Bercak Keputihan yang Khas Akibat Vitiligo

Oleh: dr. Eric Gradiyanto Ongko. Vitiligo adalah masalah kulit jangka panjang dan terus menerus yang menghasilkan depigmentasi bercak putih yang berkembang dan melebar di bagian kulit tertentu.

Bercak ini muncul ke­tika me­la­nosit dalam kulit mengalami kema­tian. Mela­nosit merupakan sel yang ber­­fungsi mempro­duk­si pig­men pa­da kulit -melanin- yang memberikan warna pa­da kulit dan mem­proteksi ku­lit dari sinar UV (ultra violet) ma­tahari.

Total bagian dari kulit yang di­pengaruhi vitiligo bervariasi luas­nya dari setiap individu. Vitiligo juga da­pat mempengaruhi mata, dalam rong­ga mulut dan rambut. Pada ke­ba­nya­kan kasus, area yang berdam­pak akan tetap berubah warna seumur hi­dup­nya.

Penyebab vitiligo masih belum diketahui, namun be­berapa pene­li­tian percaya bahwa ini termasuk gang­­g­u­an autoimun. Beberapa il­mu­an juga berpikir bahwa vitiligo bisa jadi disebabkan oleh virus. Anehnya, penye­bab vitiligo yang masih be­lum diketahui secara pasti, namun ada be­be­rapa poin pen­­ting yang mem­pe­nga­­ruhinya, di antaranya: gang­guan autoimun – sistem imun pasien men­jadi terlalu aktif dan menghancurkan mela­nosit, ketidakseimbangan stress oksidatif genetik, se­buah peristiwa yang menye­babkan stres, terjadi ke­rusak­an kulit akibat sayatan atau se­ngatan matahari berat, ter­paparnya bahan kimia terten­tu, gangguan sa­raf, keturun­an – hubungan keluar­ga, dan infeksi virus.

Vitiligo tidak dapat ditu­lar­kan; dengan kata lain, ini tidak menular, seseorang ti­dak dapat menularkan kepada orang lain. Vitiligo merupa­kan kondisi umum yang ter­lihat di kulit, di mana memi­liki komorbiditas yang ber­variasi. Di seluruh dunia, pre­valensi vitiligo memiliki interval dari 0.4 sampai 2.0%, dengan pre­valensi bagian yang paling banyak atau se­dikit.

Banyak studi menunjuk­kan sedi­kit lebih banyak pada wanita dan 50% onsetnya ter­jadi pada masa ka­nak-kanak, namun aturan ini masih be­­lum valid. Kurang dari 1% po­pu­lasi di Amerika meng­alami vitiligo pada kulitnya. Penyakit ini tidak me­miliki diskriminasi umur, jenis ke­lamin atau etnis, namun studi me­rang­kum bahwa keba­nyak­an per­sen­tase kasus di­mulai sekitar umur 20 tahun­an.

Tanda dan gejala vitiligo ber­va­riasi setiap individu. Ini lebih terlihat jelas pada individu dengan kulit yang gelap atau hitam. Beberapa mungkin hanya terjadi pada tangan dengan bercak setitik tanpa perkembangan lebih lanjut, dimana orang lain dapat berkembang menjadi bercak yang besar dan ber­gabung mempengaruhi seba­gian besar kulit.

Vitiligo dibagi menjadi 2 kategori: vi­tiligo non-seg­men­­tal dan segmental.

Vitiligo non-segmental merupa­kan jenis yang paling umum dan ter­jadi lebih dari 90% individu de­ngan gang­­gu­an ini. Dalam vitiligo non-seg­­mental, bercak tersebut se­ring mun­­­cul seimbang de­ngan bagian se­be­lah tubuh lainnya, dengan seba­gian me­rupakan simetris.

Bercak si­met­ris sering muncul pada kulit yang terpa­par sinar ma­tahari secara rutin, seperti wa­jah, leher dan tangan, na­mun juga dapat muncul di bagian yang lain: punggung tangan, lengan ba­wah, mata, lutut, siku, kaki, dan mulut.

Vitiligo segmental memi­liki ben­tuk yang berbeda; kondisi ini me­nye­bar lebih cepat namun dipertimbang­kan lebih konstan dan stabil diban­dingkan dengan non-segmental. Jenis ini lebih ja­rang dan mem­pe­ngaruhi ha­nya 10% dari pasien vitiligo. Jenis ini tidak simetris dan bia­sa­nya cenderung mempe­ngaruhi ba­gian dari kulit tempat melekatnya saraf yang timbul pada akar dorsal tulang belakang. Jenis ini lebih stabil, tidak berubah dan memiliki respon yang baik terhadap perawatan to­pikal.

Vitiligo hanya memiliki gejala mun­culnya bintik pu­tih atau bercak putih pada kulit. Secara general, bin­tik putih pertama menjadi nyata pada bagian tubuh yang se­ring terpapar dengan sinar matahari.

