Solusi Antrian dengan Sistem Cerdas

Oleh: Zulfian Azmi

ANTRIAN merupakan suatu perma­sa­lahan yang sering terja­di dalam kegiatan se­hari-hari. Seperti pada antrian pada bank, loket tiket kereta api, tiket bioskop, pada kasir super­market dan kejadian lain. Antrian timbul disebabkan oleh ke­butuhan akan layanan melebihi ka­pasitas pelayanan, sehingga pengguna fa­silitas yang tiba tidak bisa segera men­dapat layan­an disebabkan kesibukan layanan. Jika solusinya menambah fa­silitas pelayanan kepada pelanggan un­tuk mengurangi an­trian panjang tentu akan menambah biaya dan akan menim­bulkan pengurangan keuntungan dan membutuhkan investasi ekstra. Semen­tara, sering timbulnya antrian yang pan­jang akan mengakibatkan ketidak­nya­manan pelanggan dan dapat hi­langnya pe­langgan. Sehingga pertanyaan dari pe­langgan yang selalu muncul, berapa lama pelanggan harus menunggu, berapa jum­lah customer , dan apa yang harus dila­kukan menunggu masa antrian dan ban­yak pertanyaan pelanggan lagi ketika me­ng­alami antrian yang panjang.

Umumnya beberapa pelayanan umum meng­gunakan sistem antrian otomatis menggunakan tombol, modul perekam sua­ra dan juga seven segment. Sistem an­trian otomatis ini bekerja de­ngan cara mem­beritahukan nomor antrian dengan cara ber­urut yaitu dengan menekan tom­bol maka secara otomatis mo­dul pere­kam suara akan memberitahukan nomor an­trian yang akan mendapat pelayanan dan juga angka nomor antrian terse­but akan tampil pada seven segment. Sistem antrian otomatis ini dilengkapi dengan teknik counter yaitu counter up, dimana teknik ini berfungsi sebagai pengatur nomor urut antrian pada sistem agar tidak terjadi kesalahan nomor.Penggunaan teknik counter up pada rancangan sistem antrian ini didasarkan pada perhitungan yang diawali dari hitungan kecil hingga hitungan terbesar dan kembali secara otomatis. Pada rancangan sistem antrian otomatis ini apabila dalam hitungan yang di­tentukan maka secara otomatis akan me­reset atau kembali ke perhitung­an awal . Penerapan tenik counter up ini be­ker­ja dengan inputan berupa tombol yang ditekan bila ingin melanjutkan no­mor an­trian. Apabila tombol ditekan dan meng­hasilkan nilai 1 maka se­cara oto­matis penjumlahan akan bertambah. Te­tapi sistem ini belum begitu efektif de­ngan hanya menggunakan algoritma first in first out (siapa datang dahulu itu yang dahulu dilayani). Dan jika algoritma ini saja yang diterapkan tentu ada batasnya dan belum memberikan efek maksimum dalam solusi antrian.

Nah, dalam permasalahan antrian ini penting mengambil referensi pendekatan dari strategi sistem operasi, manajernya komputer atau resource manager dalam pengelolaan proses dan seluruh sumber daya komputer. Peranan sistem operasi sa­ngat penting dalam pengelolaan se­luruh sumber daya kom­puter sehingga ter­pakai secara efisien, efektif dan cepat. Sis­tem ope­rasi melakukan fungsinya de­ngan men­jadwalkan setiap proses yang masuk un­tuk dieksekusi secara bergan­tian de­ngan melakukan pemilihan proses meng­gunakan beberapa algorit­ma. Kalau di suatu tempat pelayanan seperti­nya hanya meng­gu­na­kan 1 atau 2 algorit­ma saja dari yang dilakukan sistem ope­rasi. Contoh : first in first out disingkat FIFO atau first come first serve, siapa da­tang dahulu itu yang dahulu dila­yani, maka kalau algorit­ma ini saja yang dite­rapkan tentu ada batas­nya menyebab­kan se­ring terjadinya antrian. Ini pernah pe­nulis alami ketika menung­gu antri yang panjang pada layanan customer suatu layanan komer­sial, sehingga meng­ha­bisk­an banyak waktu menunggu antrian. Te­tapi jika menggunakan beberapa algo­ritma yang dipakai oleh sistem operasi akan le­bih efisien, adil dan cepat. Seperti shortest job first (SJF), mem­prioritaskan pro­ses berdasarkan waktu running atau burst time, yang paling pendek dan di­jad­walkan terlebih dahulu untuk di­ek­sekusi sam­pai selesai. Atau meng­gu­na­kan al­goritma round robin yaitu pen­jad­wal­an tan­pa prioritas. Proses di sela ber­da­­sar­kan lama waktu berjalan­nya proses. Se­mua proses dianggap penting dan di­beri waktu jatah pemakai­an atau time slice. Jadi jika waktu (quan­tum) habis dan proses belum selesai maka proses akan dialihkan statusnya dan penjad­wal­an akan dija­lankan untuk memilih proses lain untuk dieksekusi. Jika quantum belum habis dan proses sedang me­nung­gu suatu even maka status proses men­jadi blocked dan penjadwal akan dija­lan­kan untuk me­­mi­lih antrian proses lain untuk di­ekse­ku­si.

