Jadilah Kekasih Allah

KEKASIH Allah, dalam bahasa Arab, disebut waliyullah Bentuk jamaknya adalah awliyaa Allah. Bila seseorang sudah menjadi kekasih-Nya, dia akan memperoleh bebera­pa keistimewaan. Pertama, Allah akan meniberi rezeki untuknya dari tempat yang tidak terduga. Kedua, doa mereka makbul. Oleh sebab itu, jika Anda bertemu seseorang dan yakin bahwa orang itu adalah wali Allah, mintalah doa kepadanya. Ketiga, kehadiran­nya menda­tangkan berkah bagi tempat di sekitarnya. Ambillah berkah dari mereka dan janganlah menganggap hal itu sebagai kemusyrikan.

Itulah keistimewaan para kekasih Allah. Keistimewaan mereka jangan dilihat dari hal-hal ajaib yang tak masuk akal. Kemampuan melakukan hal yang luar biasa seperti itu bukan ukuran seorang wali. David Copper­field, misalnya, bisa membuat hal yang aneh. Pesulap besar seperti Houdini dapat menciptakan hal yang ajaib. Mereka bukanlah para wali.

Lalu, siapa yang termasuk wali Allah?

Pertama, wali Allah adalah orang yang sangat dekat dengan kaum fakir miskin. Mereka mencintainya dengan tulus. Orang seperti itu apabila berbuat dosa, dosanya akan segera diampuni Allah. Seperti peristiwa yang pernah terjadi pada orang Yahudi ketika Rasulullah perang dengan mereka. Sejumlah orang Yahudi harus dihukum mati oleh Rasulullah. Sebagian di antara mereka bahkan pernah berkhianat berulang kali kepada Rasulullah tetapi Rasulullah selalu memaafkan mereka. Akhirnya, mereka dihukum mati. Ali Syariati menggambarkan ketika Rasulullah Saw memandang wajah Yahudi dengan tenang seraya memenggal leher mereka. Hal ini menunjukkan bahwa Rasulullah memiliki kepribadian ganda.

Rasulullah adalah seorang pemaaf; tetapi dalam keadaan tertentu, ia bisa amat tegas. Seperti halnya Allah yang Mahapengampun dan Mahapenyayang sekaligus juga Mahaberat siksaannya.

Pada saat penghukuman mati itu, Jibril datang menemui Rasul dan menyampaikan salam kepada beliau seraya meminta seorang tawanan Yahudi untuk dilepaskan, karena Yahudi yang satu itu senang menjamu tamu dan suka menolong fakir miskin. Setelah itu, Rasulullah menghampiri tawanan tersebut dan berkata, ”Baru saja Jibril datang kepada­ku dan akan aku bebaskan kamu.” Tawanan itu bertanya, ”Mengapa?” ”Karena, engkau suka menjamu tamu dan membantu fakir miskin.” Orang Yahudi itu bertanya lagi, ”Apakah Tuhan kamu menyukai hal itu?” Rasulullah menja­wab, ”Betul.” Ketika itu juga, si Yahudi masuk Islam.

Orang Yahudi itu dimaafkan karena sifat kedermawanannya. Ia termasuk salah satu kekasih Allah. Jika kita ingin menjadi kekasih Allah tetapi kita sulit berzikir dan salat malam, cara yang paling baik adalah dengan memberikan sebagian harta kita kepada kaum fakir miskin.

Kedua, anak muda yang taat beribadat kepada Allah. Dia persembahkan masa mudanya dan ketegapan tubuhnya untuk Allah. Saya ingin membacakan beberapa hadi^ yang mengisahkan hal ini. Dalam salah satu hadis disebutkan: ”Tidak ada yang paling dicintai Allah selain pemuda yang sudah kembali kepada Allah; dan tidak ada yang paling dibenci Allah selain orang tua yang tents menerus melakukan kemak­siatan”. Jadi, ada dua ma-nusia yang kontras dalam hadis itu. Yang pertama dicintai Allah dan yang kedua dimurkai Allah.

Hadis lain menyebutkan: ”Ada tiga orang yang dimurkai, dilaknat, dan tidak diperhati­kan Allah Swt Salah satu di antara-nya adalah orang tua yang berzina Janganlah kita mendekati mereka, karena laknatnya akan menular. Sebaliknya, jika ada anak muda yang taat beribadat, dekatilah dia karena berkahnya akan menyebar kepada kita semua.

Mana yang lebih utama: anak muda yang taat beribadat atau orang tua yang juga taat beribadat? Sejauh mana perbedaan di antara keduanya? Menurut Nabi Saw anak muda yang taat beribadat di masa mudanya lebih utama ketimbang orang tua yang taat kepada Allah Swt. Sama halnya dengan kedudukan para rasul dibandingkan dengan manusia lainnya.

Jika ada anak yang masih kecil sudah taat kepada Allah dan rajin membaca Al-Qur’an, dekatilah ia. la akan menyebarkan berkah kepada kita.

Dalam hadis lain disebutkan: ”Sesung­guh­­nya makhluk yang paling dicintai Allah adalah anak muda yang belia usianya, tegap tubuhnya yang mempersembahkan kemu­daan dan ketegapannya untuk taat kepada Allah. Itulah orang yang dibanggakan Allah di hadapan para malaikat-Nya. Dikumpul-kanlah para malaikat itu, kemudian Allah berfirman: ’Inilah hamba-Ku yang sebenar­nya’.”

Itulah hadis yang menceritakan keuta­maan anak muda yang taat kepada Allah. Hal itu bukan berarti orang tua yang taat tidak bagus atau tidak baik. Itu pun jelas hal yang baik. Bahkan, dalam hadis qudsi Allah berfirman, ”Ketika Aku murka, akan Kuturun­kan azab kepada manusia, tetapi Aku teringat kepada bayi-bayi yang masih menyusu dan orang tua yang masih tetap rukuk dan sujud kepadaku. Maka berhentilah kemurkaan-Ku.”

Apabila ada orang tua yang masih tetap melakukan kemaksiatan, dalam sebuah hadis disebutkan, orang tua itu akan dilaknat Allah Swt. Di Hari Kiamat, dia tak akan mendapat syafa’at. ”Allah tidak akan memperhatikan mereka dan bagi mereka azab yangpedih.”

Ada hadis yang menceritakan orang tua seperti itu. Rasulullah Saw bersabda, ”Kalau seseorang sudah mencapai usia empat puluh tahun lalu kebaikannya tidak lebih dari kejelekan-nya, maka setan akan mencium di antara kedua matanya” Dalam tradisi Arab, ciuman kasih sayang diberikan di antara kedua mata. Dalam dunia hipnotis, hal itu disebut Agenatakram Kalau orang berpisah dengan seseorang, karena akan ditinggal pergi jauh, orang yang sangat dicintai biasanya akan dicium di antara dua mata­nya. Setan pun, saking sayangnya kepada orang tua yang berusia empat puluh tahun sementa­ra kebaikannya tidak lebih dari kejelekannya, dia akan mencium di antara kedua mata-lya sambil berkata, ”Inilah wajah yang malang.”

()

Baca Juga

Rekomendasi