Sejumlah Fakta Menarik Tentang Kamboja

BUKTI berdasarkan uji zat kar­bon menunjukkan bahwa Kam­boja telah dihuni sejak awal tahun 4000 SM. Istilah bahasa Inggris Cambodia berasal dari bahasa Pe­rancis “Cambodge”.

Warga bagian timur Kamboja lebih banyak yang menggunakan na­ma “Kampuchea”. Kamboja ada­lah jajahan Perancis selama 90 tahun dari tahun 1863 sampai 1953.

Di bawah Raja Sihanouk, Kam­boja menjadi negara merdeka dengan nama Kerajaan Kamboja. Kamboja diduduki Jepang selama Perang Dunia II dari tahun 1941 sampai 1945.

Perancis banyak memberikan pe­ngaruh di Kamboja berupa ar­site­ktur khususnya di wilayah Phnom Penh. Arsitektur gaya Paris nya mendapat julukan “Mutiara Asia” pada tahun 1920-an dan di­juluki dengan “Paris dari Timur”.

Bendera Kamboja adalah satu-sa­tunya bendera negara di dunia (selain Afghanistan) yang ber­gam­bar bangunan, yaitu ba­ngu­nan Ang­kor Wat.

Motto Kamboja adalah “Bang­sa, Agama, Raja”. Phnom Penh ada­­lah ibu kota Kamboja. Phnom Penh secara bahasa arti­nya “Bukit Penh” (Phnom adalah bahasa Kh­mer yang artinye “bukit atau data­ran tinggi”). Nama Phnom Penh juga karena daerah ini dibangun be­ra­wal dari kuil kecil yang diba­ngun di sana pada tahun 1372 oleh seorang wa­nita Khmer bernama Penh.

Agama resmi Kamboja adalah Buddha Theravada, yang dipeluk oleh 95% penduduk Kamboja. Sa­lah satu aliran agama Buddha ini mengikuti ajaran Tipitaka atau dalil-dalil Pali, yaitu kumpulan teks aja­ran Buddha paling kuno, yang pe­ngi­kutnya mencapai 100 juta saat ini.

Raja sekarang Kamboja, Raja Agung Norodom Sihamoni adalah seorang sarjana dan tidak mem­punyai anak, jadi tidak ada penerus­nya yang menjadi syarat kelanjutan raja Kamboja berikutnya.

Pada tanggal 14 Oktober 2004, Raja Agung Norodom Sihamoni ter­pilih dengan suara bulat oleh ang­gota konsili istana Raja Kam­boja. Dia lahir pada hari Selasa, 14 Mei 1953 di Phnom Penh. Dia juga se­orang pedansa ballet yang terlatih.

Bekas raja Kamboja, Norodom Sihanouk mendukung pernikahan gay selama berkuasa di Kamboja. Sebuah toilet senilai $40.000 di­bangun untuk keperlaun pribadi Ratu Maha Chaktri Sirindhorn dari Thailand saat dia berkunjung ke Kamboja.

Termuda

Perdana menteri Kamboja, Hun Sen, menjadi kepala negara ter­muda di dunia, dengan usia 32 ta­hun lebih 162 hari ketika men­jabat sebagai perdana menteri Kam­boja. Dia menjabat selama 25 tahun sampai dia berusia 74 tahun.

Pada tahun 2011 Hun Sen me­nyatakan jika ada seseorang yang berusaha mengadakan demontrasi melawan kekuasaannya, “Saya akan pukul seluruh anjing-anjing itu dan akan saya masukkan ke da­lam sangkar”.

Selama perang Vietnam, Ame­rika juga membom Kamboja dari tahun 1963 sampai tahun 1973.

Rezim Khmer Merah mela­ku­kan genosida di Kamboja antara tahun 1975 dan 1979, dan mem­bu­nuh sekitar setengah sampai tiga juta jiwa. Genosida ini berakhir ke­tika Vietnam menginvasi Kamboja.

Jasad-jasad yang terbunuh se­lama genosida dikubur di “La­dang Pembantaian” (Killing Field). Isti­lah Ladang Pembantaian ini di­nyatakan oleh jurnalis Kamboja, Dith Pran, setelah dia melarikan diri dari rezim Khmer Merah.

Khmer Merah bisa dikatakan se­bagai organisasi gerilya Komu­nis, yang melawan pemerintahan Kamboja pada tahun 1960-an dan mengobarkan peperangan dari ta­hun 1970 sampai merebut kekua­saan pada tahun 1975.

Kamboja juga tempatnya “Gua Pembantaian” (the Killing Cave) Phnom Sampeau. Gua ini berisi tu­lang-tulang dokter, guru, laki-laki, perempuan, yang dibantai oleh rezim Khmer Merah.

Communist Party of Kampuhea (CPK) atau Partai Komunis Kam­boja dikenal dengan Khmer Merah, yang mulai berkuasa pada 17 April 1975. Meski demikian, keberadaan partai ini bergarak sembunyi-sem­bunyi sampai tahun 1977.

