Apa Perlunya Melestarikan Kawasan Ekosistem Leuser?

Oleh: Ir. Jafar Siddik, S.Pd.

Kawasan Ekosistem Leuser telah dikenal sebagai paru-paru dunia, coba bayangkan apa jadinya bila paru-paru sudah mengalami kerusakan? Dalam Kawasan Ekosistem Leuser juga terdapat 4 macam satwa langka yang dilindungi secara bersamaan yaitu orangutan, gajah, badak, dan harimau Su­matera, bila Kawasan Ekosistem Leuser rusak apakah anak cucu kita masih bisa melihat langsung satwa tersebut atau hanya bermimpi dan melihat gambarnya saja?

Kawasan Ekosistem Leuser merupakan bentang alam yang terletak antara Danau Laut Tawar di Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Danau Toba di Propinsi Sumatera Utara. Ada 15 kabupaten yang mencakup di dalamnya yaitu Aceh Tenggara, Aceh Barat, Aceh Barat Daya, Aceh Selatan, Aceh Singkil, Aceh Tamiang, Aceh Timur, Aceh Utara, Aceh Tengah, Gayo Lues, Nagan Raya, dan Langkat, Deli Serdang, Karo, Dairi. Luas keseluruhannya lebih kurang 2,5 juta Ha dengan curah hujan rata-rata 2544 mm per tahun dan suhu harian rata-rata 26 0C pada siang hari dan 21 0C pada malam hari.

Menurut seorang ahli geologi Belanda bernama F.C.Van Heurn bahwa Kawasan Ekosistem Leuser begitu unik dan kaya akan keanekaragaman hayatinya dan di dalamnya terdapat beberapa jenis habitat penting. Bagi masyarakat adat, wilayah Gunung Leuser sendiri adalah kawasan yang dianggap sakral atau suci.

Kawasan Ekosistem Leuser pertama kali diperkenalkan melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 227/Kpts-II/1995 yang kemudian dikuatkan dengan Keputusan Presiden No. 33 tahun 1998. Kawasan ini sangat penting bukan hanya karena keane­karagaman hayatinya yang tinggi tetapi juga karena fungsinya sebagai sumber kehidupan masyarakat sekitarnya dan sebagai kawasan hutan alami di Pulau Sumatera bagian Margasatwa, Hutan Lindung, dan Cagar Alam.

Kerusakan hutan yang parah telah menyebabkan rusaknya keseimbangan lingkungan yang ditandai dengan hampir punahnya spesies hayati penting, terjadinya bencana alam dan konflik antara manusia dengan satwa. Kawasan Ekosistem Leuser adalah bagian terbesar dari hutan-hutan asli terakhir yang masih tersisa di Pulau Sumatera bagian utara.

Pelestarian Kawasan ini diharapkan dapat menyelamatkan keanekaragaman hayati di dalamnya dan seutuhnya sebagai penyanggah kehidupan manusia dalam bentuk udara dan air bersih. Oleh kerena itu, penyelamatan Kawasan Ekosistem Leuser adalah pertem­puran terakhir untuk menyelamatkan hutan asli Sumatera. Beberapa alasan mengapa Kawasan Ekosistem Leuser perlu dilestarikan seperti:

Pertama Hutan Kawasan Ekosistem Leuser sebagai daerah tangkapan air, Sistem perakaran dari pepohonan yang ada di hutan berfungsi sebagai penahan air hujan yang jatuh agar sampai diserap oleh tanah dan tidak hanya menjadi aliran air permukaan yang dapat mencuci hara yang ada di lapisan tanah bagian atas. Air yang diserap oleh tanah sebagian akan menjadi air tanah yang dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan di atasnya dan juga sebagai sumber air yang mengalir di dalam tanah dan sebagai aliran sungai yang dapat mendukung pertanian dan perikanan.

Kedua Hutan Kawasan Ekosistem Leuser sebagai paru-paru alam, hanya tumbuhan yang dapat melakukan fotosintesis yang menyerap karbondioksida (CO2) dan melepaskan oksigen (O2) sebagai hasil sampingan. Udara yang kotor (miskin oksigen) hanya dapat diubah menjadi udara bersih dan segar kembali (kaya oksigen) oleh tumbuhan, hal inilah yang me­nyebabkan pepohonan di hutan diumpa­makan sebagi paru-paru alam.