Awalnya, vitiligo dimulai dengan bintik sederhana, lebih pucat dari kulit lainnya. Namun secara berta­hap, lam­bat laun, bintik ini akan men­­jadi lebih pucat sampai men­jadi war­na putih. Bentuk dari bercak ini mur­ni tidak diben­tuk, dan suatu saat, tepi ber­cak ini akan meradang sedi­kit dengan warna kemerahan terka­dang menimbulkan ga­tal. Selain dari penampilan bintik-bintik ini dan gatal-gatal, vitiligo tidak menim­bulkan ketidaknyamanan, iritasi, nyeri ataupun kering pada kulit.

Vitiligo merupakan foto­sensitif; pasien perlu meng­hindari kontak kulit langsung dengan sinar matahari dalam jangka waktu yang panjang. Memprediksi di mana vitiligo akan menyebar, dan se­berapa banyak, sa­ngatlah su­lit. Penyebaran bercak putih ini bisa terjadi dalam bebe­rapa ming­gu, dan pada kasus lain, mung­kin saja terstabi­lisasi, tidak berkem­bang da­lam beberapa bulan sampai bertahun-tahun.

Jika gejala pertama dari bercak pu­tih ini simetris (vi­tiligo non-seg­men­tal), per­kembangan akan lebih lam­bat jika bercak ini hanya pada satu bagian tubuh (vitiligo segmental).

Ada beberapa perawatan untuk mengurangi visibilitas vitiligo pada bagian kulit yang dipengaruhi, di an­tara­nya:

Fototerapi dengan sinar UVB – memaparkan kulit yang terkena pada lampu UVB merupakan pilihan yang umum. Ini merupakan terapi yang paling sederhana dan mudah untuk dilakukan di rumah dengan lampu yang kecil. Terapi yang dapat di­la­kukan di rumah ini dian­jurkan, ka­rena ini sangat efektif ketika pa­sien meng­gunakan lampu setiap hari. Jika terapi ini dilakukan di klinik, pasien perlu datang 2-3 kali per minggu, di­mana akan memper­lambat masa pe­nyembuhan.

Jika bercak putih ini ber­lokasi di se­ba­gian besar tu­buh, fototerapi UVB akan di­lakukan di rumah sakit de­­ngan terapi seluruh badan. Penting untuk diketahui bah­wa ahli me­nya­rankan bahwa fototerapi UVB, khu­sus­nya ketika dikom­binasikan de­­ngan terapi lain, memiliki efek po­sitif pada vitiligo, na­mun ini masih cu­kup tidak terprediksi dan dipas­tikan. Saat ini belum ada terapi yang dapat re-pigmentasi ku­lit secara maksimal.

Fototerapi dengan sinar UVA – terapi sinar UVA paling sering dila­kukan di kli­nik. Pertama, obat yang di­­makan dapat meningkatkan sen­sitivitas kulit pada sinar ultraviolet. Kulit yang terke­na membutuhkan se­rang­kai­an perawatan, terpaparnya do­­sis tinggi sinar UVA. Un­tuk me­lihat per­baikan yang nyata, pasien per­lu menja­lan­kan beberapa sesi. Per­kem­bangan akan terlihat setelah 6-12 bulandari sesi dua kali seminggu.

Kamuflase kulit – pada ba­nyak ka­­sus, ketika vitiligo masih dianggap ri­ngan, seba­gian bercak putih ter­se­but dapat disamarkan dengan krim kos­metik berwarna dan make-up. Pa­sien perlu memi­lih warna yang paling sesuai dengan fitur kulit mereka. Jika krim dan make-up dite­rapkan dengan benar, itu akan bertahan 12-18 jam pada wa­jah dan lebih dari 96 jam pada bagian tubuh lain. Sebagian besar aplikasi topikal bersifat tahan air.

Dan banyak lagi pilihan pe­rawa­tan yang dapat dila­ku­kan untuk vitiligo, termasuk depigmentasi, peng­gu­naan kortikosteroid topikal, bebe­rapa obat lainnya, pencang­kokan kulit, tato, dan bebera­pa terapi yang masih diteliti.

Walaupun vitiligo tidak ber­kem­bang menjadi penya­kit yang lain, in­dividu dengan kondisi ini lebih cen­derung memiliki gangguan autoi­mun lain, seperti masalah tiroid, penyakit Addison, tiroiditis Hashimoto, diabetes tipe 1, atau anemia pernisiosa. Ma­yoritas pasien vitiligo me­mang tidak memiliki kondisi ini, namun para ahli me­nyarankan untuk mela­kukan tes untuk menyingkirkan pe­nyakit tersebut.

Vitiligo juga dapat me­ningkatkan risiko terbakar si­nar matahari pada kulit yang terpapar, kehilangan pendengaran, dan masalah ma­ta seperti inflamasi pada iris (iritis). Jika vitiligo ter­lihat oleh orang lain, pera­sa­an malu ini akan membuat masalah kepercayaan diri, dan pada sebagian kasus dapat menyebabkan depresi. na­mun sudah banyak figur pub­lik dengan vitiligo dapat ber­karya dalam dunia interna­sional, ini menunjukkan bah­wa vitiligo merupakan hal yang wajar dan bukanlah se­suatu yang ta­bu atau me­ma­lukan.

()

Baca Juga

Rekomendasi