Kampung Halamanku Kini

Tercatat, erupsi pertama sekali Gunung Sina­bung yang berada di Kabupaten Karo, Sumut yaitu pada Agustus 2010. Setelah ratusan tahun lamanya tidak ber­aktivitas. Pada September tahun 2013, gunung dengan ke­tinggian 2.451 mdpl kembali erupsi.  Dan hingga kini ke­rap memuntahkan berbagai material vulkanik dan awan panas.

Keberadaan status gunung ini melalui PVMBG pernah menyandang level waspada, siaga, hingga awas. Akibatnya membahayakan warga dan pemerin­tah dengan terpaksa mengevakuasi penduduk setempat ke lokasi yang lebih aman. Meskipun ada korban jiwa tidak dapat dielakkan.

Pemerintah melalui Badan Nasional Penanggula­ngan Bencana (BNPB) melakukan evakuasi warga, terutama warga desa yang berada di radius 3-5 kilome­ter dari gunung. Diantaranya Desa Sigarang-ga­rang, Su­kanalu, Sukameriah, Simacem, Bekerah, Guruki­na­­yan, Beraste­pu, dan beberapa desa lainnya. Tiga desa diantaranya, Si­macem, Sukameriah, dan Bekerah telah direlokasi ke Ka­wasan Relokasi Siosar, Ka­ban­jahe, sejak akhir 2015 lalu.

Erupsi gunung dengan awan panas yang dikeluar­kan­nya telah membakar rumah warga hingga fasilitas umum seperti sekolah, rumah ibadah, puskesmas dan lainnya. Hing­ga beberapa diantaranya seperti Desa Simacem, Be­kerah, dan Sukameriah telah tertimbun dengan material vulkanik. Ketiga desa ini sejak tahun lalu sudah terlihat rata dengan tanah tanpa meninggalkan bekas.

Sementara desa lainnya yang masih terlihat bangunan dan kini sudah tak berpenghuni atau ditinggalkan war­ganya. Diantaranya Desa Sukanalu yang terletak di se­belah utara gunung dan Gurukinayan di sebelah selatan. Ke­dua desa ini merupakan desa dalam zona merah atau ber­bahaya. Karena masih masuk dalam jarak radius se­kitar 5 kilometer dari gunung.

Desa Gurukinayan misalnya, desa ini berada di Kecamatan Payung. Desa yang berpenduduk sekitar 470 KK ini memiliki sejumlah rumah adat khas Karo atau yang lebih dikenal ‘Siwaluhjabu’. Kini rumah sejarah itu telah hancur dan beberapa diantaranya telah terbakar akibat awan panas. Rumah yang terbuat dari material kayu ini secara perlahan lapuk dan hancur.

Demikian juga Desa Sukanalu yang berada di Kecamatan Namanteran. Material erupsi berupa debu vul­kanik, batu kerikil, hingga awan panas hingga kini me­nerpa. Desa yang sepi dan tak ada aktivitas warga ini bagaikan desa mati.

Kedua desa ini menjadi saksi sejarah atas fenomena erupsi Gunung Sinabung yang berkelanjutan. Desa atau kam­pung halaman yang dulu cukup indah dengan pesona alam dikaki gunung, kini berubah total menjadi tak bertuan hingga terkesan seram. Semoga bencana alam ini segera berakhir. (ferdy)

()

Baca Juga

Rekomendasi