Oleh: Thompson Hs
PERNAH sembarangan membuang sampah? Nah, itu mungkin menjadi satu kebiasaan yang sulit dilakukan banyak orang di Indonesia atau negara-negara yang belum selesai dengan persoalan internalnya. Termasuk juga bagi kalangan terdidik yang sudah mendapat informasi dua kategori sampah melalui sebutan sampah organik dan non-organik. Contoh dua kategori sampah dapat dilihat dalam satu kemasan rokok dan bungkusnya. Sebelum menarik sebatang rokok dan mengisapnya, bungkusan terluar kemasan rokok biasanya plastik. Kemudian klaim cukai dari kertas. Plastik dan kertas cukai rokok mungkin sudah bisa mewakili dua kategori sampah itu. Plastik untuk non-organik dan kertas untuk organik. Namun sesungguhnya kertas boleh dikatakan tidak sepenuhnya organik. Atau malah semi-organik, kecuali kalau dibakar dan menjadi kompos seperti olahan sampah organik sesungguhnya yang dijadikan sebagai pupuk.
Plastik juga sering bisa dibakar. Namun sama sekali takkan menjadi pupuk atau kompos. Bau plastik terbakar bisa merusak mutu udara dan pernafasan mahluk hidup, termasuk manusia. Sebagaimana asap rokok lebih merusak perokok-tidak-aktif alias yang tidak merokok namun selalu terhirup asap rokok. Kemasan rokok juga dibungkus dengan kertas timah dan bisa sembarang dibuang seperti abu rokok. Maka rokok dan bungkusnya adalah contoh kecil dari sampah yang terkadang tidak mampu diurusi oleh sang perokok. Apalagi mau mengurus sampah-sampah yang lain. Rokok sebagai mainan bikin asap, menghilangkan stres, ironi latihan pernafasan pagi hari, dan simbol untuk segala adat tidak jarang dilarang di tempat-tempat tertentu; seperti di dalam ruangan bebas rokok atau kompleks museum. Larangan itu sudah karena beberapa alasan, termasuk sebagai sampah kecil yang mengandung berbagai bahaya. Malahan paradoks dari bungkusan rokok di Indonesia dapat dibaca dengan: Merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi, dan gangguan kehamilan. Paradoks itu terkait dengan bidang kesehatan. Sedangkan bungkus rokok terkait dengan bidang lingkungan hidup.
Negara Jerman dan sampahnya
Bungkus rokok sebagai sampah kecil adalah dua kategori sampah dan mungkin menjadikan tiga atau empat kategori dengan abu atau sisa rokok. Namun secara nyata plastik dan kertas dari bungkus rokok secara terpisah dibuang pada tong sampah tersendiri.
Di rumah-rumah keluarga di Jerman minimal selalu ada empat tong pembuangan sampah di luar rumah. Keempat tong sampah ini menjadi sistem pengingat agar sampah tidak sembarangan dibuang. Tong berwarna kuning (gelbe Sacke) dikhususkan untuk sampah-sampah kemasan (verpackungen) dari bahan plastik dan kaleng. Tong berwarna biru (blaue Mülltonne) untuk sampah-sampah dari bahan kertas. Tong berwarna hitam (schwarze Mülltonne) untuk limbah sisa dan yang susah dipilah (restmüll) seperti pembalut, popok bayi, tissue, mainan rusak, perabot rumah tangga yang rusak, termasuk sisa makanan yang tidak habis. Sedangkan tong berwarna coklat (braune Mülltonne) untuk sampah berbahan organik (biomüll) seperti sisa sayuran, kulit buah, dedaunan, sampah kopi atau teh, dan lain-lain.
Sampah-sampah domestik keluarga selalu dibuang ke empat tong berwarna. Di luar itu itu masih ada tempat pakaian bekas (Alte Kleider), botol-botol (Pfandflasche), dan kaca-kaca (Altglas). Namun tempatnya tidak harus tersendiri di rumah-rumah kelaurga Jerman. Pakaian bekas di Jerman dapat disumbangkan kepada pengemis, terutama yang tebal-tebal, atau diletakkan begitu saja di tempat tertentu untuk diambil siapa saja. Soal pakaian bekas itu kita tidak tahu apakah ada kelompok pengumpulnya hingga bisa dijual murah ke dunia ketiga seperti Indonesia. Penjualan pakaian bekas itu dianggap sebagai salah satu yang merusak harga pasar selain pakaian yang tidak diproduksi di Jerman dengan harga murah. Pakaian murah berupa celana ada yang didatatangkan dari Cina atau Taiwan, lalu dijual dengan harga 7 Euro. Kemudian setelah dijadikan pakaian bekas para pengumpulnya menjual ke Afrika dengan harga 1 – 2 Euro.
Satu hal menarik dari botol plastik di Jerman memiliki nilai tukar kembali. Biasanya botol plastik itu merupakan kemasan untuk air minum (wasser). Selain bisa ditukarkan bisa juga disumbangkan. Sehingga penerima sumbangan botol plastik dapat menukarnya di mesin otomatis yang mengeluarkan uang di bawah 1 euro per botol. Demikian dengan sampah-sampah yang dapat didaur ulang di Jerman sudah menjadi bahan mentah baru untuk 14 persen jumlah bahan yang dibutuhkan. Sedangkan sampah organik sudah pasti dapat diolah menjadi kompos dan pupuk untuk pertanian. Sistem pengelolaan dan pengolahannya diserahkan kepada swasta dengan tetap disokong oleh pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup Jerman. Berbagai kebutuhan dapur yang dibeli di super-market dengan kemasan berbahan plastik atau kertas dapat dibuka dan dibuang di tempat sampah yang tersedia. Penyediaan tempat-tempat sampah di super-market merupakan satu kewajiban, meskipun secara intrinsik semua kemasan itu dibuat untuk menambah harga kebutuhan tersebut.
Jadwal penjemputan sampah
Negara Jerman yang terdiri dari 16 negara bagian bersifat federalisme dan berbentuk republik (dikenal dalam bahasa Jerman: Bundesrepublik Deutschland). Ada seratusan kota di semua negara bagian dengan sistem pengelolaan dan pengolahan sampah menurut kebijakan masing-masing kota. Terutama dengan jadual dari satu kota untuk penjemputan tong-tong sampah berwarna itu. Jadi sampah-sampah keluarga di Jerman tidak sekaligus diangkut dari keempat tong yang terletak di depan rumah dalam satu hari. Ada jadual masing-masing tong untuk diangkut. Sehingga kalendernya selalu dapat dilihat tergantung dekat letak tempat sampah di dapur.
Ketika kalender itu diperhatikan, maka jenis tong sampah yang akan dijemput pada hari tertentu diletakkan atau digeser ke depan gerbang atau luar kompleks rumah.
Sehingga setiap keluarga di Jerman sudah dianggap mendapat informasi tentang pemilahan dan pembuangan sampah mulai dari dapur sampai meletakkannya ke luar rumah. Bahkan anak-anak kecil yang belum sekolah sudah sejak awal diajarkan untuk tidak membuang sampah secara sembarangan.
Nah, hati-hatilah ke Jerman kalau masih sembarangan membuang sampah. Termasuk sembarangan merokok di setiap tempat. Ada sanksi dan dendanya yang bisa bikin stres!
Penulis Direktur PLOt Siantar dan salah satu Pendiri Toba Writers Forum (TWF).