Oleh: Jekson Pardomuan
“Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau." - Ibrani 13:5
Saat anak-anak dulu, rasanya ingin sekali punya banyak uang agar bisa membeli apa saja. Seiring waktu berjalan, karena orangtua mendidik anak-anaknya agar tidak menjadi hamba uang dan diperbudak oleh uang, keinginan masa kecil itu seakan tertahan. Uang yang terdiri dari 4 huruf saja, tapi memiliki pengaruh yang sangat luar biasa. Uang adalah hal yang paling sering membuat manusia kuatir. Uang juga bisa membuat perpecahan di dalam satu keluarga. Gara-gara uang juga suami isteri bisa tak sepaham.
Banyak orang berpikir jika memiliki uang banyak, hidup mereka akan baik-baik saja. Pada kenyataannya tidak seperti itu. Ada beberapa orang yang hidup berlimpah, uangnya banyak, namun tetap kuatir, ketakutan, dan gelisah. Bahkan beberapa di antara mereka, mati dengan cara mengenaskan, seperti overdosis obat terlarang dan bunuh diri. Kenapa? Karena mereka sudah kelebihan uang dan bingung mau dibelikan apa.
Uang juga menjadi penyebab banyak birokrasi, anggota dewan, pendeta, guru dan profesi lainnya lupa diri dan melakukan korupsi demi untuk mendapatkan uang. Seperti yang kita lihat di negeri ini, sudah banyak orang yang tertangkap tangan melakukan korupsi, tapi tetap saja jumlah orang-orang yang melakukan korupsi kian meningkat.
Uang bukanlah jawaban bagi kekuatiran dan ketakutan Anda. Dunia ini sudah membuktikannya berulang kali. YESUS adalah jawaban bagi segala kekuatiran dan ketakutan Anda. Tak perlu heran kalau saat ini, seseorang yang sudah banyak uang akan memasang CCTV di tiap sudut rumahnya untuk menggantikan tenaga kerja penjaga malam atau penjaga rumah.
Firman Tuhan seperti dituliskan di atas mengingatkan kita supaya kita jangan diperbudak oleh uang. TUHAN tahu sekali bahwa beberapa manusia bersedia menjadi budak uang karena berbagai macam alasan. Mereka adalah orang-orang yang rela meninggalkan TUHAN, ibadah, persekutuan, keluarga, dan bahkan IMAN percaya mereka hanya demi uang.
Dalam kondisi bangsa dan negara kita seperti sekarang, apa pun saat ini dilakukan orang demi untuk mendapatkan uang. Menjadi bandar narkoba, pelacur, perampok, pembunuh dan profesi lainnya yang tidak dikehendaki oleh Tuhan demi untuk mendapatkan sejumlah uang. Uang menjadi segalanya bagi sebagian orang yang mau diperhamba oleh uang.
TUHAN tahu bahwa manusia seringkali kuatir dan bertanya-tanya, “Tuhan, apa yang harus saya lakukan agar aku bisa mendapatkan uang yang cukup?” atau “Bagaimana dengan masa depan saya, Tuhan?” Kekuatiran dan ketakutan kita akan masa depan yang lebih baik, seringkali membuat kita jadi salah jalan. Padahal, kita cukup memegang janji TUHAN, bahwa DIA yang memelihara kita (1 Petrus 5:7) dan menjanjikan masa depan yang penuh pengharapan bagi kita (Yeremia 29:11), anak-anak-NYA.
Uang dibutuhkan untuk membeli makanan dan pakaian serta membayar sewa atau membeli rumah. Pandangan yang benar tentang uang adalah sebagai sarana untuk mencapai suatu tujuan, tapi bukan tujuan itu sendiri. Saat seseorang memiliki pandangan itu, ia bisa lebih merasa puas. Alkitab mengingatkan, ”Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.” – 1 Timotius 6 : 10.
Cukupkanlah Dirimu
Alkitab tidak mengatakan uang itu salah atau mengkritik mereka yang punya uang, bahkan yang punya banyak uang. Intinya, masalahnya bukan jumlah uang yang dimiliki seseorang tapi sikapnya terhadap apa yang dimiliki atau diingini. Nasihat Alkitab tentang uang itu seimbang dan masih cocok sampai sekarang. Firman Tuhan dengan tegas mengingatkan kita agar jangan jadi hamba uang, karena segala sesuatu dalam kehidupan kita perlu uang.
Untuk makan sehari-hari, kita perlu uang. Menyekolahkan anak juga perlu uang, tapi ketika kita sudah punya uang dan mungkin sedikit berlebih kita langsung berfoya-foya atau memanfaatkan uang kepada tujuan yang salah. Firman TUHAN dalam Ibrani 13 : 5 menuliskan “Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau."
Di dalam kehidupan nyata saat ini, sangat banyak orang yang sudah memiliki harta dan uang mengalami perubahan sikap. Bukan ke arah yang lebih baik, kebanyakan justru jadi sebaliknya. Mereka telah menganggap bahwa dirinyalah yang paling hebat. Semua uang dan harta yang diperoleh, menurut versi mereka adalah karena perjuangan dan kerja keras mereka sendiri. Tak ada lagi ucapan syukur atau terimakasih kepada TUHAN atas berkat-Nya.
Saat ada orang yang sangat membutuhkan uang datang kepada orang-orang ‘kaya menurut dunia’ ini, bukan jawaban sukacita yang didapatkan. Tapi terkadang jawaban yang disampaikan sangat menyakitkan. “Kamu pikir uang itu daun-daunan yang bisa dipetik dan diambil kapan saja? Saya berjuang sendiri untuk mendapatkan semua ini. Maaf, saya tidak bisa memberikan kamu uang, atau pinjam pun tidak bisa. Nanti uang saya berkurang.” Jawaban ini terkadang tidak dipikirkan lebih dulu sebelu disampaikan.
Orang-orang seperti ini terkadang merasa dengan uangnya ia bisa mengatur semua orang, tidak hanya di lingkungan tempat tinggal kita, di gereja sekalipun banyak wajah-wajah seperti ini. Wajahnya seperti menggunakan topeng orang-orang bijaksana, tapi kelakuannya tak ada ubahnya seperti orang-orang yang rakus dan haus akan kekuasaan.
Sekadar berbagi cerita, dalam kehidupan nyata saya pernah bertemu dengan orang yang sangat kaya. Terkenal pelit dan sombong, suatu ketika Tuhan mengijinkannya sakit dan harus masuk rumah sakit. Segala biaya pengobatan dan biaya rumah sakit telah menghabiskan harta dan kekayaannya. Penyakit yang diderita tak kunjung sembuh sampai bertahun-tahun. Dalam sekejap saja, uang dan harta yang dimiliki telah habis demi untuk biaya pengobatan. Sampai akhirnya harus meminta tolong dan belas kasihan orang lain. Cerita ini sesungguhnya sudah banyak terjadi dalam kehidupan nyata.
Firman Tuhan dalam 2 Timotius 3 : 1 – 4 dituliskan “Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar. Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama, tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik, suka mengkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah.” Amin.