Pol Pot (nama aslinya Saloth Sar) juga dianggap sebagai salah satu diktator keji di dunia, yang ditetapkan sebagai sekretaris dan pemimpin partai pada tahun 1963.

Tujuan partai Khmer Merah ini adalah membangun negara tanpa kelas dengan berdasarakan pada perekonomian agraris pedesaan.

Selama berkuasa, partai ini me­ng­abaikan perikemanusiaan dan melakukan kekerasan serta pem­ban­taian massal. Hampir 2 juta penduduk menjadi korban selama periode tahun 1975 dan 1979.

Pedesaan

Untuk mewujudkan Kamboja menjadi negara pedesaan, masya­rakat tanpa kelas, maka sekolah-sekolah umum, pagoda, masjid, gereja, universitas, toko-toko dan bangunan-bangunan pemerintah ditutup atau dirubah menjadi pen­jara dan kamp-kamp konsentrasi.

Di sana tidak ada transportasi umum atau pribadi, tidak ada keka­yaan pribadi, dan tidak ada per­tun­jukan non revolusioner. Per­kum­­pulan-perkumpulan dan dis­kusi umum dilarang selama periode ini.

Penjara paling terkenal di Kamboja dikenal dengan nama S-21 yang berisi 14.000 tahanan dan hanya ada 12 orang yang bertahan hidup. Khmer Merah yang bertang­gaung jawab atas penahanan, intro­gasi, dan hukuman mati dari para tahanan.

Tindakan yang paling brutal dari pemerintahan waktu itu ada­lah warga Kamboja dipaksa menanam sekitar tiga ton padi per hektarnya di seluruh Kamboja. Akibatnya, pen­duduk sipil dipaksa bekerja se­lama lebih dari 12 jam setiap harinya tanpa persediaan makanan dan istirahat yang cukup.

Di Kamboja terdapat pahatan dinosaurus kecil di dinding kuil di Ta Prohm. Ukiran ini mungkin me­ng­indikasikan bahwa dino­saurus per­nah tinggal di sini. Namun be­lum ada bukti yang menguatkan tentang hal ini.

Di Kamboja terdapat “klinik buta”, dimana orang bisa memp­e­roleh pesan dari penduduk yang bu­ta. Orang-orang ini dilatih de­ngan seni memberi atau mengirim­kan pesan sehingga mereka bisa men­jalani hidupnya. Ada sekitar 1 persen penduduk Kamboja yang buta.

Meski Kamboja termasuk salah satu dari negara termiskin di Asia, tetapi Kamboja mendapat kunju­ngan luar biasa. Pada tahun 1014 saja, negara ini memasok turis sam­pai sebanyak 4,5 juta dan diper­kirakan mencapai 2 juta se­tiap ta­hunnya sejak tahun 2007. Turis­me jelas berperan penting dalam pertumbuhan ekonomi Kamboja.

Angkor Wat adalah monumen agama terbesar di dunia, yang luas­nya mencapai 162.2 hektar. Ba­ngu­nan ini dibangun oleh Raja  Khmer Suryawarman II dari tahun 1112 sampai 1150 untuk menghor­mati dewa Hindu Wisnu. Kuil ini awalnya adalah kuil Hindu namun berangsur-angsur menjadi kuil Buddha pada akhir abad ke-12.

Istilah Angkor Wat berasal dari bahasa Khmer yang artinya adalah “Kota Kuil atau Candi ”. Nama Ang­kor juga menjadi nama beer ter­kenal di Kamboja.

 Pendeta Portugis, Antonio da Madalena, salah satu pengunjung Angkor Wat pertama dari Barat, me­nyatakan bawah Angkor Wat “adalah bangunan yang sangat luar biasa yang tidak mungkin bisa di­gambarkan dengan tulisan”.

Hampir separuh dari turis yang ber­­kunjung ke Kamboja ada­lah un­tuk melihat Angkor Wat.

Yang aneh dari Angkor Wat yang berbeda dengan kuil-kuil lain­nya adalah kuil ini menghadap ke barat, yaitu arah yang berhubu­ngan dengan kematian. Aturannya pada waktu itu adalah kuil menghadap ke timur. Alasan arah kuil ke barat be­lum diketahui, namun pada umum­­nya bangunan tersebut me­mang untuk pemakaman.

Angkor Wat ditemukan oleh penjelajah Perancis pada abad ke-19.  Angkor Wat masuk dalam UN­ES­CO World Heritage Site sejak tahun 1992. Angkor Wat pernah men­jadi lokasi pembuatan film “Tomb Raider” yang meng­habis­kan dana sebesar $10.000 per hari­nya selama tujuh hari pembuatan.

Sektor garmen dan sepatu atau sandal juga merupakan sektor pendu­kung perekonomian Kam­boja. Lebih dari 600.000 warga Kam­boja bekerja di kedua sektor tersebut yang mayoritas terdiri dari pekerja wanita. (sfc/ar)

()

Baca Juga

Rekomendasi