Mahasiswa Mengabdi

Oleh: Daniel Turnip.

Saat mendengar kata Mahasiswa apa yang terpikir dalam benak anda?. Ba­nyak yang berkata bahwa inilah ge­nerasi-generasi yang memiliki in­telektual yang tinggi, integrasi yang ter­tata, emosi yang sudah dewasa dan jiwa yang sudah lebih kompeten dan atau sebaliknya orang yang suka buat keri­butan, demo sana sini dan suka meng­ganggu jalanan dengan rambut gondrong dan pakaian sobek-sobek dengan idealis yang mem­bara.

Berkuliah adalah proses pende­wa­saan diri dari kita tamat sekolah me­nengah atas (SMA) menuju ke bangku per­kuliahan yang lebih memiliki kemandirian yang lebih tertata dengan jadwal yang super sibuk dan dipenuhi dengan tugas yang menumpuk serta rutinitas yang tiada tandingan. Tidak hanya itu, kuliah dengan proses belajar me­ngajar juga sering membuat ma­hasiswa lupa akan lingkungan sekitar dan kampung halaman sejak kecil sudah membesarkan dirinya. Dengan la­bel MAHA tidak sedikit dari mereka yang hanya meng­utamakan kepen­ti­ngan pribadi tanpa memikirkan im­plementasi dari keilmuan yang selama ini sudah dikecam setiap individu.

Dalam dunia perkuliahan sering kita mendengar proses belajar menga­jar yang kurang efektif dan tidak pro­duktif. Dalam artian dimana kampus dan mahasiswa hanya menjadi satu ba­gian yang sama tanpa memiliki ke­sinambungan dalam proses ini. Seperti ku­rang efektifnya proses belajar me­ngajar diperkuliahan tak pelak hanya menjadi batu sandungan bagi maha­sis­wa yang menerima ilmu tidak de­ngan keinginan pribadi. Tidak hanya itu, ilmu yang digunakan hanya seba­tas pengeta­huan umum yang  banyak di­terima dari kegiatan bertatap muka dengan dosen.

Seyogyanya, pendidikan yang bermutu adalah pendidikan yang tak hanya membuat individu mantap secara teoritis namun juga lihai dalam melakukan praktek lapangan. Praktek akan berhasil jika ilmu yang berbentuk imajinasi dalam pemikiran tersalurkan dan tidak hanya menjadi bualan dalam ranah pendidikan seperti kampus tapi langsung dalam dunia rill yaitu objek. Maksudnya jika dia mahasiswa Ilmu Kesejahte­raan Sosial contohnya, teori yang selama ini sudah didalami dalam rua­ngan sempit segi empat dengan jum­lah mahasiswa terbatas harus me­miliki target sasaran yang jelas yaitu masalah sosial dalam masyara­kat.

Pengalaman merupakan ilmu yang sa­ngat berguna yang dapat kita peroleh di­manapun terutama di lingkungan se­kitar kita. Tanpa mengesampingkan dasar teoritis dalam dunia kampus, inilah yang sering disebut mensinam­bung­kan keduanya dengan kebutuhan yang sama. Lingkungan sekitar adalah ben­­tuk nyata yang dapat kita buat se­bagai ranah praktek dari keilmuan yang kita gunakan dalam meng­im­ple­mentasikan pengetahuan yang se­lama ini kita gunakan di bangku per­ku­liah­an dengan manfaat yang lebih. Man­faatnya sangat jelas yaitu kita tidak hanya menjadi individu yang penuh dengan teori dalam pe­mi­kiran na­mun lebih dari sebuah pro­yek­tifitas la­pangan di dunia masya­ra­kat.

Bentuk dari implementasi kedua­nya adalah pengabdian. Pengabdian dalam dunia mahasiswa memiliki tujuan utama dalam tridarma perguru­an tinggi. Mahasiswa dituntut memi­liki pendidikan, penelitian dan pe­ngab­dian dalam proses mengasah ke­mam­puan dalam dunia kampus. Me­miliki ilmu dan sudah mendalami da­sar dalam pengetahuan yang pen­ting suatu kemampuan terpenting. Hasil­nya tak hanya menjadi mahasis­wa kaku yang sibuk dengan tugas kam­pus, namun juga lebih dari itu.

