Peringatan Dies Natalis ke 27

Poltekpar Medan Donasi Korban Gempa

Medan, (Analisa). Keluarga Besar Politeknik Pariwisata (Pol­tekpar) Med­an menyerahkan bantuan donasi senilai Rp10 juta un­tuk korban gem­pa Palu dan Donggala melalui tim Aksi Cepat Ta­nggap (ACT) pada puncak pe­ri­ngatan Dies Na­talis ke 27 di Hotel Achmad Tahir komplek Pol­tekpar Medan Jalan Ru­mah Sakit Haji Medan, baru-baru ini.

“Bantuan ini sebagai wu­jud kepedulian segenap civi­tas akademika Poltekpar Me­dan. Sebab keahlian saja tidak cukup untuk meraih keberhasilan jika tidak dilengkapi dengan akhlak luhur kepada sesama,” kata Direktur Poltekpar Medan, Dr. An­wari Ma­satip, S.Sos, MM.Par.

Selain itu, sebut Anwari juga diberikan san­tunan pen­didikan senilai Rp5 juta ke­pada anak yatim di lingku­ngan sekitar dan ban­tuan sem­bako kepada panti asuhan senilai Rp5 juta yang akan diserahkan Jumat depan.

Direktur Poltekpar Medan didampingi Ketua Panitia Dr. Fenny Indrianty Dali­m­un­the SE, M.Si menyampaikan, Pol­tekpar Medan yang ber­ganti nama secara resmi pada Agustus 2018 dari sebelum­nya sebagai Akademi Pari­wisata adalah memberikan ga­ransi generasi muda yang sekolah di tem­pat ini harus sukses.

Maksudnya, jelas Anwari konsep pem­be­lajaran yang diterapkan sesuai yang di­sampaikan Menpar Arief Yahya, yaitu de­ngan tiga prinsip dasar 3C, yakni Curri­culum (kurikulum), Certifi­cation (sertifi­kasi), dan Centre of Exce­lent (pusat layanan ung­­gulan) pendidikan kepariwisataan.

Dijelaskannya kurikulum dimaksud diru­muskan berdasarkan Kerang­ka Kuali­fi­kasi Nasional In­donesia (KKNI) sebagai ke­­­­rangka penjenjangan kuali­fikasi sumber daya manusia Indonesia dengan men­yan­dingkan dan menginteg­rasi­kan sektor pen­didikan dengan pelatihan serta pengala­man kerja. Kurikulum yang di­gunakan, sebutnya juga sesuai dengan standar, Mutual Re­cog­nition Arreng­ment on Tourism Pro­­fessio­nals (MRATP) ASEAN. Juga ca­paian pembe­lajarannya di­se­laraskan de­ngan Global Code of Etic of Tou­rism dari UNWTO.

Lalu untuk ser­tifikasi dosen berkelas du­nia dengan Certified Hospitalily Educator (CHE) sehingga tenaga pengajar juga ber­taraf dunia.

Sementara sertifikasi juga di­peroleh dari BAN-PT untuk prog­ram studi. Sertifikasi dari Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) untuk ins­titusi, sertifikasi ISO 9001:2015, dan LSP 1St PARTY Akpar Me­dan.

Begitu juga sertifi­kasi pengajar secara na­sional dengan sertifikasi dosen serta se­cara internasional dengan sertifikasi dari CHE. “Dengan begitu ada jaminan ter­sen­diri bahwa anak telah dididik secara baik dan benar,” ungkapnya.

Untuk Centre of Excelent Poltekpar Me­dan, ungkapnya dikhususkan untuk Geo­park­­tourism Toba dan Enterpreunership se­bagai prioritas utama dalam beberapa tahun ke de­pan. Maksudnya agar anak-anak lebih siap dalam menghadapi kom­pe­tisi global.

Sebelumnya Ketua Panitia Dr. Fenny Indrianty Dali­munthe menyampaikan, ber­b­agai rangkaian kegiatan dilaksanakan se­perti perlombaan, seminar, donor darah serta penggalangan dana yang sejalan de­ngan tema kegiatan dies natalis. (rmd)

()

Baca Juga

Rekomendasi