Oleh: Sari Ramadhani.
BATU akik jenis kecubung sudah sangat terkenal di Indonesia. Bernama latin amethyst, akik ini tersebar di sepanjang wilayah Indonesia. Namun, siapa sangka ternyata Brazil, salah satu negara di Amerika Selatan juga punya batu ini.
Selain di Indonesia, amethyst ternyata sangat banyak ditemukan di daerah lain, khususnya di tanah tropis. Atau lebih tepatnya di tanah gambut. Hanya di Indonesia gemstone (batu akik) ini disebut kecubung.
Pedagang gemstone asal Jalan Jermal I, Kecamatan Medan Denai, Bambang Adi Priatno mengungkapkan, selain kecubung, orang Indonesia juga banyak yang menyebut amethyst dengan sebutan kinyang. Tetapi, nama amethyst sebenarnya diambil dari bahasa kuno bangsa Indian Amerika yang artinya warna ungu.
"Karena awalnya amethyst yang dikenal memang berasal dari benua Amerika, tepatnya di Brazil," ungkap ayah satu anak ini.
Amethyst termasuk dalam jenis permata. Meskipun bukan kategori atas, namun batu permata dengan kategori menengah ini banyak diminati pecinta gemstone (gemstone lover). Saat ini, amethyst Brazil sangat bersaing dengan amethyst lokal. Harga keduanya juga masih terjangkau.
Ia menyampaikan, kategori mineral dasar yang terkandung dalam amethyst adalah quartz atau quartzite. Batu ini tidak hanya popular di Indonesia. Tetapi juga sudah sejak lama terkenal di dunia. Hal itu karena kekilauannya yang sudah mirip permata.
"Amethys menjadi sangat popular di dunia sudah sejak zaman duhulu kala. Bahkan batu ini dipakai para raja dan orang-orang kaya di zamannya," sebut pria 38 tahun itu.
Menurutnya, saat ini amethyst semakin merakyat karena sudah ditambang secara besar-besaran. Bahkan, kini gemstone ini masuk ke dalam industri permata dunia. Itu sebabnya pesonanya tidak hanya di Brazil dan Indonesia, tetapi juga negara-negara lain di dunia.
Untuk kategori permata, mungkin memang amethyst tidak sebaik permata lain di dunia. Tetapi bagi sebagian kalangan, memakai amethyst juga sudah menunjukkan gengsi di tengah perkumpulan gemstone lover di Medan. Di sini, batu tersebut sudah banyak dijual dari sebelum gemstone booming bahkan hingga saat ini sudah sepi.
"Populasi pecinta gemstone semakin banyak, termasuk juga amethyst atau kinyang atau kecubung. Dengan stok berlimpah, maka harga amethyst juga otomatis terjangkau oleh berbagai kalangan," terangnya.
Namun, meskipun batu amethyst banyak ditemukan di Brazil, amethyst Indonesia tidak kalah indah dan kilaunya. Akik jenis ini paling banyak dan terkenal berasal dari Borneo. "Amethyst paling terkenal asal Indonesia umumnya dari Pangkalan Bun di Kalimantan. Banyak ditemukan barang mentah amethyst di sana," ucapnya.
Tidak hanya Kalimantan, di Sumatera juga ada amethyst yang terkenal dan dicari para kolektor. Biasanya akik itu berasal dari Lampung di wilayah Bungur Tanjung Bintang.
Dari Bangka juga ada, tetapi lebih sering disebut kinyang. Namun, kinyang lebih identik bening atau disebut kinyang es. Sedangkan amethyst atau kecubung didominasi ungu muda. "Kinyang identik tanpa warna atau bening. Ada kinyang es atau kinyang air," ujarnya.
Di Sumatera Barat, sambungnya, juga ditemukan batu amethyst. Namun, di sini kurang popular. Pesonanya kalah dari batu-batu idocrase yang lebih digemari di daerah itu. Misalnya, sungai dareh. Masyarakat lokal cenderung lebih bangga memakai batu khas daerah yang menjadi ikon kotanya.
"Amethyst di Sumbar biasanya berwarna ungu cenderung pucat. Kurang terkenal di kalangan gemstone lover. Mereka lebih suka pakai idocrase," pungkasnya.