Medan, (Analisa). Ahli penyakit kanker Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Prof Dr dr Soehartati Gondhowiardjo Sp Rad (K) Onk Rad MD PhD menegaskan, 43 persen penyakit kanker bisa dicegah.
"Bahkan, penyakit penyumbang angka kematian yang lumayan tinggi ini bisa disembuhkan apabila diketahui lebih dini," ujarnya kepada wartawan di sela-sela Cancer Update 2018 yang digelar Rumah Sakit Murni Teguh bekerja sama Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Selasa (11/12) di Main Hall Murni Teguh Memorial Hospital lantai 8, Jalan Jawa, Medan.
Didampingi dr Lily Suryani, Prof Soehartati menambahkan, seseorang mengidap kanker terpengaruhi image di lingkungan keluarga dan tetangga, bahwa penyakit kanker dianggap sedemikian menakutkan (mitos). Padahal tidak lagi seperti apa yang dipikirkan masyarakat tersebut.
"Dengan berbagai perkembangan pengobatan yang sangat baik, sebesar 30 persen dari kanker bisa disembuhkan kalau ditemukan dalam keadaan dini. Berbicara tentang kanker, itu kita berbicara tentang kedokteran. Walaupun kanker stadium empat tidak mungkin sembuh dan sebagainya, sebesar 10 persen pasien kanker tetap bisa sembuh. Itu namanya kemungkinan," jelasnya.
Bagaimana mengobati kanker, seseorang begitu diketahui terdiagnosa kanker apa yang dilakukan adalah menentukan stadium. "Stadium itu dibagi tiga kelompok besar yakni, tumornya seberapa besar, kelenjar (pose pertama) berapa besar dan ada anak seberat jauh atau tidak," ungkapnya.
Misalnya, kanker payudara tiba-tiba bisa ke otak, tarifom, dan bisa ke paru. "Nah, setelah kita tahu stadiumnya, barulah kita menentukan strategi pengobatan apa yang terbaik untuk pasien ini. Dan kita sudah mempunyai standar nasional pengobatan yang di desain oleh Kementerian Kesehatan yang sudah didasarkan kepada evidenspace," paparnya.
Dijelaskan, metode ini sudah dibuktikan dengan berbagai metode penelitian, bahwa pengobatan itu efektif. "Hampir tidak ada pengobatan kanker itu dengan satu modalitas. Jadi biasanya pengobatan kanker itu gabungan antara bedah dengan kemo dan radiasi. Jadi adakah pasien bisa sembuh tanpa pengobatan kemo, tidak ada," tegasnya sambil menyebutkan misalnya kanker nasoparing (di belakang mulut) stadium dini sekali, itu bisa sembuh dengan radiasi.
Kegiatan yang dilaksanakan sejak Senin hingga Rabu (10-12/12) turut menghadirkan narasumber dari dalam negeri dan luar negeri yakni, dr Mutiara, dr Pantas Hasibuan Sp P (K), dr Netty Sp Rad (K), dr Lim Hong Liang Med Onc (Singapura), dr Hendriya SpP (K), Prof George Kovacs MD (Jerman), Valentina Lancellotta MD (Itali). (rel/mc)