Petani Karo Sambut Panen Raya Jeruk

Karo, (Analisa). Petani jeruk di Kabupaten Karo saat ini menyambut pa­nen jeruk madu de­ngan hara­pan harga jual dapat memu­askan. Daerah-daerah ber­pro­duksi jeruk yang selama ini dikenal sebagai daerah sentra jeruk seperti Keca­matan Me­rek, Barusjahe, Berastagi, Ti­gapanah, Sim­pangempat, Dolatrayat, Ka­ban­jahe dan se­bagian di Kecamatan Payung dan Munte.

Di setiap kebun, buah jeruk mengu­ning dan siap dipanen. Sejumlah petani mengaku,  mengharapkan harga jual di atas harga Rp5000/kg seperti belum lama ini mencapai Rp8000/kg.

Hal itu dikatakan, Kevin alias Juma Reba Sembiring asal Desa Beganding, Keca­matan Simpangempat, Lusia­nus Sitepu asal Barusjahe, Abel Sembiring asal Desa Muliarayat, Kecamatan Me­rek, Justianus Purba petani di Saribu­dolok tinggal di Kaban­jahe kepada Analisa, Selasa (12/9) secara terpisah.

Petani jeruk yang saat ini menghadapi musim panen raya dengan  mengharap, agar harga jual diharapkan dapat di atas Rp5000/kg mengingat biaya-biaya produksi cukup tinggi. Baik membeli pupuk, pestisida untuk memompa ha­ma, perawatan dan biaya bu­ruh untuk mengutip sehingga harga jual Rp5000/kg hanya seimbang  dengan biaya pro­duksi. Paling tidak harga jual rata-rata Rp6000 atau Rp6500/kg baru dapat dirasakan keun­tungannya, ujar para petani.

Beberapa hari ini peru­bahan harga tidak ada me­ningkat dari rata-rata Rp4.500 sampai Rp5000/kg, petani ter­paksa memanen. “Kalau tidak  dipanen, jeruk akan busuk dan berjatu­han di po­hon me­ngingat kondisi je­ruk sudah matang (masak),” ujar Juma Reba Sem­biring.

Kadis Pertanian dan Perke­bunan Ka­ro, Sarjana Purba yang dikonfirmasi Analisa tentang perkiraan luas tana­man jeruk yang sudah ber­produksi saat ini, berkisar 10 ribu hektare lebih.

Kecuali sebelum ada hama lalat buah menyerang petani jeruk di Karo, luas tanaman jeruk berkisar 30.000 hektare yang terpencar di beberapa ke­camatan sentra produksi jeruk. Namun, setelah hama lalat bu­ah ganas menyerang, ta­naman  jeruk di Karo hampir 75 persen mati dan petani beralih mem­budi­da­yakan jeruk ke kabu­paten lain, seperti Dairi, Si­malungun dan Pakpak Bharat.

Saat ini pertanian jeruk di wilayah Karo berkembang pe­sat meliputi 4 ke­camatan, yai­tu desa Pola Tebu, Keca­matan Kutabuluh, Kutambelin, Ke­ca­matan Laubaleng, Desa Kutakendit dan Kuta Pengkih, Kecamatan Mardin­ding yang lokasi merupakan satu wila­yah yang disebut kawasan “Liang Melas”.

“Saat ini, sesuai data di Dinas Per­tanian, luas tanaman jeruk 10.499 hek­tare. Luas pa­nen 4.817 hektare dan luas produksi 234,200 hektare,” ujar Kadis. (alex)

()

Baca Juga

Rekomendasi