Mantel Bumi Gerakkan Lempeng Tektonik

JAUH di bawah sana ada tarik tambang mantel bumi menggerakkan lempeng tektonik yang bergerak tetapi gerakannya tidak sampai secepat pertumbuhan kuku. Ge­rakan yang terjadi tersebut telah diper­debatkan oleh kalangan ahli geologi.

Temuan baru didapat di bawah Pacific Northwest Coast oleh University of Oregon dan Universitas Washington, justru menyarankan untuk dicarit ahu solusi untuk sebuah misteri yang muncul saat teori lempeng tekto­nik muncul: Apakah lem­peng menggerakan mantel atau apa­kah mantel memindahkan lempeng.

Pemisahan lempeng tekto­nik, para pe­neliti mengusulkan dalam makalah online sebelum cetak di jurnal Nature Geoscience , tidak hanya mendikte aliran, pelumas bahan cair lengket dari mantel. Mereka ber­pendapat sebenarnya melawan, meng­alir dengan cara yang mendorong reorien­tasi arah piring.

Ide baru ini didasarkan pada pencitraan seismik segmen Endeavor dari Lempeng Juan de Fuca di Samudra Pasifik, Wa­shing­ton dan data dari penelitian sebe­lum­nya pada punggung yang sama di per­tengahan Pasifik dan lautan Atlantik.

“Membandingkan pengukuran seismik dari arah aliran mantel menghadirkan ge­ra­kan baru lempeng tektonik, kami mene­mu­kan bahwa arah aliran terjadi men­jelang perubahan terbaru gerakan lem­peng mantel tersebut”, kata UO maha­sis­wa doktoral Brandon P. VanderBeek, pe­nulis utama. “Ini bertentangan dengan pan­dangan tradisional bahwa lempeng meng­gerakan mantel”.

Sedangkan kesimpulan baru didasar­kan pada sebagian kecil situs-situs di ba­wah lautan di dunia, pola yang konsisten hadir, kata VanderBeek. Pada tiga lokasi, aliran mantel ini berputar se­arah jarum jam atau berlawanan dengan arah lempeng yang memi­sahkan diri.

Aliran mantel ini, para pene­liti me­nyim­pulkan, mungkin bertanggung jawab atas perubahan masa lalu dan mung­kin saat ini lempeng dalam keadaan berge­rak.

Eksplorasi

Penelitian yang didanai melalui National Science Foundation, hibah kepada dua lembaga juga mengeksplorasi bagai­mana pasokan magma yang bervariasi di bawah mid-ocean ridge gunung berapi.

Para peneliti melakukan percobaan seismik untuk melihat bagaimana gelom­bang seismik bergerak melalui mantel dangkal di bawah segmen Endeavor.

Mereka menemukan bahwa di tengah segmen vulkanik, di mana dasar lautnya dangkal dan aktivitas gunung berapi di­sim­pulkan terbesar, yang mendasari mantel magma waduk relatif kecil.

Akhirnya, bagaimanapun ada­lah jauh lebih dalam dari vo­lume yang lebih besar dari mantel magma pooling di bawah me­reka karena tidak ada rute yang mudah untuk melakukan perjalanan melalui ba­han di atasnya.

Pemikiran tradisional mengatakan adanya magma sedikit di bawah ujung seg­­men tersebut yang dikenal sebagai dis­kontinui­tas.

“Kami justru menemukan sebalik­nya”, kata VanderBeek. “Volume terbesar dari magma yang kami percaya, kami telah menemukan yang terletak di bawah bagian terdalam dari pegunungan, di ujung seg­men. Di bawah pusat dangkal, yang mencair jauh lebih sedikit, hanya sekitar setengah dari punggung tertentu yang kami seli­diki.

“Pendapat kami adalah bahwa kontrol utama ada di tempat adanya magma, yaitu di bawah pegunungan di mana seseorang bisa atau tidak bisa membawa­nya keluar”, katanya.

“Pada akhirnya, kami berpikir, robekan lem­peng terpisah jauh sehingga tidak men­ciptakan jalur agar magma bergerak, mem­bangun gunung dan memungkinkan untuk terjadinya letusan”. (mac/ar)

()

Baca Juga

Rekomendasi