AKU MENYAYANGIMU
Anju Luis
Senyummu masih sama, bersua kala malam mencekam barangkali mencinta bak bara api tiada pamit
serupa bundanya mentari sang suci
kini berani duduk di sebelah lembah kedukaan jangan takut, katamu
aku menyayangimu sampai waktu memadamkanku
KOTA TAWA
Anju Luis
Kotaku penuh canda gurau badut yang kerap tertawa saat langit mendung
kebekuan sembilu dan tangisan parau tak dihirau mereka tertawa aku tertawa, tiang listrik ikut tertawa akhirnya perut kotaku ditikam tawa hingga mati
mari kita tertawa dalam kuburan kotaku saja tertawa dalam kuburnya
tawa yang hening, hampa tiada rasa ria ditimbun tanah bebatuan
JANGAN
Anju Luis
Selagi cinta masih di hati, jangan kauingkari cuma itu pesanku
jangan kau khianati
selagi kasih belum terbenam, jangan kau tertidur cuma itu pintaku
jangan tinggalkan aku di sini
selagi namaku belum tergantikan, jangan lupa ucapkan cuma itu penghiburanku jangan tambal aku dengan anjing-anjing itu
KAU PASTI PUNYA CERITA
Anju Luis
Malam tersendat waktu bintang bercumbu di balik awan mentari cekikikan waktu perawan tersenyum ria di bawah payungnya lautan pasti bersedih melihat kekasihnya pantai
yang kerap bersedia menerima tiap tamparannya gunung akan berjingkat-jingkat jikalau hujan bersedia menari di wajahnya tiang listrik akan menutup telinga dan matanya tatkala seorang pipis di tubuhnya
alam sudah cukup bercerita padaku
jangan katakan kau tidak punya cerita
perihal seorang yang membuatmu tersendat pilu cekikikan riang, berjingkat-jingkat atau menutup hatimu
jangan katakan padaku kau tidak punya cerita
AZURA 1
Fajar Fahmi
Mereka mengatakan kami pasangan yang sempurna tak ada apa-apa kecuali nampaknya palsu semua cinta itu? aku tidak punya hati, aku dingin di dalam aku telanjang dan aku jauh dari rumah aku akan menghapus kenangan
AZURA 2
Fajar Fahmi
Engkau hal terbaik yang pernah kumiliki kini aku hanyalah seorang pembohong kau tak butuh aku tuk kembali maka engkau pun berlayar pergi menuju pagi berlangit abu-abu
AZURA 3
Fajar Fahmi
Surga tahu apa yang menanti di masa depan neraka pun demikian
kukira hari-hari kita takkan berakhir
namun ternyata itu bukanlah takdir kita
aku masih bisa temukan kekuatan dalam waktu yang kita alami
AZURA 4
Fajar Fahmi
Azura, kita membangunnya di atas karang yang kokoh terasa seperti sentuhan surga badai takkan bisa menerbangkan cinta kita kita takkan pernah jatuh, terus saja melangkah
AUM HARIMAU
Rifan Nazhif
Aummu adalah harimau
memaksaku selalu mau
menjadi jongos juga babu
lenguhku adalah sapi
selalu menjadi caci-maki
dari gigimu membelati
pada saatnya aummu
kuyakin akan melenguh
pada mauku yang selalu babu
(Nop. 18)
SELALU TERPERANGKAP
Rifan Nazhif
Selalu terperangkap pada dusta
tanah-tanah pun hati mendua
ketika panas tak lagi menghangat
ketika hujan tak lagi menyejuk
selalu terperangkap pada tipu
langit-langit pun hati melupa
(Nop. 18)
KEHILANGAN SYAIR-SYAIR
Rifan Nazhif
Telah kehilangan syair-syair sungai
ketika mengalir tebing
dia melembut memberi bening
telah melupakan kidung-kidung sungai
ketika mengalir sawah
dia meramah memberi tumbuh
aku telah memaksanya menajam tombak merompal tebing menjadi sumbing sawah melantak porak-poranda
(Nop. 18)
AKU TERAMAT SERING
Rifan Nazhif
Aku teramat sering bermimpi
suatu saat terbangun melihat nyata
yang membuat tertawa
tapi kau hanya hadir dalam mimpi
segala janji tak kau tepati
akankah sekali lagi tak ada bukti
(Nop. 18)
CERITA DI BULAN NOVEMBER 1
BTO
November cerita malam, memandang ke ujung jalan, tersirat rasa perlawanan ingin menaklukan, air bergelimang yang tak beraturan, menjadi penghambat rutinitas perjalanan.
