Proses Terbentuknya Batu Ginjal

Oleh: dr. Jordy Kristanto

BATU ginjal, sesuai de­ngan nama­nya yaitu suatu keadaan di mana ter­bentuk batu pada ginjal. Ginjal atau yang sering disebut buah ping­­gang, me­rupakan organ da­lam tubuh yang ber­peran dalam pembuangan sisa me­ta­bolisme dan toksin dari tu­buh dalam ben­tuk air kemih. Jadi batu tersebut da­pat ter­letak di manapun dari ginjal hing­­ga ujung alat kelamin.

Adapun gejala yang dapat ditim­bulkan oleh batu ginjal juga bervariasi se­suai dengan letak penyumbatan ter­sebut. Gejala yang paling umum di­jum­­pai merupakan nyeri ping­gang yang menjalar hing­ga ke selang­ka­ngan, nye­ri saat berkemih, kencing ber­­­pasir hingga kencing ber­darah, kadang juga dapat di­sertai demam dan mual mun­tah.

Jadi, bagaimana terben­tuk­nya batu ter­sebut? Adapun beberapa tahap ter­ben­tuknya batu, yaitu sebagai berikut:

1. Crystal Nucleation

Air kemih yang supersa­turasi (kental/pekat) akan mulai membentuk kristal-kristal padat, dan menjadi suatu nukleus

2. Crystal Growth

Ketika nukleus sudah ter­bentuk, maka kristal akan te­rus bertambah besar hingga mencapai titik maksimal.

3. Crystal Aggregation

Ketika kristal tidak dapat tumbuh lagi, dia akan berga­bung dengan kris­tal- kristal lainnya untuk membentuk partikel yang lebih besar. Ini­lah sebab terbentuknya sum­batan pada saluran kencing, yang dapat me­nim­bulkan ge­jala-gejala yang sudah dise­butkan.

Setelah mengetahui bagai­mana terbentuknya batu gin­jal tersebut, kita juga perlu mengetahui beberapa tipe kom­posisi batu ginjal untuk menge­ta­hui bagaimana kita dapat menghambat terben­tuk­nya batu tersebut. Berikut be­berapa tipe batu ginjal ber­dasarkan uru­tan paling sering dijumpai:

1. Batu kalsium

Kebanyakan batu kalsium ditemu­kan dalam bentuk kal­sium oksalat. Ok­salat meru­pakan zat yang di hasilkan da­lam tubuh dan juga terda­pat pada makanan, seperti ka­cang dan coklat yang me­mi­liki kandungan oksalat yang tinggi. Sedangkan batu kal­sium fosfat lebih umum di­jumpai pada pasien dengan gangguan ginjal (renal tubular acidosis) atau konsumsi obat topiramat

2. Batu asam urat

Batu asam urat paling se­ring dijum­pai pada pasien de­ngan kebiasaan kon­sumsi air minum yang tidak cukup atau­pun kehilangan cairan yang berlebihan, konsumsi pro­tein yang tinggi, dan yang menderita asam urat.

3. Batu struvit

Batu struvit muncul akibat respon terhadap suatu infek­si, seperti infeksi saluran ke­mih. Batu struvit memiliki kom­posisi magnesium ammonia fosfat

4. Batu cystine

Batu cystine ditemukan pada orang orang dengan ke­lainan bawaan yang meng­aki­batkan ginjal mengeksresikan asam amino cystin yang ba­nyak pada urin(cystinuria).

Adapun beberapa faktor yang dapat meningkatkan resiko terjadinya batu ginjal yaitu: riwayat pernah meng­ala­mi batu ginjal, atau riwa­yat keluarga meng­alami batu ginjal, konsumsi air yang ku­rang, konsumsi protein, na­t­rium, atau gula yang tinggi, kegemu­kan, ataupun pernah menjalani operasi pada sa­luran pencernaan, dan atau­pun konsumsi beberapa jenis obat, seperti: antasida yang berbahan kalsium, ataupun diuretik (obat yang mening­katkan volume urin).

Penyebab terbentuknya ba­tu ginjal adalah komposisi yang terdapat pada urin, bu­kan dalam tubuh. Jadi, bebe­rapa tips untuk menghindari terben­tuk­nya batu ginjal yai­tu: Konsumsi air yang cu­kup, tingkatkan konsumsi ma­kanan yang kaya akan kal­sium, bukan dari supplemen, kurangi konsumsi nat­rium, ba­tasi konsumsi oksalat, ba­tasi konsumsi daging-da­ging­an, hin­dari supplemen vitamin C yang berlebihan, dan tingkatkan konsumsi asam sitrat. Ke­simpulannya adalah konsumsi air yang cukup, hin­dari supplemen berle­bi­h­an, karena supplemen yang ber­lebih akan di buang dalam bentuk urin, se­hingga akan menumpuk pada urin.

Adapun sumber makanan yang per­lu dibatasi adalah da­ri natrium seperti, ma­kan­an kalengan, makanan yang mengandung bahan penye­dap, garam, dan lain-lain. Se­dangkan untuk sumber ok­salat, yaitu coklat, kacang, ko­pi, bayam, ubi-ubian, dan lain-lain.

()

Baca Juga

Rekomendasi