuk diperlakukan dengan keras. Oleh karena itu, banyak sekali orang-orang albino yang diperlakukan seperti hewan peliharaan, disiksa, dan dicaci maki.

Bahkan mereka juga mela­kukan pembunuhan dengan kejam terhadap orang-orang albino.

5. Pulau albino

Karena  orang-orang al­bino sering dipinggirkan dari masyarakat, banyak dari mereka memtuskan untuk mem­bentuk komunitas mere­ka sendiri di pulau kecil Ukerewe, yang berada di lepas pantai Tanzania.

Terhitung 2014, sekira 70 orang albino tinggal disana. Sebagian dari mereka cukup beruntung memiliki keluarga yang tidak percaya dengan takhayul dan mereka bisa  hidup bersama dengan damai.

Kota itu dapat ditempuh selama tiga jam perjalanan dari Mwanza, kota terbesar kedua di Tanzania. Pulau ini ibarat surga bagi orang-orang yang mengalami kondisi kulit langka yang disebut albino.

Kondisi ini membuat me­reka tidak punya pigmen me­lanin kulit. Melanin berfungsi melindungi dari sinar mata­hari dan memberikan warna ke kulit.

Tanpa melanin, penderita kelainan kulit ini beresiko terkena kanker kulit jauh lebih tinggi dibanding  de­ngan orang non-albino. (listvs/es)

()

Baca Juga

Rekomendasi