SALAH satu fungsi kawat bisa menggantikan posisi tali untuk mengikatkan sesuatu benda. Sudah lumrah adanya, kalau kawat dipakai untuk menggantungkan bingkai foto di dinding dan sebagainya.
Di tangan seorang perupa, kawat itu bisa berubah fungsinya menjadi karya seni patung. Membayangkan bagaimana cara mewujudkan karya patung manusia yang materialnya semua dari bahan kawat, tentunya mustahil bisa.
Hal unik memang bisa saja terwujud dari siapapun. Memang faktanya ada perupa yang melakoni kawat sebagai material patungnya. Kawat itu disusun, dirangkai, hingga hasilnya tak beda jauh dengan material seni patung yang pernah ada. Bahkan ada seni patung seukuran tubuh manusia dibuat dari bahan kawat, sebagai material dasarnya. Mungkin tak masuk akal, kawat ukuran memanjang, bisa dibentuk dalam berbagai pose objek berdimensi.
Itulah Park Seung Mo seorang pematung dari negeri ginseng. Dia bebas berkreasi dengan kawat sebagai subjek ekspresi seninya. Karena keterampilannya membentuk aneka dimensi itu pula lahirlah karya seni patung unik sekaligus langka.
Dia bisa memberlakukan kawat mirip dengan pematung memakai bahan tanah liat. Bentuk asli kawat sudah berubah menjadi karya seni patung berwujud figur manusia, alat musik, potret dan juga torso serta busana.
Walaupun seniman patung asal Korea ini bukanlah yang pertama memakai bahan kawat, namun karakter dan dimensi, terpancar memang beda. Karya patung terbesarnya hanyalah seukuran tubuh manusia. Pada umumnya perawakan Asia yang sedang, tidak seperti Eropa yang tinggi dan besar. Seniman Korea memang jarang terdengar gaungnya. Dari sedikitnya perupa di sana Park Seung Mo termasuk paling menonjol dan produktif berkarya.
Karya seni patung kawat karya Park Seung Mo tidak semeriah karya berdimensi terutama menyangkut visual warnanya. Dia hanya memanfaatkan warna asli kawat yang berwarna perak, abu-abu dan kuning keemasan saja. Biarpun terbatas warnanya, tapi kesan dimensi patungnya dapat dicermati, seperti drafery (lekukan/lipatan) busana figurnya. Kalau dilihat sepintas, tak akan dapat membedakan bahan seni patungnya apakah kesan material keras atau lunak.
Dengan meraba atau menjejakkan telapak tangan ke atas permukaan, karya seni patung spektakulernya baru tahu. Apa sebenarnya material yang digunakan. Para apresian ketika melihat langsung juga sempat tertipu. Patung yang ada di hadapan mata saat berpameran itu terbuat dari kawat. Begitulah Park Seung Mo begitu kreatif mengolah ide-idenya dalam melahirkan karya seni patung.
Dari begitu banyak sudah bahan karya seni patung kawatnya, dia masih saja terus mencari hal baru lagi untuk temuan material lain. Dia tak terus jumawa dan besar kepala karena saat ini dia termasuk pematung kontemporer yang menonjol di negaranya. Karya seni patungnya juga sudah merambah dunia internasional. Termasuk pernah mengisi hiasan taman di kawasan Korea. Berkaca kepada gaya seni patung Park Seung Mo, bukan tak mungkin pematung berbakat di nusantara akan terpanggil untuk berkarya.
Kegigihan dan kesabaran Park Seung Mo menjalin rangkaian kawat itulah barangkali yang tak bisa dimiliki siapapun. Bukan berarti ide-ide kreatifnya tak bisa dikembangkan atau diteruskan. Tinggal menyesuaikan situasi dan kondisi di kawasan masing-masing. Harus diakui para pematung nusantara sulit menemukan sekaliber G. Sidharta, Edhie Sunarso dan Nyoman Nuarta. Ketimbang pelukis yang begitu melimpah.
Begitu pula kondisi negara ini yang memang sulit mengkondisikan seni sebagai komoditas, belum lagi para elite pemangku kekuasaan yang memang payah. Hanya presiden Soekarno cukup inten menghadirkan seni patung di Jakarta. Sayang tidak mengimbas ke daerah kota besar di luar ibukota. Malah ada karya seni patung yang dibangun dengan glontoran dana besar malah diabaikan tak terawat. Bahkan ada pula yang sengaja menghancurkannya.

Patung kawat “Wanita Duduk”, karya Park Seung Mo

Patung kawat “Tertidur”, karya Park Seung Mo

Patung kawat “Busana” karya Park Seung Mo

Patung kawat “Wajah Nona”, karya Park Seung Mo

Patung kawat “Sang Pemikir”, karya Park Seung Mo

Patung kawat “Alat Musik”, karya Park Seung Mo
Foto-foto lukisan dalam artikel ini diperoleh dari berbagai sumber dari Internet.