Jawab Protes Aliansi Ormas Islam Binjai

Penyelenggara Acara Bernuansa LGBT Minta Maaf

Binjai, (Analisa). Trois Event Organizer, mengumumkan permintaan maaf mereka secara terbuka kepada para ulama, umat Islam dan seluruh masyarakat Kota Binjai, terkait penye­lenggaraan Safari FIF Group di Gedung Lantai II Binjai Super Mall, pada 12 hingga 14 Oktober 2018 lalu, yang dianggap ber­nuansa LGBT.

Permohonan maaf itu me­reka sampaikan sebagai ben­tuk tanggung jawab menindak­lan­juti protes dan kekecewaan Aliansi Or­mas Islam Kota Binjai, saat perte­muan terbuka di Kantor Ma­najemen Binjai Super Mall, Selasa (16/10), me­nyusul penampilan dua model waria di acara puncak Safari FIF Group.

“Melalui forum ini, kami memohon ma­af yang seda­lam-dalamnya kepada para ula­ma, umat Islam, dan selu­ruh masyarakat Kota Binjai, serta akan menjadikan perso­alan ini sebagai pelajaran,” ungkap per­wa­kilan Trois Event Organizer, Tan Yang, usai pertemuan dengan sejum­lah ulama maup­un para tokoh lintas ormas dan lem­baga Islam, di Kantor Majelis Ulama Indo­nesia (MUI) Kota Binjai, Rabu (17/10).

Diakuinya, pihaknya sama sekali tidak menyangka jika acara yang awalnya dibuat sebagai hiburan itu justru memicu kecaman dan kema­ra­han umat Islam di Kota Binjai. Sebab, menurutnya, Trios Event Organizer sama sekali tidak berniat memper­tunjukan simbol LGBT (Lesbian, Gay, Bisexual, dan Transgender) pada acara itu.

Dia juga mengakui kecerobohan pihak­nya, kare­na tidak terlebih dahulu ber­koor­dinasi dengan FIF Group, selaku pihak pe­nyelanggara acara, dan Manajemen Bin­jai Super Mall, selaku fasilitator tempat, ser­ta tidak memper­hatikan nilai dan ke­ari­fan lokal masyarakat Kota Binjai.

“Kami juga meminta maaf secara terbuka kepada FIF Group, dan Manajemen Binjai Super Mall, atas kesalahan yang kami buat. Sebab kami sadar, pertunjukan itu dibuat tanpa ada konfirmasi terlebih dahulu dan tanpa mempertim­bangkan norma-norma yang berlaku di masyarakat,” ujar­nya.

Mengganggu kenyamanan

Senada dengan itu, Area 1 Marketing Manager FIF Group Sumatera Utara, Roni Andika, melalui stafnya, Cahyo Kusumo, tu­rut me­nyam­paikan permintaan maaf ke­pada seluruh pihak. Sebab, kontroversi dan polemik yang muncul dari penyelenggaraan acara itu secara langsung turut mengganggu kenyama­nan masyarakat.

“Kami kecolongan. Sebab acara dengan model waria sama sekali tidak tercantum dalam konsep maupun susu­nan acara. Tidak ada pula mak­sud kami untuk menampilkan hal-hal berbau maksiat dan simbol LBGT. Justru kami mendukung sepenuhnya program mewujudkan Kota Bin­jai yang re­lijius,” tukasnya.

Terkait persoalan itu pula, Cahyo me­ngaku, ke depannya FIF Group akan me­ning­kat­kan koordinasi dengan Peme­rintah Kota Binjai, Polres Binjai, MUI Kota Bin­jai, dan seluruh pihak terkait, saat meren­canakan atau melak­sanakan acara sere­monial serupa di Kota Binjai.

Manajer Pemasaran Ko­munikasi Binjai Super Mal, Dini Asih Nasution mengaku, mun­culnya persoalan itu di luar dugaan pi­hak­nya. Meski­pun demikian, dia tetap me­­min­ta maaf kepada para ula­­ma, umat Islam, dan seluruh masyarakat Kota Binjai, ka­rena tidak optimal melakukan penga­wasan.

Dini mengaku Manajemen Binjai Super Mall akan lebih selektif dan mengoptimal­kan pengawasan, demi meng­hindari munculnya persoalan serupa di kemudian hari.

“Ke depannya, kami tentu akan mem­berlakukan syarat-syarat khusus kepada pihak yang ingin menyelenggarakan acara-acara seremonial terten­tu. Jika nantinya ada acara yang tidak layak diperton­tonkan ke­pada pengunjung, atau mengganggu ke­nyama­nan masyarakat, kami siap meng­hentikannya,” kata Dini.

Sekretaris Umum MUI Kota Binjai, H Jafar Sidiq, me­nyebut, kontroversi dan po­lemik yang ditimbulkan dari kegiatan Safari FIF Group, merupakan bagian dari res­pons positif masyarakat, dalam menjaga dan melindungi nilai dan norma keislaman.

Dia meminta pihak penye­lenggara, pa­nitia pelaksana, dan fasilitator acara, menja­dikan persoalan itu sebagai pelajaran. Se­hingga untuk ke depannya, ketiga pihak terkait lebih selektif dalam menam­pilkan kegiatan promosi pro­duk, memperhatikaan nilai dan kearifan lokal, serta me­ningkatkan koordinasi lintas kelembagaan. (wa)

()

Baca Juga

Rekomendasi