Oleh: Jekson Pardomuan
“Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus.” – (Galatia 6 : 2).
Sikap suka menolong orang saat ini sudah semakin menurun, kenapa? Karena orangtua sekarang sudah lebih mementingkan diri sendiri dan menganggap tanpa pertolongan orang lain pun ia bisa melakukan banyak hal. Padahal, segala sesuatu kalau dilakukan bersama-sama akan lebih ringan terutama dalam mengangkat sebuah beban berat.
Suatu ketika, saya pernah bertemu dengan seorang anak Tuhan yang sangat suka menolong, tidak pandang latar belakang ia selalu memberikan pertolongan kepada orang-orang yang membutuhkan pertolongan. Saat seseorang terjatuh dari sepedanya, anak Tuhan tersebut langsung menolongnya dan mengantarkannya ke salah satu rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan.
Ia dengan sukarela berani menjamin orang tersebut dan membayar biaya pengobatannya. Saat bertemu dengan anak Tuhan tersebut, saya bertanya kenapa ia begitu baik hati menolong semua orang tanpa memandang latar belakang. Dengan ringan ia menjawab, kita diciptakan Tuhan ke bumi ini kan tidak sendiri.
Dalam kehidupan kita sehari-hari ada juga orang yang suka menolong tapi ada sesuatu yang diharapkan, yaitu balas jasa. Setiap perbuatan baik yang kita lakukan kepada orang lain selalu ada upahnya. Walaupun tanpa kita sadari bahwa jawaban atas kebaikan kita menolong orang tidak tahu kapan waktunya. Memang saat menabur kita tidak langsung menuai, semua ada waktnya. Kalau tidak menuai semasa hidup, kita akan mendapatkannya nanti di sorga. Ingat, keturunan kita pun juga akan menuai dari apa yang telah kita perbuat bagi sesama.
Karena itu selama masih hidup di dunia ini banyak-banyaklah berbuat baik. "Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga." (2 Korintus 9:6).
Dalam perjalanan hidup kita dimuka bumi ini, siapa yang perlu kita tolong? Kita perlu menolong orang lain tanpa melihat warna kulit, keturunan, pendidikan, agama dan latar belakang hidupnya. Tanpa juga melihat apakah orang yang kita tolong itu akan membalas balik perbuatan baik kita atau tidak.
Namun Alkitab dengan tegas menasihatkan bahwa yang perlu kita tolong terlebih dahulu adalah saudara seiman: "Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman." (Galatia 6:10).
Lain pula cerita seorang anak Tuhan yang sudah bekerja disalah satu perusahaan besar, boleh dikatakan perusahaan tersebut memiliki omzet mencapai miliaran rupiah per bulan. Saat dia mengajukan permohonan kepada pemilik perusahaan untuk minta ijin satu hari karena ada urusan keluarga yang tak bisa ditinggalkan. Pemilik perusahaan tidak mau tahu, dengan tegas ia mengatakan kalau tidak masuk satu hari maka gajinya akan dipotong dua hari. Luar biasa!
Benar saja, saat anak Tuhan tersebut menerima gajinya di penghujung bulan, hitung-hitungan gaji ternyata benar gajinya dipotong dua hari. Belum lagi karen terlambat masuk kerja, dan alasan lainnya yang membuat anak Tuhan tersebut hanya bisa mengelus dada. Firman Tuhan dengan tegas mengatakan, jika ada orang lain yang meminta tolong kepadamu, berikanlah ia pertolongan dengan sukacita tanpa pernah berharap apa pun di kemudian hari.
Jika hari ini Anda sedang mencari cara melaksanakan perintah Kristus untuk mengasihi sesama, Paulus memiliki saran: Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu. Pada suatu titik, semua orang berjuang di bawah situasi berat yang menekan. Orang-orang percaya memiliki kewajiban untuk saling menanggung beban yang dipikul oleh saudara-saudara mereka.
Yesus sudah memberikan pola dan teladan bagaimana saling menanggung beban. Dia memanggil semua orang yang berbeban berat untuk datang kepada-Nya dan ia akan memberikan kelegaan pada mereka (Matius 11: 28-29). Karena Tuhan menakdirkan orang percaya untuk menjadi serupa dengan rupa Kristus, kita harus meniru perhatian dan kepedulian-Nya bagi mereka yang menderita. Gereja mula-mula mengikuti teladan itu seperti yang dituliskan dalam Kisah Para Rasul 4:32 . Untuk mengangkat beban kemiskinan, mereka mengumpulkan sumber daya mereka sehingga tidak ada seorang pun yang mengalami kekurangan.
Surat-surat Paulus menjelaskan keprihatinannya untuk kesejahteraan fisik dan spiritual gereja yang saat itu sendang berkembang. Dia berpuasa dan berdoa bagi mereka dan mengirim misionaris ketika dia bisa. Dia merasa itu adalah tanggung jawabnya untuk memperkuat mereka, meskipun ia sendiri mengalami penderitaan - suatu duri dalam daging (2 Korintus 12: 7).
Saling Mengasihi
Firman Tuhan dalam Yohanes 15:12 – 13 menuliskan “Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.”
Bertolong-tolonganlah kamu berarti mengingatkan kita untuk bisa berbagi, saling mengasihi sesama dan saling menasehati di dalam Kristus. Orang percaya tidak bisa menunggu sampai hidupnya tanpa rintangan sebelum menjangkau orang lain, karena hari itu mungkin tidak pernah datang. Meskipun kita memiliki kebutuhan atau kesulitan sendiri, kita bisa melakukan segala sesuatu dengan kekuatan yang dikaruniakan oleh Kristus - termasuk menanggung kesulitan orang lain (2 Korintus 12: 9).
Ketika Anda bersedia untuk menyeberang ke masalah orang lain untuk membantu orang yang sedang dalam tekanan berat, dua hal terjadi. Pertama, dia yang dalam kesulitan menerima berkat dalam bentuk bantuan, dukungan, dan cinta. Dan kedua, Anda memenuhi perintah Allah untuk mengasihi sesama seperti diri sendiri.
Lukas 6:38 menuliskan “Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.”
Kebersamaan itu sangat penting dalam mengatasi sebuah permasalahan. Kalau kita sendiri memiliki masalah, tak ada salahnya untuk meminta pertolongan orang lain membantu mengatasi permasalahan yang kita hadapi, terlebih kepada Tuhan Yang Maha Kuasa pencipta langit dan bumi. Perbuatan baik yang kita lakukan hari ini untuk meringankan beban orang lain adalah benih terbaik yang kita tabur dan suatu saat akan tuai hasilnya. Taburlah kebaikan agar Anda menuai kebaikan dikemudian hari. Amin.