Luas Baku Lahan Pertanian Indonesia Menurun

Analisadaily (Medan) - Badan Pusat Statistik (BPS) Republik Indonesia mengakui ada penurunan luas baku lahan pertanian atau tinggal 7,1 juta hektare dari 7, 75 juta hektare. Hal ini berdasarkan data sensus 2013.

Kepala BPS RI, Suharyanto mengatakan, pendataan yang dilakukan di 2018 bukan sensus, tetapi survei antarsensus. Kerangka sampel area yang sudah diumumkan hasilnya, konversi dari gabah ke beras, dan ubinan untuk menghitung rata-rata produksi lahan pertanian per hektare.

“Ada perubahan data tentang pertanian dan lainnya yang menyangkut ketahanan pangan setelah BPS melakukan pendataan di tahun 2018,” kata Suharyanto sebelum acara Pemantapan Statistik Pertanian dan Program Nasional Ketahanan Pangan 2018 di Medan, Senin (29/10).

Dijelaskannya, dalam pendataan BPS di 2018 dilakukan lebih rinci seperti survei konversi dari gabah ke beras. Dalam survei itu, petugas BPS langsung datang ke petani yang sedang berada di ladang atau sawah untuk melihat pemanenan hingga saat dibawa ke rumah atau tempat penjualan.

BPS ingin melihat dan mendapatkan data akurat berapa pasti produksi beras petani. Dalam pendataan di 2018, BPS juga memastikan berapa banyak jumlah rumah tangga petani yang masuk dalam golongan gurem, yang hanya memiliki lahan pertanian 0,5 hektare.

“Berdasarkan data sensus BPS 2013 ada 55 persen rumah tangga petani gurem,” ujarnya.

Suharyanto menyebut, hasil pendataan terbaru di 2018 diharapkan bisa membantu pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya untuk membuat kebijakan dalam penanganan masalah pertanian dan ketahanan pangan, sehingga masyarakat/petani semakin sejahtera.

Berdasarkan pernyataan Kepala BPS Sumut, Syech Suhaimi, hasil resmi pendataan di Sumut akan diluncurkan pada 5 November 2018.

()

Baca Juga

Rekomendasi