Kasus Rabies di Nias Selatan Meningkat, Langkah DKPP Sumut?

Analisadaily (Medan) - Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Sumut, Dahler, melalui Kabid Kesehatan Hewan, Mulkan Harahap mengatakan, kasus penggigitan hewan penular rabies (HPR) di Nias Selatan (Nisel), khususnya anjing, menunjukkan gejala yang meningkat.

"Berdasarkan data yang kita himpun dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Nisel, sejak Januari sampai Juli 2017 sudah ada 212 kasus penggigitan HPR kepada manusia dan tiga diantaranya meninggal dunia," kata Mulkan, Rabu (16/8).

"Dua orang yang meninggal dunia berasal dari Kecamatan Lahusa pada bulan Juni dan satu lagi di Kecamatan Somambawa. Bahkan dari dua kecamatan itu, terjadi kasus penggigitan HPR sebanyak 94 kasus," lanjutnya.

Mulkan menjelaskan, pihak Dinkes Nisel beserta sejumlah pihak terkait terus melakukan sosialisasi tentang SOP (Standard Operating Procedure) terkait penanganan kasus rabies.

"Sosialisasi penanganan perihal kasus rabies ini tidak hanya dilakukan kepada manusia saja, tapi juga kepada hewan penular rabies, khususnya anjing," terangnya.

Lebih lanjut Mulkan menjelaskan, pihak DKPP Sumut telah dan akan terus melakukan langkah-langkah untuk menekan angka kasus rabies tidak terjadi lagi, tidak hanya di Nisel tapi juga di seluruh wiayah Sumut.

"Tentu langkah utamanya adalah memberikan vaksin kepada HPR agar tidak terjadi lagi kasus seperti ini. Dan sore ini kami sudah menerima 75 ribu dosis vaksin rabies dari pusat," sebutnya.

"Bahkan dijadwalkan Kadis Pertanian Nisel akan datang langsung mengambil vaksin. Selanjutnya pekan depan kami akan mengalokasikan vaksin tersebut ke seluruh Kabupaten/Kota di Sumut," lanjutnya.

Mulkan juga mengimbau, agar para pemilik HPR agar rutin melaksanakan vaksinasi. "Minimal para pemilik harus melakukan vaksinasi setahun sekali," pungkasnya.

(AA)

Baca Juga

Rekomendasi