BANYAK mitos dan takhayul yang beredar di berbagai pelosok dunia tentang orang-orang dengan albinisme (albino).
Hal ini menyebabkan banyak kasus pengasingan, penculikan, kekerasan, dan pembunuhan terhadap anak-anak, perempuan dan laki-laki dengan albinisme.
Albino merupakan sebutan dari seseorang yang memiliki kelainan pada pigmen warnanya atau tidak memiliki pigmen warna.
Menjadi seorang albino merupakan penyiksaan batin dan juga fisik bagi para albino yang ada di Afrika, karena di Afrika albino dianggap sebagai manusia kutukan yang pantas di cela dan disiksa.
Berikut fakta-fakta tragia terkait manusia albino yang ada di Afrika:
1. Albino dan HIV/AIDS
Orang-orang di Tanzania menganggap bahwa wanita albino merupakan obat dari penyakit yang mematikan HIV/AIDS.
Berhubungan seksual dengan wanita albino dipercaya dapat menyembuhkan penyakit HIV/AIDS. Oleh karena itu, banyak sekali wanita albino yang menjadi korban pemerkosaan oleh para pria di sana.
2. Albino adalah penyihir
Di Tanzania dipercaya bahwa orang-orang albino merupakan manusia yang memiliki kekuatan sihir yang tidak pernah mati.
Mereka menganggap bahwa manusia albino bukan merupakan orang yang tidak memiliki pigmen warna, tetapi orang yang memiliki kekuatan sihir yang sangat hebat.
3. Mutilasi dan ritual sihir
Seperti pada kepercayaan orang-orang Tanzania bahwa orang-orang albino memiliki kekuatan sihir yang sangat hebat.
Oleh karena itu, banyak orang-orang albino yang di bunuh lalu dimutilasi dan diambil organ dalamnya dan dijadikan ritual sihir atau jimat. Banyak juga yang menjualnya dengan harga yang tinggi.
4. Kekerasan
Orang-orang Tanzania percaya bahwa orang -orang albino memang pantas untuk diperlakukan dengan keras. Oleh karena itu, banyak sekali orang-orang albino yang diperlakukan seperti hewan peliharaan, disiksa, dan dicaci maki.
Bahkan mereka juga melakukan pembunuhan dengan kejam terhadap orang-orang albino.
5. Pulau albino
Karena orang-orang albino sering dipinggirkan dari masyarakat, banyak dari mereka memtuskan untuk membentuk komunitas mereka sendiri di pulau kecil Ukerewe, yang berada di lepas pantai Tanzania.
Terhitung 2014, sekira 70 orang albino tinggal disana. Sebagian dari mereka cukup beruntung memiliki keluarga yang tidak percaya dengan takhayul dan mereka bisa hidup bersama dengan damai.
Kota itu dapat ditempuh selama tiga jam perjalanan dari Mwanza, kota terbesar kedua di Tanzania. Pulau ini ibarat surga bagi orang-orang yang mengalami kondisi kulit langka yang disebut albino.
Kondisi ini membuat mereka tidak punya pigmen melanin kulit. Melanin berfungsi melindungi dari sinar matahari dan memberikan warna ke kulit.
Tanpa melanin, penderita kelainan kulit ini beresiko terkena kanker kulit jauh lebih tinggi dibanding dengan orang non-albino. (listvs/es)