PENDUDUK suku Huli diperkirakan ada sekitar 136.000 jiwa dan mereka adalah orang- orang asli Papua New Guinea. Mereka telah tinggal di daerah dataran tinggi di Pulau Laut Selatan. Bangsa ini telah tinggal sekitar 1.000 tahun dan hal yang paling dikenal dari mereka adalah warna-warna cerah cat yang menghias kuliat mereka. Mereka berbahasa Inggris, Tok Pisin dan bahasa Huli. Orang Eropa baru menemukan mereka pada tahun tahun 1935.
Secara fisik suku Huli tidak berbeda jauh dengan masyarakat Irian Jaya (Papua), Berbadan kekar, Kulit sawo matang agak gelap, memiliki rambut keriting, mungkin saja dulunya mereka punya nenek moyang yang sama, kemudian mereka terpisah karena adanya perang antar suku dan lain-lain.
Suku Huli adalah masyarakat adat yang tinggal di dataran tinggi dibagian selatan negara Papua New Guinea yang tersebar dibeberapa wilayah seperti wilayah Tari, Koroba, Margaraima dan Komo.
Populasi suku ini berjumlah 150.000 orang, Mereka mendiami wilayah dataran tinggi, turun temurun lebih dari 1000 tahun lalu.
Sebagian besar suku Huli menggunakan bahasa Huli dan Bahasa Tok Pisin, sebagian yang lain menggunakan bahasa lokal lainnya dan Bahasa Inggris.
Suku Huli dikelompokkan ke dalam marga yang disebut (hamigini) dan submarga yang disebut (hamigini emene). Marga dari suku ini mendiami wilayah tertentu dan sistem keanggotaan berdasarkan pada kekerabatan turun menurun
Submarga adalah kelompok kecil yang merupakan bagian dari marga induknya yang membentuk tatanan kemasyarakatan Suku Huli
Sistem submarga berlaku secara otomatis, bisa terjadi karena adanya perang antar suku kemudian diahiri dengan perdamaian, bisa juga terjadi dengan membayar ganti rugi tanpa melakukan musyawarah dengan marga yang lebih besar.
Keanggotaan dari submarga ini biasanya terbatas pada orang yang secara langsung keturunan dari pendiri submarga atau anggota submarga
Bisa saja seorang Suku Huli memiliki status beberapa submarga sekaligus dalam satu waktu, tergantung kepada keturunan dan kerabatnya.
Suku Huli memiliki sistem kekerabatan terbuka, Sebagai contoh seseorang yang berasal dari etnis dari suku lain dapat saja dijadikan sebagai saudara, atau adik tiri, atau sebagai sepupu, jika orang tersebut usianya sudah agak tua, bisa dianggap sebagai ibu atau ayah.
Terpisah
Pria dan wanita dari suku Huli secara tradisional bertempat tinggal terpisah. Anak laki-laki tinggal bersama Ibunya, jika anak tersebut menjelang dewasa, akan pindah ke rumah ayahnya.
Laki-laki yang belum menikah berkumpul bersama dalam satu kelompok di dalam sebuah rumah, kebiasaan ini saat ini sudah mulai ditinggalkan dan jarang ditemukan lagi.
Gubuk pria secara tradisional berada di tengah perkampungan, biasanya gubuk tersebut dijadikan sebagai tempat pertemuan dan kegiatan lainnya, terkadang gubuk tersebut dijadikan juga sebagai menginap atau tidur bersama.
Sedangkan tempat tinggal perempuan berada terpisah dengan gubuk laki-laki. Gubuk mereka berada disekitar gubuk keluarga mereka.
Suku huli hidup dengan cara berburu dan berladang, Pekerjaan berburu hewan dilakukan oleh kaum laki-laki, Sedangkan kaum perempuan bercocok tanam dan mengumpulkan tanam-tanaman
Sistem pembagian ini juga berlaku pada saat kaum laki-laki menggarap tanah dan kaum perempuan yang bertugas untuk menanaminya.
Suku Huli melakukan pertanian secara berpindah, jika tanah yang digarapnya sudah kurang subur untuk ditanami, kemudian mereka mencari lokasi ladang lain dan membiarkan tanah bekas ladang tersebut kembali gembur dan subur secara alami.
Kaum perempuan Suku Huli merupakan petani yang luar biasa, mereka menanam jenis tanaman seperti kentang manis yang menjadi bahan makanan pokok.
Seiring berjalannya waktu, jenis tanaman yang mereka tanam berkembang ke jenis tanaman lain seperti jagung, kentang, kubis dan lain sebagainya.
Laki-laki di komunitas Suku Huli biasa melakukan perang untuk mendapatkan tanah, babi dan wanita.
Pakaian tradisional Suku Huli, kaum laki-laki biasanya menghias badan mereka dengan tanah liat dan memakai penutup kepala (tampah) untuk upacara adat.
Selain itu mereka juga mewarnai rambut dan wajahnya, dan menambahkan bulu burung dan beberapa jenis bunga untuk menghiasi penutup kepala mereka. (sc/mbc/ar)