Kawat Berdimensi

Dr. Azmi TS

SALAH satu fungsi kawat bi­sa meng­gan­tikan posisi tali un­tuk mengikatkan sesuatu ben­da. Sudah lumrah adanya, kalau kawat dipakai untuk meng­gantungkan bingkai foto di dinding dan sebagainya.

Di tangan seorang perupa, kawat itu bisa ber­ubah fungsi­nya menjadi karya seni patung. Membayangkan bagaimana cara mewujudkan karya pa­tung manusia yang material­nya semua dari bahan kawat, tentunya mustahil bisa.

Hal unik  memang bi­sa saja terwujud dari siapa­pun. Me­mang faktanya ada perupa yang melakoni kawat sebagai material patungnya. Kawat itu disusun, dirangkai, hingga ha­silnya tak beda jauh dengan ma­terial seni patung yang per­nah ada. Bahkan ada seni pa­tung seukuran tubuh manusia dibuat dari bahan kawat, seba­gai material dasarnya. Mung­kin tak masuk akal, kawat uku­ran memanjang, bisa dibentuk da­lam berbagai pose objek ber­dimensi.

Itulah Park Seung Mo se­orang pematung dari ne­geri gin­seng. Dia bebas berkreasi de­ngan ka­wat sebagai subjek eks­presi seninya. Karena kete­rampilannya membentuk ane­ka dimensi itu pula lahirlah ka­rya seni patung unik sekali­gus langka.

Dia bisa member­lakukan kawat mirip de­ngan pematung memakai bahan tanah liat. Ben­tuk asli kawat sudah ber­ubah menjadi karya seni pa­­tung berwujud figur manusia, alat musik, po­tret dan juga torso serta busana.

Walaupun seniman patung asal Korea ini bu­kanlah yang pertama memakai bahan kawat, na­mun karakter dan dimensi, terpancar memang beda. Karya patung terbesar­nya hanyalah se­ukuran tubuh manusia. Pada umumnya pera­wa­kan Asia yang sedang, tidak seperti Eropa yang tinggi dan besar. Seniman Korea me­mang jarang terdengar gaung­nya. Dari sedikitnya perupa di sana Park Seung Mo termasuk paling menonjol dan produktif berkarya.

Karya seni patung kawat ka­rya Park Seung Mo tidak semeriah karya berdimensi ter­utama menyangkut visual warnanya. Dia hanya meman­fa­at­kan warna asli kawat yang berwarna perak, abu-abu dan ku­ning keemasan saja. Biar­pun terbatas warnanya, tapi ke­san dimensi pa­tungnya da­pat dicermati, seperti drafery (le­kukan/lipatan) busana fi­gur­­nya. Kalau dilihat se­pintas, tak akan dapat membedakan ba­han seni patungnya apakah kesan material keras atau lu­nak.

Dengan meraba atau men­je­jakkan telapak ta­ngan ke atas permukaan, karya seni patung spek­takulernya baru tahu. Apa sebenarnya material yang di­gu­nakan. Para apresian ketika melihat langsung juga sempat tertipu. Patung yang ada di ha­dapan mata saat berpameran itu terbuat dari kawat. Begitu­lah Park Seung Mo begitu kre­atif mengolah ide-idenya da­lam melahirkan karya seni pa­tung.

Dari begitu banyak sudah ba­han karya seni patung ka­wat­nya, dia masih saja terus men­cari hal baru lagi untuk te­muan material lain. Dia tak te­rus jumawa dan besar kepala karena saat ini dia termasuk pematung kontemporer yang menonjol di negaranya. Karya seni patungnya juga sudah me­rambah dunia internasional. Termasuk pernah mengisi hi­asan taman di kawasan Korea. Berkaca kepada gaya seni pa­tung Park Seung Mo, bukan tak mungkin pematung berba­kat di nusantara akan terpang­gil untuk berkarya.

Kegigihan dan kesabaran Park Seung Mo menjalin rang­kaian kawat itulah barangkali yang tak bisa dimiliki siapa­pun. Bukan berarti ide-ide kre­atifnya tak bisa dikembangkan atau diteruskan. Tinggal me­nye­suaikan situasi dan kondisi di kawasan masing-masing. Harus diakui para pe­matung nu­santara sulit me­nemukan sekaliber G. Si­dharta, Edhie Sunarso dan Nyoman Nuarta. Ketimbang pelukis yang begi­tu melimpah.

Begitu pula kondisi negara ini yang memang su­lit meng­kondisikan seni sebagai komo­ditas, belum lagi para elite pe­mangku kekuasaan yang me­mang payah. Hanya presiden Soekarno cukup inten meng­ha­dirkan seni patung di Jakar­ta. Sayang tidak mengimbas ke daerah kota besar di luar ibukota. Malah ada karya seni patung yang dibangun dengan glontoran dana besar malah di­abaikan tak terawat. Bahkan ada pula yang sengaja meng­han­curkannya.

Patung kawat “Wanita Duduk”, karya Park Seung Mo

Patung kawat “Tertidur”, karya Park Seung Mo

Patung kawat “Busana” karya Park Seung Mo

Patung kawat “Wajah Nona”, karya Park Seung Mo

Patung kawat “Sang Pemikir”, karya Park Seung Mo

Patung kawat “Alat Musik”, karya Park Seung Mo

Foto-foto lukisan dalam artikel ini diperoleh dari berbagai sumber dari Internet.

()

Baca Juga

Rekomendasi