Kanker termasuk salah satu penyakit mematikan yang ditakuti banyak orang. Namun, dr Warsito melabrak realitas yang berkembang di tengah penderita kanker di tanah air ini. Buku berjudul Setrum Warsito ini menjadi saksi bisu perjuangan dan perlawanan Pak Warsito dalam menyelematkan para Penderita kanker di tanah kawasan nusantara. Ada sekian nyawa yang terselamatkan berkat usaha dokter Warsito. Perlawanan dr Warsito termaktub dalam temuan bergengsinya, rompi anti kanker (hlm. 5).
Warsito lahir pada tahun 1967. Bernama lengkap, Warsito Purwo Taruno. Dia lahir di pedalaman Solo, tepatnya di Ploso Lor, Karanganyar. Kedua orang tuanya berprofesi sebagai seorang petani di tanah kelahiranya. Warsito kecil hidup di tegah lingkungan keluarga sederhana nan bersahaja. Warsito hidup bersama kawan-kawannya di kawasan Solo. Warsito menempuh pendidikan dasar dan menengah di Karanganyar. Lalu, melanjutkan studi ke UGM Yogyakarta. Kegigihan Warsito meraih pengetahuan seiring dengan takdir Tuhan, tahun 1987 dia berangkat ke Jepang atas beasiswa OFP Habibie (hlm.7-30). Pada tahun itulah, kisah perjuangan dan bakti tulus Warsito kepada negerinya menjadi semakin nyata.
Sejak kecil Warsito menyukai pengetahuan fisika dan elektronika. Kecintaannya kepada materi pengetahuan eksak teruh dia rawat sampai menempuh pendidikan di Jepang. Pemuda pendiam ini berhasil menciptakan sejumlah teori tekhnologi berbasis listrik. Salah satunya, rompi anti kanker yang kemudian populer dengan Electro Capacitive Cancer Teraphy (ECCT). Warsito menciptakan perangkat tersebut dalam bentuk kutang berisi elektroda untuk kakaknya yang terserang kanker mematikan. Upaya Warsito berhasil menyelematkan kakaknya dari kematian. Beberapa tahun kemudian, sang kakak dinyatakan sembuh (hlm. xvii).
Penemuan Pak Warsito tersebut dilakukan dalam waktu yang sangat panjang. Subtansinya, temuan dilakukan berdasarkan riset ilmiah. Aktifitas riset bagi Pak Warsito merupakan kegiatan yang bisa dilakukan siapa saja. Prinsipnya, Penelitian dimaksudkan untuk menemukan hasil dari gejala [masalah] yang diamati. Penelitian Pak Warsito dalam rentang waktu yang sangat panjang, dalam voltase keseriusan dan harapan universal pasca riset selesai. Hasilnya, riset ilmiah dalam wujud temuan Pak Warsito mampu memberi kabar gembira kepada sejumlah penderita kanker kronis di belahan nusantara. Ada sekian orang yang teselamatkan oleh produk temuan Dokter Warsito (hlm. 67)
Pengalaman dan perjuangan pak Warsito cambuk salju bagi kaum muda di negeri ini. Ada sekian masalah sosial dan kemanusiaan yang membutuhkan perhatian kaum muda. Ancaman kanker fisik dan ruhani di Indonesia tak pernah musnah. Warsito sudah memberikan teladan terbaik. Sekarang tinggal menunggu, apakah Warsito-Warsito lain akan bermunculan mendedikasikan pengetahuannya kepada bangsa ini?
Peresensi adalah Zaitur Rahem, Alumni UIN Sunan Ampel Surabaya