Oleh: Wardika Aryandi. Binjai merupakan salah satu kota di Sumatera Utara, yang memiliki daya tarik khusus bagi para wisatawan, terutama bagi mereka yang memiliki hobi berburu dan menikmati kuliner eksotis bercitarasa nusantara.
Beragam jenis makanan dan minuman khas, dengan mudah ditemukan di daerah ini. Mulai dari kuliner tradisional, semi modern, modern, hingga masakan modifikasi dan peranakan.
Salah satu kuliner legendaris dan cukup ikonik asal Kota Binjai ialah “tau kua heci”. Jenis jajanan kaki lima yang populer, terutama di kalangan masyarakat Tionghoa Brahrang, Kecamatan Binjai Barat.
Tau kua heci ini memang merupakan masakan peranakan khas Tionghoa, yang banyak mengalami proses modifikasi, sehingga citarasanya sesuai dengan selera masyarakat Sumatera pada umumnya.
Istilah tau kua heci diserap dari bahasa Tiociu, yakni salah satu rumpun bahasa Sino-Tibet. Artinya, makanan berupa tahu dan lauk serba udang, dengan tambahan kuah atau saus.
Secara tampilan, tau kua heci identik dengan siomay ataupun mie rebus. Bedanya, makanan ini menggunakan kuah asam-manis kental, yang merupakan kombinasi antara saus tomat dan beberapa bumbu tambahan.
Dalam setiap porsi, tau kua heci berisi potongan tahu kuning goreng, udang goreng tepung, bakwan udang, dan heci, yakni sejenis kerupuk atau rempeyek berisi potongan udang. Sebagai pelengkap, makanan ini biasa disajikan dengan tambahan sayuran cincang yang direbus berupa kangkung dan tauge.
Tau kua heci nikmat disantap dalam kondisi hangat. Untuk memperkaya cita rasa, konsumen dapat menambahkan sedikit sambal, kecap manis, ataupun cabai giling.
Untuk dapat menikmati makanan ini, dapat datang ke Kota Binjai dan mengunjungi sejumlah gerai ataupun kios makanan yang menyajikan Tau Kua Heci sebagai menu utama.
Salah satu gerai tau kua heci yang cukup terkenal di Kota Binjai dan wajib dikunjungi pemburu kuliner, Warung milik Apo (68), di tepi Jalan Jenderal Gatot Subroto, Kelurahan Sukamaju, Kecamatan Binjai Barat.
Saat ditemui Analisa, Senin (5/11) siang, Apo mengaku, gerai tau kua heci yang dikelolanya ada sejak 50 tahun lalu. Menurut nenek delapan cucu itu, usaha ini dirintis sejak dia muda, yakni saat masih belum berkeluarga.
Apo mengungkapkan, tau kua heci merupakan salah satu kuliner legendaris dari Kota Binjai. Resepnya pun diperoleh secara turun-temurun melalui kedua orangtuanya, yang juga berprofesi sebagai penjual makanan.
“Awalnya, isian tau kua heci tidak seperti yang sekarang ini. Karena sebelumnya, kami hanya menyajikan potongan tahu goreng, yang disiram dengan saus tomat,” ungkap wanita itu, didampingi putrinya, Mina (41).
Namun, karena ada perubahan selera konsumen, dia berinisiatif mengkombinasikannya dengan bahan-bahan lain, melalui penambahan aneka lauk berbahan baku udang, serta sayuran rebus berupa kangkung dan tauge.
“Menariknya, resep Tau Kua Heci yang disajikan sekarang ini, lebih digemari para konsumen. Bahkan warung kami. tidak hanya dikunjungi konsumen dari dalam kota, tetapi juga dari luar kota dan mancanegara,” ujar Apo.
Tidak mengherankan, gerai tau kua heci yang sejak lama dikelolanya itu, kerap dipadati pengunjung dan para wisatawan, terutama ketika libur Idulfitri, Tahun Baru, Imlek, ataupun saat puncak perayaan Ceng Beng.
Jika anda penasaran ingin mencoba citarasa tau kua heci, silakan datang ke Kota Binjai, dan kunjungi salah satu gerai yang ada di sana!