Oleh: Jekson Pardomuan.
“Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN! Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah.” (Yeremia 17 : 7 – 8)
Seperti kata-kata yang ada dalam lagu pujian penyembahan, banyak perkara yang tak dapat ku mengerti. Mungkin, sebagian dari kita pernah menyanyikan lagu ini dan mengalaminya dalam kehidupan sehari-hari. Saat menjalani tahun 2017 lalu, sebagian dari kita menghadapi berbagai perkara dan persoalan yang sangat sulit menemukan jalan keluarnya.
Sebelum memasuki tahun 2018 ini pasti kita sudah merenung dan melakukan evaluasi terhadap diri kita sendiri. Kesalahan masa lalu agar tidak terulang lagi di tahun ini. Sepanjang tahun 2017, kita terlalu yakin dengan kemampuan diri kita sendiri dan tidak pernah berpikir untuk mengandalkan Tuhan dalam menghadapi segala perkara yang ada.
Firman Tuhan dalam Yeremia 17 : 5 – 6 menuliskan ”Beginilah firman TUHAN : ”Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN. Ia akan seperti semak bulus di padang belantara. Ia tidak akan mengalami datangnya keadaan baik; ia akan tinggal di tanah angus di padang gurun, di negeri padang asin yang tidak berpenduduk”.
Mengandalkan manusia dan mengandalkan kekuatannya sendiri menjadi kesalahan besar yang paling sering kita lakukan dalam menjalani hidup ini. Untuk urusan mengandalkan manusia, banyak sekali manusia sekarang lebih mengandalkan oknum-oknum tertentu ketika menghadapi sebuah masalah. Ada kalanya orang-orang yang sudah terbukti bersalah masih tetap berusaha untuk mencari pembenaran atas kesalahannya. Fakta yang sesungguhnya dibalikkan dan dinyatakan menjadi benar.
Hal seperti ini sangat banyak kita temui, orang yang sudah jelas-jelas di depan mata kita melakukan hal yang tidak terpuji tapi tetap menampik dan menganggap bahwa apa yang diperbuatnya itu sah-sah saja dan benar. Dunia saat ini sudah terbalik, orang yang berkata jujur dan benar dianggap berbohong. Sementara ada orang yang berbohong dan berkata tidak jujur justeru dianggap sangat benar.
Orang-orang yang sudah terbukti bersalah melakukan korupsi masih berusaha untuk membela diri dan mengatakan bahwa dirinya tidak melakukan hal tersebut. Berbagai upaya hukum ditempuh agar tidak sampai ditahan dan dipenjarakan. Kenapa hal ini bisa terjadi? Karena sudah banyak orang yang tidak mengandalkan Tuhan lagi dalam mengatasi segala perkara yang dihadapinya. Sudah lebih banyak manusia yang mengandalkan manusia juga, mengandalkan kemampuan diri sendiri dengan cara memberi sejumlah uang agar persoalan yang sedang dihadapinya diberi keringanan hukuman.
Tahun ini, menurut banyak kalangan dikenal sebagai tahun politik. Sebuah proses politik pemilihan kepala daerah akan digelar dalam tahun ini. Untuk Sumatera Utara sendiri ada 8 kabupaten dan kota yang akan menggelar Pilkada ditambah dengan pemilihan kepala daerah (Pilkada) Gubernur Sumatera Utara yang pelaksanaannya digelar serentak 27 Juni 2018 mendatang.
Dalam momen-momen seperti ini, akan bermunculan orang-orang yang berhati malaikat tapi setelah terpilih mereka akan lupa sama sekali dengan warga masyarakat yang sudah mengantarkannya menjadi seorang pemimpin. Lupa dengan orang-orang yang telah mendukungnya. Jangan heran kalau hal seperti ini akan terjadi dalam setiap kali pelaksanaan Pilkada dan Pemilu yang akan digelar 2019 nanti.
Tak ada manusia yang menginginkan dirinya dibohongi, ditinggalkan atau tidak dianggap sama sekali hanya karena akrab pada semua orang, ramah terhadap sesamanya dan suka memberi kepada orang-orang yang membutuhkan pertolongan. Sikap tolong menolong sepertinya semakin memudar dari negeri ini, beberapa warga setempat lebih memilih untuk tidak ikut berbaur dengan masyarakat lainnya. Mereka menganggap, dengan menitipkan uang saja sudah dianggap hadir dalam sebuah acara di lingkungan tempat tinggalnya.
Sikap tolong menolong dan tidak mengharapkan balas jasa juga ada dituliskan dalam firman Tuhan. Dalam menjalani hidup yang sementara ini, kita jangan terlalu menuntut yang aneh-aneh pada Tuhan. Sementara kita tidak pernah menyerahkan diri sepenuhnya kepada TUHAN.
Apa pun permasalahan kita hari ini, serahkan pada Tuhan. Yakin dan percaya bahwa Tuhan akan membuka jalan untuk setiap persoalan yang kita hadapi. Amin.