Menjadi agen perubahan yang lebih pro­aktif adalah suatu tujuan mulia dari arti mahasiswa sesungguhnya. Mem­bangun masyarakat dengan cara me­ngabdi adalah suatu hasil yang sa­ngat penting. Mahasiswa tidak hanya men­jadi tongkat dalam pemikiran yang statis, juga dapat menjadi agen dalam menggerakan masyarakat me­nuju arah yang lebih baik. Pengabdian sua­tu tindakan yang sangat berguna. Ti­dak hanya menjadikan buah pikiran ke­dalam kegiatan, namun juga dapat menjadi landasan yang sangat ber­man­faat dalam meningkatkan dinas­mi­sasi dalam masyarakat.

Mari Mengabdi

Memperhatikan mahasiswa pada saat ini dengan berbagai macam kate­gori dan jenisnya, banyak individu yang hanya memiliki status ma­ha­sis­wa tanpa tindakan sedikit pun sela­ma mengikuti perkuliahan. Tindakan yang benar adalah ketika kita mampu me­nindaklanjuti suatu kemampuan yang kita miliki dengan kenyataan yang sesuai dengan ekspektasi diri sen­diri. Kenyataan adalah suatu ba­gian dari kesuksesan yang diingin­kan setiap mahasiswa baik dimanapun me­reka berada.

Sebagai suatu status yang memi­liki cita-cita besar, sudah sepantasnya ke­mam­puan mahasiswa disalurkan de­ngan cara mengabdi. Pengabdian me­miliki tujuan yang mulia. Tidak ha­nya me­nyalurkan ilmu yang di­miliki, na­mun juga dapat belajar dari pengab­dian yang dilakukan. Bukan ha­nya itu, lapangan tak pernah ber­kata bo­hong bila kita sudah me­nye­lam dan men­diami kehidupan yang sehari-hari meng­utamakan tinggal bersama dan ber­baur dengan masya­rakat itu sendiri.

Kegiatan dengan tinggal dan mem­bangun masyarakat dengan produk in­telektual yang ada akan memberikan pem­baharuan baru. Dinamisasi dalam ke­hidupan bermasyara­kat sangatlah penting. Bukan hanya memandang, namun juga ikut serta dalam kelang­su­ngan pembangunan yang postif dan ber­guna bagi masyarakat tersebut. Life with them (tinggal bersama mereka)  merupakan hal yang terpenting dalam mengaplikasikan pengabdian dalam masyarakat. Tidak hanya memandang masyarakat sebagai suatu kelompok kecil namun lebih dari itu. Masyarakat adalah tempat sasaran yang sangat jelas untuk menyalurkan ilmu dan me­nemukan masalah sosial baru yang lebih jelas.

Berawal dari Masyarakat

Masyarakat memiliki lapisan yang sa­ngat kompleks dengan berbagai ma­cam masalah persoalan yang sangat penting. Kegiatan bermasyarakat dan bersosialisasi adalah bagian yang sa­ngat penting. Belajar tidak hanya dila­­kukan di ruangan kelas kampus yang sangat pengap dan kaku. Ling­kungan masyarakat banyak menyim­pan pengetahuan baru yang sangat penting untuk masa depan.

Pengabdian yang dilakukan di masyarakat tidak hanya memberikan perubahan. Hal yang terpenting adalah menyalurkan pengetahuan tadi yang sudah diperoleh ketika belajar. Masyarakat dan tinggal dengan mereka adalah suatu lapisan akan memberikan suatu keahlian baru bagi mahasiswa. Pengabdian juga proses yang sangat logis dalam suatu kegiatan mahasiswa yang sebenarnya.

Banyak yang akan kita peroleh se­telah kita melakukan pengabdian. Me­ru­bah masyarakat dengan cara ma­ha­siswa menghasilkan suatu hal yang baru. Tidak hanya merubah secara fisik namun juga dapat meng­hasikan pe­rubahan secara psikis. Pemikiran atau tindakan yang dila­kukan masya­ra­­kat setelah pengabdian sa­ngat ber­man­faat bagi masyarakat itu sendiri. Me­­ma­jukan lingkungan masyarakat de­ngan kegiatan sangat berdampak po­si­tif. Masyarakat dapat sadar de­ngan kekurangan yang dimiliki ling­ku­ngan sekitarnya dan pada akhirnya pendidi­kan mahasiswa dalam pengab­dian di masyarakat adalah hal yang utama. ***

Penulis adalah Mahasiswa Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial Universitas Sumatera Utara dan Pemerhati Masalah Sosial.

()

Baca Juga

Rekomendasi