Berdasarkan Data USA Tea Association

Sepuluh Negara Penghasil Teh Terbesar Dunia

TEH merupakan minuman penyegar paling populer setelah kopi. Minuman ini sudah dikenal sejak berabad-abad lampau. Ne­gara penghasil teh utama ada di Asia seperti Tiongkok, Sri Lan­ka, Turki, India, Jepang, Viet­nam dan juga Indonesia. Sisanya ada di Afrika dan Amerika Selatan.

Teh termasuk komoditas per­kebunan strategis. Konsumsi teh dunia selalu mengalami pening­katan. Bahkan di beberapa ne­gara, minum teh sudah menjadi budaya penting.

Berikut negara-negara peng­hasil teh terbesar, data diambil dari produksi teh global yang dipu­likasikan USA Tea Association:

1. Tiongkok

Tiongkok bisa disebut seba­gai negara yang pertama kali me­­ngembangkan budaya mi­num teh. Kebudayaan teh di Tion­gkok telah berlangsung sejak lebih 2000 tahun silam.

Konon minuman teh ditemu­kan ketika sehelai daun jatuh ke dalam tempat menyeduh air Kai­sar Shen Nung. Kaisar sangat terkesima dengan rasa air yang tercampur daun tersebut.

Selidik punya selidik daun itu berasal dari tanaman teh yang saat itu masih dianggap tanaman liar. Cerita itu menjadi legenda secara turun temurun.

Catatan definitif paling tua tentang teh di Tiongkok terdoku­mentasi dalam monograf Cha Jing pada jaman dinasti Tang. Catatan ini lebih tua empat ratus tahun dibanding monograf Eisai yang menceritakan teh di Jepang.

Karena kebudayaan minum teh di Tiongkok sudah sangat tua, tidak lah heran bila rumah-rumah teh di negeri ini menyaji­kan teh dengan cara yang rumit dan beragam. Bahkan beberapa acara minum teh dikemas seperti ritual.

Tiongkok merupakan negara penghasil teh terbesar dunia. Pro­duksinya pada tahun 2015 men­capai 2,23 juta ton. Bila produksi teh Tiongkok dan India dijum­lah­kan, angkanya jauh lebih besar dari total seluruh negara penghasil teh.

2. India

Pada tahun 1598 para penje­lajah dari Belanda menemukan teh di India. Namun tanaman ter­sebut dikonsumsi sebagai sa­yuran, biasa dimakan dengan mi­nyak dan bawang putih.

Pada tahun 1820-an, perusa­haan asal Inggris membuka per­ke­bunan dan pengolahan teh di India. Daerah penghasil teh yang paling terkenal di India adalah Assam dan Darjeeling.

Di India juga berkembang budaya minum teh yang khas. Cara penyajian teh di India cukup unik, teh biasanya dicampur de­ngan susu dan gula.

Namun berbeda dengan di Barat, dimana teh yang sudah diseduh dicampur dengan susu. Di India daun teh diseduh bersa­maan dengan susu dan gula.

India merupakan negara peng­­hasil teh terbesar setelah Tiong­kok. Tahun 2015 produksi teh India mencapai 1,2 juta ton.

3. Kenya

Teh mulai diusahakan secara komersial di Kenya sejak tahun 1920-an. Saat ini Kenya meru­pakan penghasil teh hitam utama dunia selain Sri Lanka. Seperti juga Sri Lanka, sebagian besar produksi teh Kenya ditujukan untuk pasar ekspor.

Tahun 2015 produksi teh Ke­nya mencapai 399 ribu ton, se­dikit di atas Sri Lanka. Jumlah ter­sebut menempatkanya seba­gai tiga besar negara penghasil teh dunia.

4. Sri Lanka

Siapa tak kenal teh Sri Lanka, di Indonesia teh ini biasa ditem­patkan di rak-rak teh premium. Sri Langka merupakan eksportir teh hitam berkualitas tinggi. Teh menjadi komoditas perkebunan utama Sri Lanka.

Padahal sebelumnya negeri ini lebih dikenal sebagai negara penghasil kopi, bukan penghasil teh. Namun pada tahun 1886 eko­nomi kopi memburuk.

Pemerintah kolonial Inggris yang menguasasi wilayah Sri Lanka mulai mengembangkan perkebunan teh. Berdasarkan ca­tatan International Tea Com­mittee, Sri Lanka memproduksi 329 ribu ton teh pada tahun 2015. Jumlah ini menempatkan Sri Lanka sebagai negara penghasil teh ke-4 di dunia.

5. Turki

Turki merupakan salah satu negara penghasil teh yang me­miliki budaya minum teh khas. Masyarakat Turki dikenal seba­gai peminum teh terbanyak di du­­nia yaitu sekitar 2,5 kg per orang per tahun disusul orang Ing­gris 2,1 kg per orang per tahun.

Negeri ini mengenal teh lewat aktivitas perdagangan jalur sutra sekitar tahun 1500-an. Namun budaya minum teh mulai ber­kem­bang pada abad ke-19 ketika Mu­­mahham Izet, guber­nur Ada­na mempublikasikan pamflet ten­tang manfaat kese­hatan mi­num teh.

Hingga saat ini “Teh Turki” sangat terkenal, biasanya disaji­kan pada pertemuan-pertemuan, acara keluarga, perjamuan atau di kafe-kafe. Teh Turki diseduh dengan teko metal dua tingkat.

