Oleh : Syafriana Sitorus.
Masyarakat nusantara mungkin sudah tidak asing dengan Candi Prambanan atau Candi Borobudur. Kedua candi ini sudah dikenal dan banyak dikunjungi oleh wisatawan. Candi tersebut peninggalan nenek moyang yang masih kokoh berdiri sampai sekarang. Sungguh luar biasa pembangunan zaman dulu.
Namun, Yogyakarta juga memiliki candi yang tidak kalah cantik dan uniknya yaitu Candi Ratu Boko. Candi Ratu Boko berada dalam kawasan wisata, tidak jauh dari Candi Prambanan. Candi Ratu Boko terletak di Jalan Raya Jogya, Solo KM 16 Prambanan. Kamu bisa menempuhnya dengan sepeda motor atau mobil. Ada 2 jalur masuk yaitu melalui lantai dasar, namun kamu akan menaiki beberapa anak tangga dari tempat parkiran. Jika kamu tidak kuat, maka tidak disarankan dari jalur ini ya. Beruntungnya, kamu akan mendapatkan pemandangan yang indah dari jalur ini.
Wisata Candi Ratu Boko merupakan Candi ini memiliki kawasan yang luas atau suatu komplek yang terdiri dari beberapa spot sejarah yaitu Gerbang Utama Candi, Candi Pembakaran, Gardu Pandang, Paseban (Tempat penerimaan tamu), Paseban Batu Putih, Pendopo (balairung), Keputren (kawasan wanita), serta Goa Lanang Wadon (tempat tidur laki-laki dan wanita yang terpisah). Semuanya bisa kamu ekplor secara manual (persiapkan kesehatan fisik kalian ya). Tiket masuknya hanya Rp. 40.000,- dan parkirnya Rp. 3.000,- kamu juga bisa belanja cenderamata didalamnya.
Ratu Boko
Situs Ratu Boko meruapkan situs arkeologi yang dikenal sebagai Keraton Ratu Boko atau Istana Ratu Boko. Candi ini terletak disebuah bukit berjarak 3 km di selatan kompleks Candi Prambanan. Candi ini dibangun pada Abad ke-8 dan 197 meter diatas permukaan laut.
Nama Candi sendiri berasal dari penduduk sekitar setelah kedatangan Raja Boko, sang raja legendaries yang disebut dalam mitos Roro Jonggrong. Keunikan dari Candi ini yaitu kawasannya lengkap seperti yang telah disebutkan diatas. Seluruh kawasan tertata dengan baik dan dalam tahap rekonstruksi kembali. Raja yang berkuasa yaitu Abhayagiri Wihara (diliat dari beberapa prasastasi dan bukti tertulis dalam keratonnya. Selain itu, unsur agama Hindu juga terlihat dalam bangunan ini).
Gapura Utama
Gapura utama candi ini terdiri dari tiga buah yaitu gapura tengah dan dua gapura apit (bisa diliat digambar). Gapura menghadadp kearah barat dan berbentuk Padukarasa. Gapura tengah lebih besar dari gapura apit dan berfungsi sebagai gerbang utama. Gapura ini kamu lewati setelah berjalan melewati taman-taman dan pendopo-pendopo kecil sekitar 15 menit dari pintu masuk. Pemandangannya juga akan terlihat lebih indah saat matahari tenggelam.
Objek lainnya, Candi Pembakaran berbentuk bujur sangkar dan berteras dua. Dinding candi diperkuat dengan selapis batu andesit, sedangkan bagian dalamnya tersusun dari batu putih. Pada bagian tengahnya terdapat perigi (sumur) berbentuk segi empat. Candi Pembakaran diduga merupakan bangunan suci yang berfungsi sebagai pelengkap upacara keagamaan umat Hindu.
Sedangkan Pendopo berada diteras keempat dan mempunyai luas 14.000 m2. Bangunan terdiri dari pagar dan dua buah batur, satu batur disebelah utara dan satu lagi disebelah selatan.
Pendopo ini cukup luas namun kamu masuk melalui pintu yang tidak terlalu lebar. Pagar tersebut membatasi pendopo sehingga terlihat tertutup. Dibagian atas pagar diberi hiasan utpala. Pada kakinya terdapat jaladwara untuk mengalirkan air dari dalam pagar ke luar dan ditampung dalam wadah yang berbentuk melengkung. Kedua batu terbuat dari batu andesit yang dihubungkan dengan selasar. Setelah masuk ke dalam, pendopo hanya berupa hamparan yang disusun dengan batu serta anak tangga dari masing-masing sisi saja.
Paseban, Paseban Batu Putih, Kaputren
Paseban berarti tempat untuk menghadap raja. Disebelah tenggara pintu gerbang terdapat dua buah batur yang teletak berdampingan, yaitu batur B1 dan batur B2. Kedua batur itu disebut paseban. Batur B1 terletak disebalah timur, dan batur B2 disebalah baratnya. Batur B1 lebih besar dari batur B2. Tempat-tempat ini terlihat tidak terurus dan seharusnya ada penjelasan setiap spot/ tempat.
Paseban batu putih adalah paseban yang ukurannya lebih kecil. Paseban ini terletak tidak jauh dari paseban utama. Hampir rata semua bangunan tidak memiliki atap (langsung hamparan dan atapnya adalah langit). Menurut beberapa arkeologi bahwa terdapat umpakan-umpakan batu yang dulunya digunakan sebagai penyangga kayu.
Kaputren berada di teras keenam. Pemandangan Kaputren ini sangat unik dan berbeda dari candi lainnya. Kaputren ini terbagi menjadi dua bagian, sisi timur dan barat. Kedua bagian ini dipisahkan oleh pagar dan dihubungkan oleh sebuah gapura. Bagian timur terdapat kolam yang berfungsi seagai penyuplai kebutuhan air (terilihat digambar). Pada bagian timur terdapat dua bagunan batur. Di batur yang berdenah persegi panjang terdapat juga umpak-umpak batu.
Goa Lanang dan Goa Wadon
Goa Lanang dan Goa Wadon paling jauh dari gerbang utama. Kamu perlu menaiki beberapa tangga dan area yang agak sunyi. Pohon-pohon tinggi masih terdapat dikawasan ini, cocok digunakan untuk mengambil foto (seperti di Eropa saat musim semi). Goa ini terletak sebelah timur Candi Ratu Boko. Pada Goa Lanang terdapat lambang atas yaitu lubang masuknya terdapat pahatan pallus, sedangkan Goa Wadon terdapat lambing pahatan vagina.
Goa ini tidak terlalu tinggi dan masuknya harus sedikit membungkukkan badan. Ruangan Goa Lanang lebih luas dari Goa Wadon dan berfungsi sebagai gardu jaga, karena pemandangan wilayah selatan dan timur bisa dilihat dari Goa-Goa ini. Jadi kebayangkan bagaimana luasnya komplek Candi Ratu Boko ini.
Disamping pemandangan yang hijau, kamu akan menghirup udara segar dan bisa bersantai menikmati makanan di tempat-tempat yang telah disediakan. Selain itu, komplek ini lengkap dengan fasilitas umum lainnya seperti kantin umum, musholla dan toilet.
Selamat mengeksplor peninggalan bersejarah Indonesia dan jangan lupa untuk menjaga kelestariann alam ya.***
(Penulis adalah Traveller dan Wisatawan Yogyakarta)