Oleh: Wahyu Ario Pratomo
SELEBRITI dengan kekayaan melimpah, hidup sederhana dan dermawan. Itulah bintang terkenal Hong Kong, Chow Yun Fat. “THIS man is worth $997 million-but spends just $143 a month. And he plans to do something insane with the rest of his cash,” tulis https://www.news.com.au, media online harian Australia dalam lead beritanya 23 Oktober 2018.
Buat pecinta film Mandarin, wajah tampan Chow Yun Fat sudah tak asing lagi bukan?. Aktor asal Hong Kong yang kini memasuki usia 63 tahun ini dikenal berkat aktingnya di film God of Gambler, A Better Tomorrow, Crouching Tiger Hidden Dragon hingga Pirate of the Caribbean: at World’s End.
Minggu-minggu terakhir ini mega bintang film Hong Kong, Chow Yun Fat, menjadi sorotan media-media asing dan nasional. Pasalnya, bintang tenar itu memiliki gaya hidup sederhana, sementara dia akan menyumbangkan seluruh kekayaannya sebesar Rp 10 milar ke badan amal.
Dari Keluarga Sederhana
Chow lahir dari keluarga sederhana. Dia dilahirkan sebagai orang Hakka di Pulau Lamma, Hong Kong, 18 Mei 1955. Hakka adalah orang-orang Han China yang kampung leluhurnya terutama di daerah-daerah provinsi Guangdong, Fujian, Jiangxi, Guangxi, Sichuan, Hunan, Zhejiang, Hainan dan Guizhou.
Karakter China untuk Hakka secara harfiah berarti “keluarga tamu”. Tidak seperti kelompok Han China lainnya, Hakka tidak dinamai berdasarkan wilayah geografis, misalnya sebuah provinsi, kabupaten atau kota. Hakuna modern biasanya diidentifikasi dengan orang-orang yang berbicara dalam bahasa Hakka atau setidaknya memiliki keturunan Hakka.
Dia dibesarkan di lingkungan komunitas pertanian. Keluarganya tinggal di sebuah rumah tanpa listrik. Di sana, tiap pagi dia bangun subuh untuk membantu ibunya berjualan dimsum di pinggir-pinggir jalan. Sore harinya ia bekerja di sawah.
Keluarga Chow Yun Fat pindah ke Kowloon ketika ia berusia sepuluh tahun. “Ketika berusia 10 tahun, keluarga kami pindah ke Hong Kong,” kata Chow kepada The Los Angeles Times.
Pada usia 17 tahun, Chow keluar dari sekolahnya untuk membantu ekonomi keluarganya dengan bekerja sebagai bellboy, tukang pos, penjaja kamera dan sopir taksi. “Ayah saya bekerja pada perusahaan gas Shell, dan ibu saya seorang pelayan. Saya meninggalkan sekolah karena sulit memenuhinya,” katanya. Kemudian dia mengikuti trainng di TVB, Televisi Hong Kong.
Berkarya: Mencari Kebahagiaan, Bukan Mengumpul Uang
Pria yang oleh Los Angeles Time dijuluki “The Coolest Actor in the World” itu, mulai berkibar sejak 1976, saat membintangi beberapa serial komedi dan drama dan memantapkan langkahnya sebagai anak muda dalam opera sabun yang diputar pada prime-time 1976 yakni “Hotel.”. Kemudan sebuah serial 1980-an, “Shanghai Bund,” dan film seperti The Story of Woo Viet (1981).
Chow Yun Fat tidak membutuhkan waktu yang lama menjadi aktor televisi terkenal di Hong Kong, menyusul perannya di sinetron The (Shanghai) Bund pada tahun 1980. Kemudan dia beralih ke film layar lebar. Sukses pertamanya di dunia film akhirnya terjadi ketika ia berkerja sama dengan John Woo, seorang sutradara yang masih belum terkenal saat itu.
Keduanya membuat film gangster pada tahun 1986 dengan judul ‘A Better Tomorrow’. Film ini menjadi film terlaris di beberapa negara Asia dan menjadikan Chow Yun Fat dan John Woo sebagai megastar. Chow Yun Fat memenangi penghargaan Aktor Terbaik Hong Kong pertamanya melalui film ini. Dikabarkan bahwa film ini adalah film dengan penghasilan tertinggi di Hong Kong saat itu, dan menjadi tolok ukur untuk film-film gangster Hong Kong berikutnya.
Dengan sukses ini, pria yang menikah dengan wanita Singpura Jasmine Tan pada 1986 ini, kemudian keluar dari bisnis akting di televisi. Dengan persona barunya dari film ‘A Better Tomorrow’, ia kemudian bermain di beberapa film gangster lainnya, tetap dengan arahan John Woo, seperti A Better Tomorrow 2 (1987), The Killer (1989), A Better Tomorrow 3 (1990) dan Hard Boiled (1992).