Algoritma schedulling, merupakan pe­n­­jadwalan mengguna­kan prioritas dina­mis. Jika terdapat N pelanggan, maka setiap pelanggan diusahakan men­dapatkan 1/N waktu layanan. Dan pada saat terjadi penjadwalan dihitung rasio waktu running se­men­jak dimulai setiap pelanggan dan waktu pelanggan secara ke­seluruhan. Customer akan menjalan­kan proses de­ngan rasio teren­dah atau pro­ses yang paling sedikit jatah yang se­harusnya. Algorima lain yaitu priority scheduling, proses prioritas yang lebih tinggi akan dijadwalkan terlebih dahulu. Jika ada proses baru yang masuk dengan prioritas lebih tinggi dari proses yang sedang berjalan maka akan dialih­kan ke pro­ses yang baru tersebut. Selan­jut­nya al­go­ritma multi level queue (MLQ), proses dibagi atas group dan ditempatkan pada antrian yang berbeda. Misalnya 1 antrian menggunakan algorit­ma round robin, antrian lain meng­gu­nakan first come first serve, ataupun guaran­teed schedulling. Sementara algoritma penjad­walan antar antrian lain menggunakan algoritma priority sche­dul­ling maka seluruh proses pada antrian yang berprioritas lebih tinggi akan dijad­walkan dahulu sampai selesai semuanya, baru penjadwalan dilakukan pada proses-proses yang berada pada antrian ber­prioritas berikut­nya. Jika dengan round ro­bin maka setiap antrian akan mendapat jatah penjadwalan secara bergilir. Antrian yang berprioritas lebih tinggi diberi wakt­u yang lebih lama.

Algoritma berikutnya, menggunakan algoritma multi level feedback queues yang merupakan algortima penjadwalan ber­prioritas dinamis berdasarkan jum­lah quantum time. Algoritma ini meng­gunakan sejumlah antrian dengan pri­oritas yang berbeda. Misalkan antrian dengan prioritas tertinggi memiliki quan­tum time 5 menit, sedangkan an­trian berikut memiliki quantum time 15 menit dan seterusnya. Dan suatu proses baru selalu dimasukkan pada antrian berprioritas tertinggi, jika da­lam waktu 1 quantum proses tersebut belum sele­sai maka pro­ses bersangkutan akan di­pindahkan ke antrian berikutnya yang memiliki quantum time yang lebih be­sar. Jika pada antrian ber­prioritas lebih tinggi masih terdapat proses maka pen­jad­walan akan memilih proses tersebut lebih dahulu sampai se­mua­nya selesai ataupun dipindahkan ke antrian level ba­wah­nya. Keuntungan algoritma pen­jadwalan ini adalah proses yang pendek atau proses baru tidak perlu menunggu proses panjang yang sedang berjalan. Proses baru akan segera dieksekusi, dan jika waktu eksekusinya pendek maka proses tersebut akan sele­sai dalam 1 quantum. Selanjutnya algoritma meng­gunakan kombinasi dari beberapa algo­ritma tersebut. Dan dari strategi sistem operasi ini dalam bekerja menjadwa­lkan seluruh proses dan sumber daya pa­da komputer sehingga dapat menye­lesaikan proses dengan cepat dan efi­sien, mengurangi terjadinya dead­lock. Karena sistem operasi memper­tim­bang­kan sejumlah fak­tor diantaranya keadi­lan), efisiensi, waktu tanggapan yang di­­usahakan sependek mungkin, waktu tunggu yang kecil dan se­ba­gainya. Se­hingga mengurangi antrian butuh kreasi dan simulasi sistem untuk dapat diana­lisa dengan baik dengan teknik dan al­goritma yang tepat Dan dengan adanya simulasi tentang antrian ini dapat diana­lisa rata-rata yang antri, waktu sibuk ki­nerja customer dalam pelayanan. Se­hingga diharapkan ada suatu inovasi dan kreativitas membangun suatu sis­tem yang lebih cerdas. Sehingga kalau mengambil referensi strategi dari sistem operasi untuk membangun sistem cer­das antrian tentu menjadi analisa dan stu­di diharapkan permasalahan antrian pada tempat-tempat pelayanan umum ini paling tidak sedikit dapat lebih baik.***

* Penulis adalah Dosen Sistem Komputer STMIK Triguna Dharma Medan

()

Baca Juga

Rekomendasi