Oleh: Hadhe PK.
Banyak pohon pelindung di Kota Medan dan sebagian kota besar lainnya, tumbuh di atas tanah yang permukaannya ditutup semen atau paving block. Sedikit pun tidak menyisakan rongga (biopori) di sekeliling pohon. Kondisi seperti itu mudah dilihat pada pohon pelindung yang ditanam di atas trotoar, median jalan dan ruang publik lainnya.
Menyemen seluruh permukaan tanah di sekeliling pohon pelindung sebenarnya bukan tindakan yang dianjurkan, tapi bahkan dilarang. Ini semacam “penyiksaan” yang berdampak pada penurunan kesehatan pohon. Para ahli agronomi menjelaskan dengan gamblang, menyemen permukaan tanah di sekitar pohon akan menghambat pernafasan akar dan penyerapan hara. Dalam jangka panjang, kondisi ini akan membuat pohon pelindung kekurangan gizi dan tidak sehat. Alih-alih menjadi pelindung, pohon yang kurang sehat malah bisa menjadi ancaman bagi manusia di sekitarnya.
Dalam beberapa peristiwa pohon tumbang di Kota Medan dan beberapa kota lainnya sering menimbulkan berbagai dampak, antara lain korban luka-luka dan kemacatan lalu lintas. Tumbangnya pohon bukan semata-mata kurang perawatan, melainkan salah perawatan. Demi keindahan, kebersihan dan kerapian sebuah taman atau ruang publik, pemerintah setempat melalui Dinas Pertamanan menyemen seluruh permukaan tanah agar terlihat bersih dan rapi.
Ternyata niat baik itu berdampak buruk pada pohon pelindung yang tumbuh di sekitarnya. Sebagaimana kita maklumi, pohon adalah salah satu makhluk hidup yang mengemban fungsi ekologis. Saat pepohonan tumbuh dalam suatu wilayah membentuk hutan, maka di sana banyak kehidupan yang ditopang termasuk manusia. Pohon memiliki fungsi menyaring udara kotor, melindungi manusia dari terik matahari, sebagai pemecah angin kencang dan sebagainya.
Karena itulah sebuah kesadaran memelihara atau merawat pohon tak henti-henti digaungkan para aktivis lingkungan. Tanpa perawatan, pohon pelindung akan menjadi kurang sehat dan lemah. Pohon yang tidak sehat akan mudah lapuk dan layu. Bila tumbang, tentu akan menjadi masalah dan ancaman tersendiri.
Pernah kita dengar, tidak ada angin dan tidak ada hujan, sebatang pohon tumbang. Setelah diteliti, akar-akarnya melapuk. Para ahli tanaman menyimpulkan, ada beberapa alasan mengapa pohon tumbang di daerah perkotaan, meskipun tak ada angin kencang. Bila tak ada faktor eksternal yang menyebabkan pohon tumbang, pastilah penyebabnya faktor internal. Salah satu faktor internal yang menjadi penyebab pohon kurang sehat dan tumbang, karena kekurangan unsur hara-natrium.
Kekurangan unsur hara menyebabkan pohon mudah mengalami pelapukan. Ibarat tubuh manusia, ketika manusia kekurangan garam dalam makanan yang dikonsumsi sehari-hari maka kebutuhan natrium akan diekstraksi (diambil) dari tulang. Akibatnya tulang rapuh, keropos dan mudah patah. Dalam kondisi serupa, terjadi pada pohon yang kurang gizi. Pohon juga dapat mengalami kerapuhan batang akibat kekurangan unsur hara khususnya sodium klorida.
