Mengamati Cara Burung Elang Terbang

BURUNG elang Peregrine meru­pakan burung yang mempunyai kemampuan terbang tercepat. Ba­gaimana tidak burung ini mampu terbang 100 mil/jam, bila burung ini melipat sayapnya dan terbang menukik kecepatan terbangnya meningkat menjadi dua kali lipat kira- kira 200 mil/jam.

Untuk bisa terbang tentu burung memiliki segudang pera­latan persis seperti pesawat terbang, yang mem­punyai sayap, sistem kemudi, tenaga, maupun rangka yang kuat agar tidak rontok di udara. Bagai­mana cara burung ini terbang sehingga mampu mengahasilkan kecepatan yang luar biasa, berikut ulasannya.

Burung merupakan binatang bertulang belakang (vetrebarata) yang berkembang biak dengan bertelur. Hampir seluruh tubuhnya berbulu, tapi ada juga yang botak sebagian seperti burung pemakan bangkai. Suhu tubuh burung antara 38 - 45 derajat Celcius. Didunia ini terdapat kira-kira 8.600 spesies burung.

Burung umumnya mempunyai kemiripan yaitu memiliki bulu, sayap, cakar, paruh dan tubuh yang kuat untuk terbang maupun berlari (ada sebagian burung yang tidak bisa terbang).

Bulu burung terbuat dari material yang ringan dan fleksibel yang di sebut dengan keratin yang memiliki kekuatan untuk mengangkat dan dengan mudah kembali ke bentuk awalnya. jumlah bulu di tubuh burung di perkirakan 1.000 sampai 25.00 helai.

Pada bagian tengah bulu burung terdapat sebuah tangkai pusat keras berbaling-baling, yang terdiri dari sepasang cabang di kedua ujungnya. Sepasang cabang ini disebut kait. Kait tersebut memiliki panjang dan kekuatan yang berbeda-beda, se­hing­ga memungkinkan burung mengangkasa di udara.

Dari setiap kait terdapat rambut-rambut yang disebut “barbula.” Barbula tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Pada barbula ini terdapat pengait-pengait kecil. Barbula ini saling terkunci karena kait-kait seperti sebuah ritsleting.

Kait-kait ini terkatup bersama seperti dua lajur ritsleting. Barbula-barbula disatukan oleh kait-kait tersebut sedemikian rupa sehingga asap pun tidak dapat melewatinya. Jika kait-kait ini terbuka, burung cukup menggo­yangkan tubuhnya atau mengocok bulunya dengan paruh agar bulu-bulu itu kembali seperti keadaan semula.

Agar dapat bertahan hidup, burung harus senantiasa menjaga bulunya tetap bersih, rapi, dan siap digunakan. Untuk merawat bulunya, burung menggunakan kantung minyak yang terletak di dasar ekornya.

Minyak

Mereka mengambil mi­nyaknya dengan paruhnya, kemudian mem­bersihkan dan memoles bulunya. Bagi burung-burung perenang, minyak ini mencegah air agar tidak membasahi kulit ketika kehujanan atau berada di air.

Satu hal lagi, burung-burung da­pat mencegah hilangnya panas tubuh dengan menggoyang-go­yang­kan bulu mereka dalam cuaca dingin. Sementara, saat cuaca panas, burung mem­pertahankan kesejukan tubuh dengan melicinkan bulu-bulu me­reka.

Setiap kelompok bulu pada suatu bagian tubuh tertentu memiliki fungsi-fungsi khusus. Mi­salnya, bulu di bagian bawah dan bulu yang terletak di sepanjang sayap dan ekor memiliki bentuk yang berbeda. Bulu-bulu ekor yang besar digunakan untuk menge­mudi dan mengerem.

Guna mempertahankan ke­mam­puan terbangnya, burung-burung merontokkan bulu mereka beberapa kali seta­hun. Bulu yang robek cu­kup besar atau bulu rusak yang tidak berfungsi de­ngan baik diperbarui dengan cepat.

Paruh dan cakar burung mem­punyai bentuk yang ber­beda. Burung tidak memiliki gigi untuk memakan mang­sanya sebagai gantinya burung memiliki paruh yang kuat. Bentuk paruh burung di pengaruhi oleh ma­kanan yang akan dimakan oleh bu­rung. Begitupun dengan cakar bentuknya juga tergantung dari kegunaan dan fungsinya.

Tubuh burung memang di ran­cang untuk memiliki kemampuan terbang. Setiap bagian tubuh burung dengan berat yang minimal memiliki kemampuan terbang yang maksimal.

Contohnya rangka burung tersu­sun dengan jumlah tulang yang paling sedikit diantara hewan lainya. Tulang burung juga ringan bahkan ada yang le­bih ringan dari bulunya, keras dan pipih.

Istimewa

Tulang terkuat dan terbesar berada pada tulang dada dan bahu yang berguna sebagai tempat untuk mengepakan sayap burung. Otot burung pun sangat istime­wa, karena posisi otot yang kuat dileta­kan pada bagaina yang berfungsi terbang yaitu otot dada dan otot bahu.

Sayap burung ber­ben­tuk airfoil, sehingga udara yang mengalir pada bagian atas sayap burung lebih cepat dari pada yang di bawah sehingga tekanan diatas lebih rendah dari tekanan dibawah sayap.

Burung terbang dengan cara mengepakan sayapnya. Saat sayap burung dikepakan, udara akan di­dorong kebawah. Dorongan ke­ba­wah akan menghasilkan gaya yang berlawanan sehingga me­ngang­kat tubuh burung keatas. Untuk me­ngen­dalikan gerakan baik menukik, mem­belok, burung menggunakan ekor­nya.

Saat bulu sayap terentang luas saat burung terbang, wilayah permukaan meluas dan daya ang­kat pun me­ning­kat. Ketika burung menge­pakkan sa­yap­nya ke bawah, bulu-bulu ini saling mendekat dan mencegah udara melewatinya. Ketika sayap meng­angkat ke atas, bulu-bulu itu terbuka lebar dan membiarkan udara melewatinya.

Gaya dorong (trust) untuk me­nam­bah kecepatan juga dihasilkan dari mengepakan sayapnya. Gaya dorong juga didapat saat burung mengem­bangkan kedua sayapnya, karena bulu burung yang berada pada pagian paling ujung sayapnya bisa berfungsi seperti propeler pesawat terbang.

Selain itu untuk mengambang di uda­ra burung memanfaatkan perge­ra­kan udara keatas akibat perbedaan tem­peratur (thermal). Jadi burung dapat meng­hemat tenaganya dengan hal-hal tersebut.Untuk mendarat burung mulai memperlambat kepa­kan sayapnya dan melebarkan sayapnya (mifip flap pada sayap pesawat) sehingga gaya angkat lebih besar, bulu ekor pun dikem­bangkan yang berfungsi seba­gai rem yang memungkinkan bu­rung­pun bisa mendarat lebih lembut. (savkid/livescience/ar)

()

Baca Juga

Rekomendasi