Chow Yun Fat mungkin paling dikenal, terutama di dunia Barat, karena perannya sebagai karakter yang keras tetapi berjiwa ksatria-baik itu sebagai polisi atau sebagai seorang kriminal. Namun sesungguhnya ia adalah seorang aktor yang serba bisa. Ia bermain di film komedi seperti Diary of a Big Man (1988) dan Now You See Love... Now You Don’t (1992) atau film romantis seperti Love in a Fallen City (1984) dan An Autumn’s Tale (1987).
Ia menampilkan pribadi yang berbeda-beda di film God of Gamblers (1989) yang disutradarai oleh Wong Jing. Film ini mengejutkan banyak orang dengan menjadi film yang sangat popular (film terlaris di Hong Kong sepanjang masa saat itu) dan menyebabkan munculnya film-film bertemakan judi dan komedi serupa. Sebagai sambungan film ini beberapa film kemudian dibuat dan dibintangi oleh Andy Lau dan Stephen Chow.
Lalu, Chow Yun Fat masuk ke Hollywood pada pertengahan tahun 90-an sebagai upaya untuk mengulangi suksesnya di dunia film dalam skala yang lebih besar. Dua film pertamanya di Hollywood, Replacement Killers (1998) dan The Corruptor (1999) tidak laris. Film berikutnya, Anna and the King (1999), sedikit lebih laris, tetapi kemajuan ini sebagian besar terjadi karena nama Jodie Foster.
Chow Yun Fat kembali ke Asia untuk bermain di film Crouching Tiger, Hidden Dragon (2000), dan ternyata film tersebut menjadi pemenang di daftar film terlaris di dunia dan di festival film Oscar. Pada tahun 2004, ia muncul sebagai aktor cameo di film independen terkenal China berjudul Waiting Alone. Pada tahun 2006, ia bermain bersama dengan Gong Li untuk membintangi film berjudul The Curse of the Golden Flower yang disutradarai oleh Zhang Yimou.
Film terakhir Chow Yun Fat adalah Mo Seung: “Unparalleled”, sebuah film aksi Hong Kong 2018, ditulis dan disutradarai oleh Felix Chong. Fllm ini dimulai pada 15 Mei 2017 dan diputar di bioskop-bioskop pada 4 Oktober 2018.
Super Kaya, Hidup Sederhana dan Dermawan
Makin tinggi pendapatan seseorang, secara umum akan mengeluarkan uang semakin besar, karena tuntutan gaya hidupnya yang berubah. Bukan demikian dengan Chow Yun Fat.
Brionet.com, sebuah mediaonline selebriti menyebut lima kesederhanaan Chow Yun Fat: Menghabiskan biaya hidup Rp 1,5 juta per bulan, lebih sering naik transportasi umum, pemburu diskon, baru memakai smartphone 2 tahun terakhir, lalu mengamalkan kekayaannya Rp 10 trliun.
Kamera para wartawan kerap menangkapnya menggunakan transportasi publik, berbelanja di toko diskon, hingga mengenakan pakaian-pakaian lama. “Saya tidak memakai pakaian buat orang lain. Sepanjang saya merasa cocok, cukup buat saya,” katanya, seperti dikutip https://celebrity nine.com.au.
Mungkin kita yang lebih muda dari Chow dan sudah beberapa kali ganti handphone, tetapi Chow Yun Fat menggunakan ponsel Nokia yang sama selama 17 tahun. Menurut Jasmine, istrinya, sang aktor baru mengganti ponselnya setelah ponsel lamanya tak lagi bisa digunakan.
Oriental Daily memberitakan Chow Yun Fat hanya menghabiskan HKD 800 (Rp 1,5 juta) per bulan. Tak hanya itu, sang istri, Jasmine Tan, mengungkap kecintaan Chow Yun Fat dalam mengkonsumsi makanan jalanan.
Bintang film dengan tinggi badan 183 cm ini beberapa kali mengenakan pakaian lama. Dalam sebuah wawancara, Chow Yun Fat menyebut pakaian bukan sesuatu yang dipakai untuk dipamerkan. “Pakaian bukan alat pamer. Semua akan terlihat bagus kalau seseorang nyaman mengenakannya,” ujar Chow Yun Fat.
42 tahun berkarya dan sukses bagi Chow bukan sekedar mengumpul uang. Menurut Chow uang yang dikumpulkannya itu bukan miliknya. Dia hanya menyimpan sementara. Merasa uang bukan sumber kebahagiaan, Chow mengatakan:
“My dream is to be a happy and normal person. The hardest thing in life is not about how much money you earn, but how to keep a peaceful mindset and live the rest of your life in a simple and carefree manner.”
“Hal tersulit dalam hidup bukanlah tentang berapa banyak uang yang Anda hasilkan tetapi bagaimana menjaga pikiran yang damai dan menjalani sisa hidup Anda dengan cara yang sederhana tanpa beban” ***
Penulis adalah kolumnis dan penulis biografi, tinggal di Medan