Ketiga Kawasan Ekosistem Leuser sebagai sumber hasil hutan non-kayu, bila kita memanfaatkan hasil hutan non-kayu secara lestari dan tetap memberi kesempatan hutan untuk terus memulihkan dirinya, maka nilai ekonomi yang dihasilkan akan jauh lebih tinggi dan lebih banyak generasi yang merasakan manfaatnya.

Keempat Kawasan Ekosistem Leuser sebagai objek pene­litian dan wisata ekologi, objek penelitian tersedia begitu melimpah di dalam hutan dan penelitian yang seksama akan terus menghasilkan penemuan baru bagi ilmu pengetahuan. Di dalam Kawasan Ekosistem Leuser terdapat berbagai macam tanaman obat yang merupakan misteri alam yang perlu dikaji dan diteliti sebelum ditemukan manfaatnya. Menikmati ke­indahan alam akan menimbulkan rasa cinta terhadap alam, menumbuhkan keinginan untuk menjaganya dan menghilang­kan keinginan untuk merusaknya.

Kelima Kawasan Ekosistem Leuser sebagai habitat bagi berbagai spesies hayati seperti: bunga bangkai, bunga rafflesia, kantong semar, jamur dan orangutan, gajah, badak, harimau Sumatera dan lain-lain.

Sebagian besar daerah yang ada di Kawasan Ekosistem Leuser memiliki ketinggian lebih dari 1500 m dan kemiringan lereng lebih dari 40 persen. Hal ini menyebabkan daerah ini rawan terhadap bencana alam (banjir, erosi dan tanah longsor) bila hutannya menjadi gundul tanpa pepohonan sebagai penahan air hujan.

Langkah-langkah yang dapat di lakukan untuk meningkatkan pelestarian Kawasan Ekosistem Leuser yaitu: (1) meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya Kawasan Ekosistem Leuser melalui sosia­lisasi. (2) menyelesaikan konflik antar pihak terkait, mengurangi gangguan terhadap daerah tangkapan air, dan membangun koridor satwa liar untuk kelangsungan hidup populasi fauna yang terancam punah. (3) mendukung peningkatan penegakan hukum yang lebih baik. (4) merehabilitasi daerah-daerah yang terdegradasi melalui hutan kemasyarakatan (penanaman pohon non-kayu seperti bambu dan rotan). (5) mendu­kung pengembangan sumber daya ma­nusia dan mengembangkan rasa memiliki dalam hal pengelolaan Kawasan Eksistem Leuser yang lebih efisien, efektif dan sadar teknologi konservasi. (6) mendukung upaya penyela­matan jasa ekologi bagi kepentingan masya­rakat seperti untuk jasa air, irigasi dan per­tanian. (7) mendapatkan perhatian pihak internasional dan regional untuk membantu upaya-upaya penyelamatan Kawasan Eko­sistem Leuser.

Kawasan Ekosistem Leuser adalah salah satu hutan tropis terkaya di dunia yang masih tersisa dan merupakan unsur vital bagi tercapainya pembangunan yang berke­lanjutan di Sumatera bagian Utara. Kawasan Ekosistem Leuser adalah milik kita dan warisan untuk anak cucu kita di masa men­datang. Melestari­kannya berarti melestarikan generasi kita kelak. Perusakan yang terus terjadi adalah salah satu petunjuk bahwa keperdulian kita terhadap Kawasan Ekosis­tem Leuser masih rendah. Kawasan ini telah banyak memberikan hasil dan manfaatnya untuk kesejahteraan kita semua. Nilai ekonomi yang dihasilkan­nya bila diman­faatkan secara lestari jauh lebih tinggi dari pada bila kita memanfaatkannya secara serakah dalam beberapa tahun saja.

Usaha pelestarian Kawasan Ekosistem Leuser ini, walaupun telah dilakukan tetapi ternyata belum memberikan hasil yang memuaskan karena pelestarian harus dilakukan oleh berbagai pihak (masyarakat lokal, aparat pemerintah, aparat penegak hukum, pengusaha, lembaga swadaya masyarakat dan pihak-pihak lain yang peduli) secara bersama-sama dengan hati yang tulus demi kepentingan seluruh rakyat Indonesia dan dunia. Sebelum semuanya terlambat, semua pihak wajib menjaga dan melestarikan Kawasan Ekosistem Leuser ini. ***

Penulis adalah Guru Tamansiswa Binjai.

()

Baca Juga

Rekomendasi