Kekurangan unsur hara pada tanaman bisa terjadi karena terbatasnya kemampuan akar untuk mengembang mencari zat gizi yang dibutuhkan. Kondisi ini sering terjadi pada pohon pelindung di perkotaan yang ditanam di pinggir jalan dengan permukaan tanah disemen, atau ditanam di antara aspal dan tembok serta di atas trotoar. Aspal, semen atau beton yang menghimpit pohon akan membatasi kemampuan akar untuk mengeksploitasi unsur hara di dalam tanah. Dari berbagai sumber diketahui, kekurangan zat hara akan memaksa pohon tersebut mengambil cadangan zat gizi yang disimpan pada batangnya. Jika proses ini terus berlanjut akar dan batang pohon akan mengalami keropos dan mudah patah.
Jangan Disemen
Dalam kondisi akar dan batang pohon yang keropos, mudah dipahami mengapa pohon bisa tumbang sewaktu-waktu, meskipun tak ada angin, tak ada hujan. Justru tanpa hujan inilah, menurut teori agronomi, disebut sebagai masa paceklik bagi tanaman. Tanpa curah hujan yang cukup, tanaman tidak memperoleh asupan unsur hara yang cukup yang biasanya dibawa air hujan yang meresap ke tanah. Apalagi bila permukaan tanah di sekitar pohon disemen, akan menghalangi air hujan pembawa hara ke dalam tanah di sekitar pohon.
Kelanjutannya bisa ditebak, seperti disebutkan di atas, bila pohon kekurangan hara menyebabkan diambilnya beberapa unsur hara esensial dari cadangan makanan yang disimpan pada batang pohon tersebut. Jika keadaan ini berlanjut, mengakibatkan konsentrasi kambium akan terus berkurang hingga membuatnya lapuk dan cepat tumbang.
Karena itulah, permukaan tanah di sekitar pohon tidak dianjurkan, bahkan dilarang disemen. Hal ini akan memberikan efek terhambatnya pernapasan akar dan hara ke dalam tanah. Penjelasan sederhananya, saat dedaunan berjatuhan dari ranting pohon maka secara tidak langsung dedaunannya yang tergeletak di atas tanah akan membusuk lalu kembali menjadi pupuk bagi keberlangsungan hidup pohon. Bila permukaan tanah disemen permanen maka kompos tanah berkurang karena dedaunan yang jatuh tidak lagi membusuk melainkan akan disapu bersih oleh petugas kebersihan ke tempat pembuangan sampah.
Selain unsur hara, oksigen adalah unsur penting lainnya yang merupakan bagian nutrisi tanaman. Pohon membutuhkan oksigen untuk respirasi, di mana akar akan melakukan proses pertumbuhan akar dan serapan hara. Beberapa kerusakan akibat kurangnya oksigen di zona akar dapat terjadi pada tingkat keparahan yang berbeda dari setiap jenis tanaman. Salah satu gejala awal dari pasokan oksigen yang tidak memadai ke akar, tanaman menjadi layu.
Secara teori, tanaman layu disertai dengan lambatnya tingkat fotosintesis sehingga dari waktu ke waktu pertumbuhan tanaman akan semakin menurun. Jika kekurangan oksigen terjadi secara terus menerus, akar mati dan kemudian membusuk dan pohon pelindung mudah tumbang.
Sebagaimana diketahui, akar alat pernapasan lainnya pada tumbuhan selain daun dan batang pohon. Pohon besar biasanya memiliki akar napas, yakni jenis akar yang muncul ke permukaan tanah sehingga akar napas ini dapat mengeluarkan karbondioksida dan memperoleh oksigen.
Memang benar bahwa ini memiliki fungsi utama untuk menghisap air maupun zat hara dari dalam tanah dan menyalurkannnya kepada bagian tumbuhan yang lain, namun ternyata akar juga berfungsi sebagai salah satu alat pernapasan tumbuhan yang erat kaitannya dengan masalah kesehatan pohon. Tulisan sederhana yang dirangkum dari berbagai sumber ini menjelaskan, mengapa permukaan tanah di sekitar pohon tidak boleh disemen.
(Penulis adalah mahasiswa dan peminat masalah lingkungan)