November cerita malam, menerjang banjir dengan penuh kesabaran,
satu, dua, tiga kali lubang-lubang kecil aku hantam, terbaik bukan!
inilah bulan November, bulan yang bercerita tentang kemalangan.
laut dendang
CERITA DI BULAN NOVEMBER 2
BTO
Ada rasa gagal yang terkadang tiba,
dan rasa untuk bangkit tanpa asa,
semakin hari makin berbeda,
semakin lemah saja yang kurasa,
dan malas pun merajalela.
saat ini, hanya menyendiri yang kulakukan hanya melamun yang kukerjakan menatap jauh, jauh kedepan "Tatapan kosong".
bangun ,bangkit dan berjuang,
agar lamunanan itu benar-benar menjadi kenyataan.
namun, saat ini aku terlalu malas.
laut dendang
CERITA DI BULAN NOVEMBER 3
BTO
Aku terlalu malu untuk berharap,
malas untuk memulai, benci untuk merasa, dan sungkan untuk berbuat.
Sekip
CERITA DI BULAN NOVEMBER 4
BTO
Terik nya sungguh hebat, mentari gagah yang bertengger tanpa tiang,
angin kering bertiup dari sembarang arah, membawa pesan kering, siang ini panas, hati juga ikut panas,
semangatku kini dipertaruhkan.
pancing
DISKUSI DI LIANG PAGI
Susandi
Mengetuk dinding hari menyapa terik mentari di lazuardi menyuguh simpul senyum teruntuk semesta mengharap rengkuhan selasar ria kali ini, aku berdiskusi di liang pagi lepaskan aku dari jerat pasungan rasa gulana tak berkesudahan!
TULISAN ABADI
Susandi
Telah kuhabiskan serenteng usia pada bilah waktu menjejak kata di kertas kian usang atas patahan tunas aksara mulai mekar di pikiran kutiupkan desahan sukma di balik tumpukan kata
aku ingin selalu hidup mematri tulisan abadi saksi atas segala asa melaut kelam
KUBIARKAN SUKMAKU RETAK
Susandi
Di balik jendela rumah kian berdebu
telah kupelihara sabar demi menetap di raga kukayuh harap mengitari perlintasan hari kuselami luasnya tabah mengarak jarak tiada pernah kurengkuh sejauh tatap tekun menikam kubiarkan sukmaku retak
KUA KAU DAN AKU
Susandi
Kupinjam jemarimu menyulang cerita di keramaian maya kusajikan sapa yang mampu menelan seribu waktu
kunantikan dalam lama tunggu
kutemui kobaran asmara pada lilitan retinamu kuteduhkan debar napasku mendetak jantungmu KUA, kau dan aku tuan kadi menjamu di keramaian tamu
BANGKU KAYU 1
Gusni Hutabarat
Diam membisu
di bangku kayu
menunggu harapan
bersemi kembali
daun membusuk
pohon mati
tak bermakna
BANGKU KAYU 2
Gusni Hutabarat
Dulu kita mengenang
impian bersama
di bangku kayu
di bawah pohon
alunan puisi
permainan kita yang dulu
sekarang menjadi kenangan
BANGKU KAYU 3
Gusni Hutabarat
Lumut hijau
menutupi bangku kayu
nama terukir
hilang berlalu
tak ada lagi
hidup baru
mengulang masa lalu
GERIMIS RINDU #1
M. Hariansyah
Ini sudah hampir petang tapi kau tak kunjung datang awan mulai nampak berwajahkan hitam waktu berpuar kian menikam aku disini masih berpangku tangan menunggu gerimis rindu
tuk menuntaskan kajian maha rindu
Dolok Masihul, November 2018
GERIMIS RINDU #2
M. Hariansyah
Malamku beku
sajakku luruh satu-satu
menguap rindu
menjelma abu
dan tersapu
Dolok Masihul, November 2018
GERIMIS RINDU #3
M. Hariansyah
Didepan pintu rumahmu
diriku terus berdiri
bersama qasam penuh debu
diriku tipam di tikam masa lalu
nyatanya persoalan hati
tak sesederhana menyeduh kopi
dan bersanding dengan sepotong roti
Dolok Masihul, November 2018
GERIMIS RINDU #4
M. Hariansyah
Ada luka yang mengapit duka
tiap kali rinduku meranum
serasa batinku diarsir memar
biar berkesiur bah mengalir
terbawa angin mendesir
Menggenangi halaman tersisir
Dolok Masihul, November 2018
MALAM HUJAN
Alkaushar Lingga
Detik detik hujan mengalahkan waktu
deras mengeras membunuh membisu
cahaya lampu yang temaram
tak sanggup menerangi gelap malam
dimana kita langkahkan kaki lagi? Jika hujan tak izinkan pergi Kita datang bukan untuk menetap, meleburkan
rindu saja.
HENING SENDU
Alkaushar Lingga
Malam menjadi dingin
seperti hujan hujan musim lalu
lalu, ilusi berhenti berorasi dikepung detak-detak langit yang membatu
satu warna tak pernah lepas dalam pandang begitu juga sebuah lagu nyanyian sudah usang dilelap dusta!
KENANG HILANG
Alkaushar Lingga
Aku berbisik pada bunga di tepi pagar
ada yang hilang sayang.
tak seperti lalu, aku melihat bulan
yang hilang dibawa dingin malam
dan ada yang lebih dingin dari ini malam.