Medan, (Analisa). Pereli Sumut Guntargen Sintra memuji trek Rambong Sialang yang berkelas dunia.
Tak heran jika trek ini mendapat kepercayaan menjadi lokasi reli dunia (World Rally Championship) di era tahun 90-an.
"Treknya masih sangat menantang dan sulit ditaklukkan,' ujar pereli asal Siantar, penyandang gelar juara umum Billaz Sprint Rally 2018 ini ditemui usai berlomba di Kejurnas Reli 2018 di kawasan Rambong Sialang, Kabupaten Serdang Bedagai, Minggu (18/11).
Trek semakin menantang dengan kondisi cuaca yang cenderung hujan. Lintasan jadi sulit ditebak, terutama pada perlombaan lintasan yang kering bisa tiba-tiba menjadi basah dan sangat licin.
"Sangat menantang sekali, kita harus pandai pandai menentukan pemakaian ban. Kadang kita putuskan pake ban untuk lintasan kering, ternyata hujan turun hujan, hal ini cukup merepotkan kita," kata Guntargen.
Guntargen sempat mengalami masalah dengan mobil Subaru WRX yang oberheat sehingga tak bisa dipacu maksimal. Selain itu, Guntargen juga sempat mengalami pecah ban.
Namun semua masalah yang muncul bisa diatasi berkat kerjasama dengan navigator Yudo Andy P, pasangan ini tetap bisa finis dan naik podium sebagai runner-up kelas M2 dalam seri 2 dan 3 Kejurnas Reli.
"Bisa finis saja, dalam perlombaan yang sangat menantang ini, sudah senang sekali rasanya. Meski tantangan begitu besar, kami bisa finis sebagai runner-up kelas M2," ujarnya.
Meski trek Rambong Sialang begitu berat, tak membuat Guntargen kecewa. Ia malah tak sabar untuk kembali berlomba menjajal trek Rambong Sialang, tahun depan. "Rambong Sialang memang trek berkelas dunia, saya tak jera dan akan ikut lagi tahun depan," katanya. (fp)