Membaca, Hobi yang Semakin Langka

Oleh: Rosni Lim.

Kamu sudah membaca hari ini?” tanya A.

“Sudah,” jawab B.

“Apa yang kamu baca?”

“Begitu bangun, aku langsung lihat layar hp-ku, buka Facebook dan baca status teman. Tak lupa juga kukomen sambil ketawa.”

“Terus, apa lagi yang kamu baca?”

“Ya itu, berita tentang artis yang di-share teman di Facebook. Terus, ada link cerita menyentuh yang dibagikan teman, membacanya aku terharu. Eh, sebentar, ya? BBM-ku masuk, aku BBM-an sebentar dengan teman, ya?”

Setelah si B selesai membalas BBM teman, si A bertanya lagi, “Kamu sudah baca buku pelajaran atau buku catatan kita? Besok ada ujian Fisika dan Sejarah, lho!”

“Aduh, ujian Fisika dan Sejarah aku yakin pasti dapat nilai merah. Percuma belajar, nyerah saja, deh!"

“Kalau begitu, nggak usah belajar tapi baca koran saja, ya? Biar tahu kejadian-kejadian politik hari ini yang akan jadi sejarah esok!”

“Kami nggak langganan koran lagi, kami hanya beli koran hari Minggu. Kalau mau baca koran atau tahu berita hari ini, tinggal buka laptop dan baca dari e-paper koran yang bersangkutan. Lebih hemat, kan?”

“Ada novel terbaru yang baru terbit, karangan dari penulis terkenal luar negeri. Beli,  yuk? Biar bisa pinjamkan ke aku nanti.”

“Hari gini masih beli novel? Nggak punya duit, satu novel sekarang harganya rata-rata Rp 50.000, sayang uangku. Lebih baik kugunakan untuk mengisi pulsa internetku 6 GB, midnight run 5,4 GB, sisanya 600 MB untuk internet pukul 09.00-24.00 WIB. Kalau ingin membaca novel, boleh buka situs yang memuat e-book, dan baca novel tersebut dengan harga miring. Sayang, kan, pulsa 4 GB sudah bisa main game sepuasnya tiap hari selama sebulan.”

“Ya sudahlah, kalau memang kamu lebih suka membaca status Facebook daripada membaca buku pelajaran sekolah, lebih suka membaca e-paper  daripada kertas koran, dan lebih suka menghabiskan duit untuk membeli pulsa internet daripada membeli buku novel, maka… selamat bergabung dengan generasi muda zaman sekarang! Gene­rasi gadget dan para gamers!”

“Horeee…! Horeee…!”

Teman, ilustrasi percakapan antara A dan B di atas, menggambarkan keadaan generasi muda kita sekarang ini yang cenderung malas membaca buku. Mere­ka memang membaca, tapi yang dibaca adalah status teman di Facebook, BBM atau chat dari teman-teman sesama gamers.

Lalu, apakah salah?

Tentu saja tidak salah, karena sesuatu yang menarik pasti akan lebih dilirik dan diminati orang. Gadget canggih keluaran terbaru dengan banyak fasilitas dan fitur-fitur menarik, akan mampu membius orang,  terutama para kawula muda. Sete­lah dibeli, gadget itu akan dipegang dan diutak-atik setiap hari, kedua mata mulai dari pagi sampai malam asyik meman­dangi gadget itu, sampai-sampai tak punya waktu untuk belajar ataupun membaca buku.

Semua berita topik terhangat memang akan langsung diketahui dari internet yang terkoneksi dengan gadget. Berita tersebut dalam hitungan detik akan langsung mendapatkan tanggapan/komentar positf maupun negatif dari para netter. Dengan cepat, kita bisa menge­tahui banyak kejadian terbaru dan respons yang dibe­rikan. Ini adalah kelebihan dari membaca di media sosial (medsos) elektronik, cepat dan komuni­kasi dua arah.

Namun biasanya, berita-berita di medsos dan internet yang dimunculkan adalah berita-berita hangat yang sedang banyak dibicarakan/diminati orang, sedangkan untuk mengetahui lebih banyak lagi seluk-beluk tentang segala kejadian di berbagai daerah yang terjadi di tanah air dan di seluruh dunia termasuk sejarah, kita masih harus membaca media cetak (koran, majalah, buku, dan lain-lain). Kekurangan dari medsos ini masih ada, yaitu kebenaran atau keabsahan dari berita yang diberitakan di situs-situs tak selamanya benar. Banyak bermunculan situs abal-abal dengan berita sensasi yang diragukan kebenarannya. Ala­sannya, situs tersebut memposting berita sen­sasi tidak benar untuk menarik perhatian netter, semakin banyak netter yang berkunjung ke lamannya, akan semakin beruntung mereka karena para pedagang akan memasang iklan di situs mereka.

Membaca status Facebook teman, BBM, ataupun chatting seharian dan main game, bukanlah sebuah perilaku yang mendapatkan banyak keuntungan, tapi lebih banyak untuk mendapatkan hiburan/perhatian. Bila kita ingin menda­pat banyak ilmu dan pengetahuan, masih harus rajin membaca buku, majalah, koran, dan lain-lain Penulis buku, maja­lah, koran, pastilah orang-orang yang telah diseleksi/digaji karena keah­lian mereka, karena itulah kita bisa percaya mereka pasti menulis dengan baik.

Karena beberapa alasan pada ilustrasi percakapan antara si A dan si B di atas, generasi muda sekarang jadi malas membaca, dalam artian membaca buku, majalah, koran, dan lain-lain.

Bila kita melintas di jalan raya atau­pun di tempat-tempat umum, kita akan lihat mereka lebih banyak memegang hp daripada memegang buku. Sayang sekali, ya? Hobi membaca generasi muda sekarang sudah menjadi hobi langka, padahal dulu masih banyak sekali kita temukan para remaja berkumpul di kios/toko yang menyewakan buku-buku cerita dan nongkrong di toko buku, tapi seka­rang mereka lebih banyak berkum­pul di warnet dan menghabiskan waktu seharian untuk bermain gadget dan game.

Hobi membaca sebenarnya harus dipu­puk sejak usia dini. Sebagai generasi tua, kita harus memberi contoh dan memancing timbulnya hobi membaca pada generasi muda. Bila anak melihat orangtuanya sering membaca koran/buku, mereka akan tertarik dan ikut membaca. Bila anak melihat orang­tuanya selalu memegang hp/gadget, mereka pun akan ikut-ikutan memegang hp/gadget.

Jauh lebih banyak manfaat yang bisa kita peroleh dari membaca koran, maja­lah, buku, daripada membaca med­sos. Percayalah!

* Maret 2016

()

Baca Juga

Rekomendasi