Apa itu GERD?

Oleh: Pieter Julius Daely

PERNAHKAH anda me­ra­sa se­ring mual dan rasa panas di kerong­ko­­n­gan, rasa terbakar di dada, rasa asam di mulut, nyeri dada? Itu bu­kan se­ke­dar maag, bisa jadi itu adalah ge­jala dari GERD. Di masyarakat awam mung­kin istilah GERD masih ter­go­long asing. Mereka baru mengetahui se­telah didiag­no­sa oleh dokter. Pada­hal kon­disi ini cukup umum terjadi di masyarakat.

Keadaan ini umum dite­mu­kan pada populasi negara-negara Barat, namun relatif rendah insidennya di negara Asia-Afrika. Prevalensi pe­nyakit ini di Ero­pa berkisar 5-27%, sedangkan pre­valensi keluhan heart burn (rasa ter­bakar di dada) dilaporkan antara 42-45%. Berbeda de­ngan di Asia, contoh­nya Si­ngapura dilaporkan kasusnya berkisar 0,8-7,5%. Di Indonesia belum ada data epide­miologi yang lengkap me­nge­nai penyakit ini.

Sebenarnya apa itu GERD ? Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) adalah ref­luks (kembalinya) isi lam­bung ke dalam esophagus (kerong­ko­ngan) sehingga me­nyebabkan keru­sakan dari mukosa esophagus. Lam­bung dan esophagus dipisah­kan oleh sua­tu zona tekanan tinggi yang diha­silkan oleh kontraksi lower esophageal sphincter (LES). Menurun­nya tonus LES dapat menye­babkan timbulnya refluks retrogard pada saat terjadinya peningkatan tekanan intra abdomen.

Berbagai keadaan yang berhubu­ngan dengan GERD yaitu (1) mengon­sumsi ma­kanan berle­mak, co­kelat, pa­permint, kopi, alkohol, mi­nu­man ber­soda, jus citrus/tomat, cuka, me­rokok. (2) obat-obatan seperti teo­filin, albu­terol, agonis beta, anta­gonist alfa adre­nergik, pe­nyekat kalsium, diazepam. (3) kehamilan, tekanan janin ke lam­bung dapat mening­kat­kan jum­lah asam yang ma­suk ke lambung. (4) pe­nya­kit-penyakit yang ditandai de­ngan meningkatnya pro­duksi asam juga penyakit jaringan ikat seperti scleroderma. (5) obesitas. (6) per­ubahan hor­­mone dalam tu­buh. (7) segera ber­ba­ring atau membungkuk setelah ma­kan.

Gejala GERD yaitu (1) heart burn, rasa terbakar di dada yang menjalar ke atas/ke leher. (2) rasa asam di mulut. (3) nyeri dada. (4) kesulitan menelan (dis­fagia) dan rasa sakit sewaktu me­ne­lan (odinofagia). (5) batuk kering. (6) suara serak dan/atau sakit tenggo­ro­kan. (7) regurgitasi (mual-muntah) makanan atau cairan asam lambung (acid reflux). Geja­la GERD biasanya berjalan perlahan-lahan, sangat jarang terjadi episode akut atau ke­adaan yang bersifat meng­an­cam nyawa.

Berbagai pemeriksaan yang dilaku­kan oleh dokter adalah (1) anamnesa/wa­­wan­cara, salah satu pemandu yang tepat untuk mengarah­kan adanya ge­jala GERD ter­sebut. (2) pemerik­saan fisik. (3) pemeriksaan penunjang yang dilakukan dokter bia­sa­nya endoskopi saluran cerna ba­gian atas yang meru­pakan standar baku un­tuk diagnosis GERD dengan dite­mu­kan­nya mucosal break di esophagus, pe­meriksaan de­ngan esofagografi de­ngan barium, pe­meriksaan pH metri, tes Bernstein, ma­nometri eso­phagus, dan tes PPI (Proton Pump Inhibitor).

Komplikasi dari GERD sendiri yang berlangsung la­ma terdiri dari ter­bentuk­nya striktur esophagus yaitu pe­nyempitan akibat proses fibrosis teru­tama bila menca­pai lebih dalam dari lapisan mukosa, perdarahan, dan Bar­ret's Esophagus yaitu perubahan mu­kosa esophagus yang bersifat skua­mo­sa menjadi epitel kolumnar yang dapat mengakibatkan keganasan.

Penatalaksanaan GERD ini dila­kukan dengan medi­ka­mentosa yang dila­kukan selama 6-8 minggu dan se­lan­jutnya dilanjutkan dengan terapi pe­meliharaan atau on demand therapy (bila perlu).

Kemudian modifikasi gaya hi­dup sangat diperlukan se­perti meninggikan posisi ke­pala saat tidur, berhenti me­rokok dan konsumsi al­kohol, mengu­rangi konsumsi le­mak, menurunkan berat ba­dan, menghindari coklat, teh, papermint, kopi, minuman bersoda, dan menghindari obat-obatan yang dapat me­nu­runkan tonus LES.

Jika anda mengalami ge­ja­la GERD, segera periksa­kan ke dokter agar cepat di­ta­ngani untuk menghindari kom­plikasi yang terjadi.

(Penulis adalah mahasis­wa FK UNPRI)

()

Baca Juga

Rekomendasi