Pengajian Majelis Zikir Tazkira

Orang Bertakwa Selalu Menjauhi Larangan Allah

Medan, (Analisa). Orang yang bertakwa selalu men­jauhi larangan Allah dan men­jalankan perintahnya. Seperti di­terangkan dalam Alquran Surat Ali Imran ayat 102, yakni “Hai orang-orang yang beriman, ber­tak­walah ka­mu kepada Allah sebenar-benar tak­wa, yaitu dengan me­naati dan bu­kan mendurhakai, mensyukuri dan bukan mengingkari karunia-Nya dan dengan mengingat serta ti­dak melupakan-Nya.

Demikian disampaikan Ketua Ma­jelis Zikir Tazkira Sumut, Buya KH Amiruddin MS, dalam pengaji­an di Masjid Agung Medan, Minggu (14/1).

Disebutkan Buya, dalam Alqur­an terdapat ayat-ayat yang menga­jak manusia untuk ber tadabbur dan berpikir tentang penciptaan alam tabiat yang akan mengantar­kan pada makrifat dan keimanan ter­hadap Tuhan Maha Pencipta, ser­ta  membawa pada makrifat dan ke­­ima­nan hari akhir. Sa­lah satu dari ayat-ayat tersebut ada­lah pada QS. Ali-Imran: 190-191, yaitu, “Se­sung­guhnya dalam pen­ciptaan la­ngit dan bumi, dan silih bergantinya ma­lam dan siang ter­dapat tanda-tan­da bagi orang-orang yang ber­akal, (yaitu) orang-orang yang meng­ingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berba­ring dan mereka memikirkan ten­tang penciptaan langit dan bumi (se­raya berkata), “Ya Tuhan kami, tia­dalah Engkau menciptakan ini den­gan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka”.

Karenanya, lanjut Buya, mema­suki tahun syamsiah 2018, jemaah diajak untuk melakukan muha­sa­bah. “Kesempurnaan manusia di­da­patkan dengan pilihan dan ikh­tiar. Sebab itu, kekhususan gerak menyempurnanya adalah gerak menyempurna ikhtiari”.

Dalam QS Ali-Imran: 190 juga digambarkan tentang kemampuan manusia dalam merenungkan ayat-ayat kauniyah (seluruh entitas) Ilahi yang akan membawanya pada ke­ber­imanan kepada Tuhan seba­gai pencipta disebut silsilah kau­sa­litas (se­bab-akibat) dan akan me­ngan­tar­kan manusia pada penga­kuan ek­sistensi mabda, yakni kausa prima.

Sesungguhnya dalam pencip­ta­an langit dan bumi terdapat sebuah ke­teraturan, baik dalam keberadaan dan wujud, serta sistem gerak dan pe­rubahan yang mengaturnya. Ada­nya pergantian siang dan malam, ditin­jau dari aspek perhitungan waktu, maupun dari aspek penga­tur­an gerak, seperti terbit dan terbe­namnya matahari akibat rotasi bumi merupakan tanda-tanda bagi pemi­lik akal khalish (ulil albab).

Buya juga menjelaskan, ada lima tan­da-tanda orang beriman, yakni se­lalu sabar, jujur, teguh, selalu ber­sedekah dan mendirikan salat ma­lam.

Pengajian juga diisi dengan kegiatan zikir dan muhasabah dipandu Buya KH Amiruddin MS dan salat tasbih dipandu Ustaz Muhammad Duha Solihin SE. (sug)

()

Baca Juga

Rekomendasi