Berfoto Ria di Bukit Indah Simarjarunjung

Oleh: Amin Multazam.

Simarjarunjung sebenarnya telah lama dikenal sebagai salah satu destinasi terbaik menikmati indahnya panorama Danau Toba. Lokasinya yang berada di puncak bukit menghadirkan pesona luar biasa. Para pengunjung seakan dibawa mendaki puncak untuk melihat secara utuh keindahan dan kemegahan danau terbesar di Asia Tenggara lewat sisi timur.

Dari Simarjarunjung wisatawan dapat menyaksikan bentangan Pulo Samosir yang membelah Danau, Gunung Pusuk Buhit yang menyebul dibalik Samosir, keunikan Tan­jung Unta, Pulau Tao, Tuk-Tuk, hingga pela­buhan fery Tiga Ras-Simanindo. Tidak hanya panorama Danau Toba, dataran tinggi Karo dengan Gunung Sinabung-nya juga bisa di­saksikan dari kawasan ini.

Uniknya, dalam beberapa bulan bela­kangan Simarjarunjung mendadak viral di me­dia sosial. Adanya inovasi dengan mem­buat rumah-rumah pohon sebagai satu spot berfoto menjadikan Simarjarunjung kembali jadi favorit wisatawan. Agaknya konsep ru­mah pohon layaknya Kalibiru Yogyakarta sukses menarik minat pengunjung. Jika di Ka­libiru backgroundnya Waduk Sermo yang dikelilingi perbukitan Menoreh, di Simar­jarunjung backgroundnya tentu saja Danau terbesar di asia.

Akses Menuju Lokasi

Secara administratif, Simarjarunjung termasuk dalam kawasan Kabupaten Sima­lungun. Berjarak sekitar 45 Km (satu jam) dari Kota Siantar melalui rute jalan Siantar - Seribu Dolok. Sedangkan dari Kota Medan, Jarak Simarjarung dapat ditempuh sekitar 4 jam perjalanan (140 Km).

Rute umum dilalui dengan melintasi Kota Medan - Kabanjahe - Merek - Seribudolok - Simarjarunjung. Akses jalan relatif baik de­ngan mayoritas track menanjak. Pastikan anda mengikuti petunjuk arah rambu lalu lin­tas yang terpampang di tiap persimpangan agar tidak tersesat. Di perempatan Seribu Do­lok misalnya, atau saat memasuki persim­pangan Tigarunggu. Jika salah berbelok, anda bisa menuju arah Pematang Siantar.

Destinasi wisata di Simarjarunjung diberi nama Bukit Indah Simarjarunjung (BIS). Ada juga yang menyebutnya sebagai “BIS­MA” yang tidak lain merupakan singkatan dari Bukit Indah Simarjarunjung. Lokasi adalah sebuah bukit yang diubah masyarakat sebagai satu spot indah untuk berfoto.

Sedikitnya ada 5 rumah pohon, 2 buah ayunan, tempat bermain sederhana, lokasi nge-camp, warung dan tempat bersantai yang semuanya dapat dijadikan spot indah untuk berfoto. Lokasi yang tentulah menjadi surga bagi pecinta selfie.

Untuk memasuki bukit Indah Simar­jarun­jung, dikenakan biaya sebesar Rp 10.000/kendaraan. Sedangkan untuk jasa foto dike­nakan sebesar Rp 5.000 untuk satu sesi. Ya, di­se­diakan jasa photographer untuk meng­abadikan momen indah berdiri di rumah po­hon yang berbentuk hati. Pada hari libur, pengunjung yang mendatangi lokasi yang baru dibuka secara umum pada bulan Fe­bruari 2017 ini sangat ramai. Bayangkan, untuk berfoto di rumah pohon bahkan harus me­nunggu antrian. Geliat pariwisata di ka­wasan Simarjarunjung memang sedang tinggi. Disepanjang jalan sebelum memasuki Bukit Indah Simarjarunjung, sudah banyak dibuka spot-spot berupa warung pinggir jalan yang juga menyajikan rumah-rumah pohon untuk berfoto.

Tingginya angka pengunjung tentu mem­berikan peningkatan ekonomi masyarakat sekitar. Namun disisi lain, “mem­bludaknya” wisatawan juga berdampak pada mening­katnya produksi sampah. Kurangnya kesa­daran dalam membuang sampah diperparah dengan minimnya sarana dan prasarana ke­bersihan seperti tong sampah dan lain-lain. Destinasi wisata yang penuh potensi haruslah dikelola secara baik dengan memperhatikan kebersihan dan ekosistem lingkungan. Untuk itu, satu catatan penting jika ingin berkunjung Bukit Indah Simarjarunjung, sampah wajib dibawa pulang.

Kawasan Bukit Indah Simarjarunjung masih dikelola secara swadaya oleh masya­rakat lokal. Artinya, lokasi objek wisata merupakan tanah milik individu-individu yang diubah menjadi kawasan pariwisata. Apa yang dilakukan masyarakat sekitar da­lam mengelola daerahnya menjadi satu objek wisata sesungguhnya patut diapresiasi.

Namun demikan, pemerintah provinsi Su­ma­tera Utara (khususnya Pemkab Simalu­ngun) juga dipandang perlu ikut serta dalam pengelolaan. Setidaknya dalam dua hal, per­tama memberikan sokongan berupa pening­kat­an sarana dan prasarana menuju lokasi wisata.

Kedua, menata keberadaan objek-objek wisata seperti Bukit Indah Simarjarunjung di sekitar wilayah tersebut. Hal ini diperlukan un­tuk menghindari rusaknya ekosistem, pu­ngutan liar, keamanan, hingga persaingan tidak sehat yang menjurus pada ketidak­ber­minatan pengunjung untuk kembali ber­wisata ke lokasi ini.

Dengan demikian, pariwisata di wilayah Simarja­runjung dapat tumbuh secara sig­nifikan dengan tetap memperhatikan keles­tarian lingkungan dan kenyamanan wisa­tawan.

Ya, semoga titipan Tuhan di Sumatera Utara berupa keindahan Danau Toba dapat dimanfaatkan seluas-luasnya untuk men­dorong peningkatan prekonomian masya­rakat lokal. Bukan sebaliknya, justru menjadi sumber konflik. Baik itu antar masyarakat lokal (horizontal) maupun antara masyarakat dan pemerintah (vertical).

Silahkan berkunjung ke Bukit Indah Si­marjarunjung dan abadikan momenmu de­ngan jepretan kamera. ***

()

Baca Juga

Rekomendasi