PIRANTI-piranti teknologi terus berkembang dan semakin canggih seiring berjalannya zaman. Pada zaman now (sekarang) ini Anda tentu sangat menikmati peran-peran teknologi yang kian memukau.
Tapi, pernahkah Anda ingat bagaimana perangkat-perangkat teknologi terdahulu yang sempat membantu kehidupan masyarakat dunia pada zamannya.
Perkembangan teknologi di era yang serba modern ini dapat dikatakan terjadi setiap tahunnya bahkan setiap bulannya. Perkembangan tersebut akhirnya memunculkan teknologi baru dan mengganti teknologi lama.
Ternyata bukan hanya teknologi baru, tapi faktanya masih ada teknologi jadul yang masih digunakan. Berikut beberapa teknologi jadul yang masih digunakan hingga sekarang:
1. Perangkat GPS
GPS receiver ini merupakan perangkat tambahan untuk memberikan fitur GPS pada device atau gadget Anda dengan micro USB port. Dengan alat satu ini, gadget Anda yang belum dilengkapi GPS akan bisa mengakses fitur GPS alias bisa membuat gadget Anda untuk melakukan pencarian lokasi.
Micro USB GPS dongle mempunyai tingkat sensitifitas yang tinggi dalam pendeteksian lokasi, akurat dan cepat.
2. Vinyl/piringan hitam (sebelum era kaset pita)
Jauh sebelum era CD dan Kaset tape (pita), perhatian penikmat musik terpusat pada vinyl atau piringan hitam. Piringan hitam adalah teknologi mutakhir penyimpan suara yang telah ada sejak kurang lebih seratus tahun lalu di Eropa.
Diawali dengan berdirinya Irama Records di Jakarta pada tahun 1954, piringan hitam (vinyl) telah digandrungi di Indonesia sebagai sarana menikmati lagu, hingga era 1960-1970-an.
Kalau Anda menyimpan vinyl di rumah, Anda akan senang mengetahui bahwa teknologi penyimpan suara yang telah dianggap legenda ini kembali diburu beberapa tahun belakangan.
3. Mesin ketik (sebelum era komputer dan laptop)
Sebelum laptop atau komputer membantu aktivitas menulis bersama microsoftnya, mesin tik atau mesin ketik telah lebih dulu berjasa pada aktivitas literatur manusia.
Piranti atau teknologi penyusun huruf, angka, dan simbol-simbol pada kertas ini telah ada sejak 1868. Tak ubahnya di Eropa, teknologi pelopor QWERTY ini juga digandrungi kalangan pekerja maupun mahasiswa di Indonesia sejak zaman kolonial.
Walau pada era digitalisasi atau komputerisasi seperti saat ini membuat mesin tik terpinggirkan, namun mesin tik tak sepenuhnya punah. Sejumlah instansi pemerintahan masih mengerjakan beberapa tugas-tugas dengan mesin tik.
4. Telepon engkol/rotary (sebelum era ponsel)
Kalau Anda ingat zaman dimana uang koin begitu berharga dalam aktivitas komunikasi Anda.
Tapi pernahkah Anda menggunakan telepon engkol? Telepon yang cara pakainya dengan memutar alat pada telepon untuk menyambung angka. Tentu ini belum pernah Anda sentuh.
Telepon di zaman dahulu masih menggunakan kabel dengan tombol nomor berbentuk bundar (rotary dial). Seiring berjalannya waktu, bentuk dan fungsi telepon mengalami perubahan yang signifikan. Penemuan telepon merupakan salah satu titik perubahan pola komunikasi umat manusia.
5. Camcorder
Teknologi perekaman gambar bergerak atau video sudah terintegrasi di dalam smartphone. Demikian juga dengan kamera pocket atau saku. Tidak heran jika keberadaan camcorder mulai kekurangan minat.
Semua orang bisa melakukan perekaman video melalui smartphone namun untuk urusan kualitas gambar, belum ada yang bisa mengalahkan video hasil perekaman camcorder. Ditambah dengan kapasitas penyimpanannya yang cukup besar. Tidak heran jika masih banyak orang yang mengandalkan camcorder untuk mengabadikan momen dalam bentuk video.
6. Featured Phone
Meski penggunaan smartphone sudah menjadi tren, namun peminat ponsel fitur ternyata masih cukup banyak. Penyebaran smartphone ternyata hanya berada di kota-kota besar di dunia dan belum bisa memasuki wilayah pedalaman.
Apalagi di Indonesia, yang jaringan internetnya belum memasuki pedesaan. Tidak heran jika ponsel dengan fitur dasar ini masih diminati di wilayah pelosok, juga menjadi andalan orang-orang tua yang tidak ingin ribet dengan internet maupun keyboard virtual.
7. VCR
Perangkat video cassette recorder (VCR) pernah mengalami kejayaan di era 1980-an dan 1990-an. Perangkat ini biasa dipakai pengguna untuk merekam siaran televisi favorit karena tidak memiliki waktu untuk menontonnya.
Umur VCR sendiri termasuk panjang. Lahir pertama kali oleh Ampex pada 1956, VCR akhirnya menyerah pada 2016 setelah produsen terakhirnya, Funai, menyatakan berhenti memproduksinya karena "kesulitan mencari suku cadangnya." (wndlist/es)