Proses penyeduhan berlang­sung 10-15 menit. Air teh disa­ji­kan dalam cangkir gelas kecil. Pro­duksi teh Turki pada tahun 2015 mencapai 259 ribu ton. Jumlah ini mencapai lebih dari 6% produksi teh dunia.

6. Vietnam

Vietnam memiliki sejarah teh yang panjang. Tanaman ini telah dibudidayakan sejak ribuan ta­hun silam. Kebudayaan minum teh di Vietnam sama tuanya de­ngan Tiongkok dan Jepang. Ha­nya saja catatan sejarah teh di Vietnam tidak sebaik Tiongkok dan Jepang.

Pada awalnya teh di Vietnam berkembang di daerah utara yang berbatasan dengan provinsi Yunan,Tiongkok. Namun ko­modi tas tersebut belum dikem­bangkan secara komersial. Pada tahun 1883 bangsa Pran­cis yang menjajah Vietnam mu­lai membu­ka perkebunan teh ko­mersial.

Perkembangan teh sempat ter­­bengkalai di masa perang Viet­­­nam dan perang Indocina. Mulai bangkit kembali pada de­kade 90-an setelah Vietnam meng­­gandeng Taiwan, Jepang, Irak dan Inggris untuk mengem­bangkan teh.

Masyarakat Vietnam lebih me­nyukai teh yang ringan seperti teh hijau. Disamping itu terdapat teh hitam dan scented tea, teh yang diolah dengan herbal atau bu­nga-bungaan untuk menda­patkan aroma yang khas.

Pada tahun 2015 lalu produksi teh Vietnam mencapai 170 ribu ton. Dari jumlah tersebut lebih 60%-nya diolah menjadi teh hijau.

7. Indonesia, negara penghasil teh terbesar ke-7

Teh pertama kali didatangkan ke Indonesia dari Jepang pada tahun 1684. Namun kurang ber­kembang dengan baik. Bebe­rapa abad berikutnya tepatnya pada tahun 1877 didatangkan lagi teh asal Sri Lanka. Jenis teh ini lebih cocok ditanam di Indonesia dan berkembang pesat.

Sekitar 70% produksi teh na­sional diproduksi di Jawa Ba­rat. Ditanam di dataran tinggi yang basah. Lebih setengah produksi teh Indonesia di ekspor, tetapi Indonesia juga mengimpor teh dari luar.

Tahun 2015 International Tea Committee mencatat Indonesia memproduksi 129 ribu ton teh. Jumlah tersebut menempatkan Indonesia sebagai negara peng­hasil teh terbesar ke-7 dunia.

8. Argentina

Pengembangan teh di Argen­tina relatif baru dibandingkan de­ngan negara-negara penghasil teh lainnya. Teh masuk ke Ar­gen­tina sekitar tahun 1920-an. Be­nihnya dipercaya didatang­kan dari Rusia. Budidaya teh mu­lai berkembang pesat setelah tahun 1951, ketika pemerintah mela­rang impor teh.

Sebagian besar produk teh Argentina berupa teh hitam, hanya sekitar satu persen yang berupa teh hijau.

Namun di Argentina dan be­berapa negara Amerika La­tin lain­nya dikenal juga “mate tea”, teh yang diseduh ber­sama her­bal lain­nya dan dinikmati da­lam cang­kir kayu dengan sedo­tan khas terbuat dari logam.

Produksi teh Argentina pada ta­hun 2015 mencapai 83 ribu ton. Negara ini mengekspor 34% hasil produksinya. Argentina meru­pa­kan produsen teh ter­be­sar di benua Amerika jauh melam­paui negara-negara disekitarnya.

9. Jepang

Masyarakat Jepang mengenal teh dari Tiongkok di masa dinasti Tang. Catatan tertua teh sebagai minuman ditemukan sekitar tahun 815 dalam monograf Eisai.

Jepang merupakan negara peng­hasil teh paling awal di sam­ping Tiongkok.

Masyarakat Jepang memiliki tradisi “upacara minum teh” yang sangat kuat. Bahkan sudah dianggap sebagai ritual penting. Produk olahan teh pun cukup beragam, salah satu yang paling terkenal adalah teh hijau.

Produksi teh Jepang tahun 2015 sekitar 79 ribu ton, angka terendah dalam satu dekade terakhir. Kemudian tahun 2016 meningkat kembali menjadi 80 ribu ton.

10. Bangladesh

Sejarah perkebunan teh di Bangladesh dimulai sejak tahun 1840. Pada saat itu Inggris mem­buat perkebunan teh di daerah Sylhet, daerah yang menjadi sentra teh hingga saat ini.

Pada masa perang kemer­de­kaan industri teh di Bang­la­desh sempat mengalami kehan­cu­ran. Kemudian dilakukan restorasi besar-besaran pada tahun 1990-an, sehingga negeri ini bisa kem­bali menjadi peng­hasil teh utama.

Produksi teh Bangladesh ta­hun 2015 mencapai 66 ribu ton dan tahun 2016 meningkat dras­tis menjadi 85 ribu ton. Sebagian be­sar produksi ditujukan untuk memenuhi konsumsi dalam ne­geri. bmc/wac/es)

()

Baca Juga

Rekomendasi