Jenazah Tokoh Olahraga Prof Iryanto Dimakamkan

Atraksi Mantan Atlet Drumband Iringi Keberangkatan

Medan, (Analisa). Suasana haru melepas kebe­rang­katan jenazah tokoh olah­raga dan juga tokoh pendidikan Sumut Prof Dr Drs Iryanto MSi dari rumah duka Jalan Jalan Deli Tua / Jalan Enggang menuju peristirahatan terakhir di pema­ka­man Tanjung Morawa, Senin (18/9).

Ratusan  pelayat diperkira­kan hadir di rumah duka sejak tokoh yang dikenal ramah, cer­das, jujur dan bertanggung­jawab itu meninggal dunia Sab­tu (16/9),  hingga pemberangka­tan jenazah Se­nin kemarin.

Kehadiran banyak pelayat dari ber­bagai etnis,  suku dan  agama serta di­­sip­lin ilmu ,  setidak­nya menandakan, men­diang di masa  hayatnya  memi­liki banyak kenalan, disena­ngi dan disegani orang banyak.

“Kita sulit menemukan so­sok pengganti  seperti Pak Iryanto. Ia ada­lah sosok yang begitu bertang­gung­jawab. Sudah ba­nyak hasil karnyanya untuk perkemba­ngan dan kemajuan olahraga Sumut. Dan hingga akhir ha­yatnya beliau masih tercatat sebagai pengurus KONI Su­mut,” ujar Ketua Umum KONI Sumut John Ismadi Lubis dalam sambutannya.

John yang hadir bersama Sekum Chai­rul Azmi Hutasu­hut, Ketua Peng­prov Ikasi Bri­lian Moktar, Ketua Peng­prov PDBI Biller Pasaribu, Sekum Perbasi Darsen Song dan insan olah­raga lainnya menyebutkan, men­diang Iryanto adalah salah satu pendiri olahraga drumband di Sumut, baik saat masih mengajar di Yayasan Perguruan Wage Rudolf Supratman (Tri Bukit) maupun  Yayasan Perguruan Husni Tham­rin.

 Ia juga pernah men­jadi Ketua Umum Peng­prov Per­basi Sumut, dan pendiri Shin­doka di Yayasan Pergu­ruan Husni Thamrin Tahun 1984.

“Satu pesan beliau di akhir hayatnya, olahraga drumband jangan pernah pa­dam, karena drumband bukan sekedar me­mu­kul dan mendengar musik, tapi banyak unsur pendidikan di sana, terutama pembentukan watak dan mental generasi muda,” tambah Ketua Umum PDBI Sumut Biller Pasaribu.

Mantan Pengurus PSMS dan Pembina Klub Putra Buana Dr Isman Nuryadi juga mengaku sangat kehi­langan atas mening­gal­nya Prof Iryanto. “Saya mengenal almarhum sejak 40 tahun lalu. Dan selama 15 tahun saya full bekerjasama dengan­nya saya masih bergutas sebagai Pembantu Rektor di USU. Ti­dak ada perkerjaan yang tidak bisa diselesaikannya. Ia begitu bertanggungjawab, punya etos kerja tinggi,” kata Isman Nur­yadi dengan mata berkacakaca mengenang sahabatnya yang bergelar Sutan Haulian Diapari Harahap ini.

PR II USU Prof Dr Fidel Ganis Siregar juga menyampai­kan rasa dukacita mewakili civi­tas akademis USU. “Banyak pengabdian yang sudah diberi­kan almarhum semasa hayat­nya, baik untuk olahraga mau­pun pendi­dikan. Semoga semua itu menjadi amal ibadah bagi­nya,” ujar Fidel Ganis.

Suasana pemberangkatan jenazah Senin kemarin kian bertambah haru, ketika mantan murid atau atlet drum­band bina­annya di era 1970-1980-an kem­bali memainkan alat drum band sebagai penghorma­tan ter­akhir kepada almarhum.

Prof Dr Drs Iryanto MSi meninggal dunia dalam usia 75 tahun. Ia mening­galkan seorang istri Diana Novalyta dan  empat orang anak (3 putra dan 1 putri)  dan lima orang cucu. Selamat Jalan Profesor, kami akan tetap mengenangmu. (mp)

()

Baca Juga

Rekomendasi