Oleh: Duwi Novita Sari Sinaga
PADA Minggu siang, aku diajak ibu berbelanja keperluan dapur. Aku dan ibu pergi kepasar dengan menaiki mopen,mopen adalah sebutan untuk angkutan umum atau sering disebut angkot pada kota-kota besar. Dengan bermodalkan tas belanja aku dan ibu menunggu angkot tepat didepan rumah. 10 menit dalam perjalanan sampailah aku dan ibu pada pasar yang kami tuju.Ibu dan aku berjalan menuju penjual sayur, sembari menunggu ibu memilih-milih sayuran dan bahan-bahan dapur lainnya aku terpana pada sebuah toko yang ada diseberang jalan. Aku melihat dari kejauhan sebuah boneka yang cantik dan indah terpajang bagus ada dalam lemari yang beralaskan kaca.Dari kejauhan kulihat betapa cantiknya boneka tersebut.Boneka berwarna hijau cerah yang mencuri perhatianku.Selang beberapa menit aku memandangi boneka tersebut ibu rupanya telah memanggil-manggil namaku dan aku tidak mendengarkan panggilan ibuku tersebut.Ibu menghampiriku dan memegang tanganku “sari ayo” (seru ibu kepadaku).
Dalam langkah kakiku aku bertanya pada ibu “ Ibu mau kemana lagi kita?” ibu menjawab ikut saja sari sayang kita masih banyak yang perlu kita beli untuk persediaan sehari-hari. Kami menuju toko sembako setibanya ditoko tersebut aku duduk didekat tumpukan sembako sedangkan ibu memilih barang apa saja yang akan dibelinya.Aku duduk dan termenung mengingat betapa indahnya boneka yang kulihat diseberang jalan tadi.Ingin rasanya aku meminta ibu untuk membelikannya untukku tapi aku takut ibu tidak akan membelikannya untukku.Karna masih banyak keperluan yang harus dibayar oleh ibu.
Namaku sari aku anak kedua dari tiga bersaudara aku tinggal di daerah pedesaan karena mayoritas penduduk desaku bermata pencaharian sebagai petani. Sedangkan ayahku seorang pedagang dan ibuku seorang guru.Tepatnya guru disalah satu sekolah dasar yang ada didesaku.Ibu telah selesai berbelanja, kami berdiri ditepi jalan dengan beberapa kantong plastik dan beberapa kardus yang berisikan sembako untuk keperluan makan sehari-hari.“Ibu kita naik apa pulangnya?” (aku bertanya kepada ibu) kita tunggu becak saja disini ya sari karena belanjaan ibu banyak jadi kita tidak mungkin untuk naik mopen (seru ibu kepadaku). ).Selang beberapa menit ibu menyetop becak dan kami naik becak menuju rumah.Dalam perjalanan menuju rumah aku masih saja teringat dengan boneka berwarna hijau diseberang jalan tukang sayur tersebut.Dalam hatiku berkata emmm mungkin lain kali aku dapat membeli boneka hijau yang kupandangi di seberang jalan tukang sayur tadi. Kupikir keinginanku untuk memiliki boneka hijau tersebut sampai disitu saja. Aku terlahir dalam keluarga biasa saja, aku diajarkan oleh orang tuaku untuk mendapatkan sesuatu harus dengan usaha dan tanggung jawab. Ibuku selalu mengajarkan bahwa barang-barang yang kita miliki harus dirawat dan dijaga dengan baik,karena untuk mendapatkan barang-barang tersebut tidaklah mudah.
Hingga pada suatu malam aku demam tinggi sampai aku membangunkan ibu karena aku tidak dapat lagi menahankan rasa panas dan sakit pada tubuhku.Ibu terkejut atas ketukan pintu dan aku menoleh didepan pintu sambil berkata ibu aku demam badanku sakit semuanya bu. Ibu membawaku ke kamar dan membaringkanku di atas tempat tidur. Ibu memegang kepalaku dan mengambil termometer untuk mengukur suhu tubuhku. Cukup tinggi suhu tubuhku mencapai 28°c ibu mengambil kotak yang berisikan obat dan memberikan kepadaku agar obat tersebut aku minum. Ibu juga langsung mengompres dahiku dengan air dingin agar suhu tubuhku dapat normal kembali. Selang beberapa menit setelah aku minum obat aku pun tertidur kembali hingga pagi. Saat bangun pagi aku masih dalam keadaan demam dan ibu memutuskan agar aku tidak berangkat ke sekolah dan dapat beristirahat di rumah. Aku sudah merasa lebih baikan seharian itu namun pada saat menjelang magrib aku mulai merasa menggigil dan suhu tubuhku naik kembali. Kejadian tersebut berulang-ulang terjadi sampai 5 hari berturut-turut. Ibu sudah membawaku ke dokter untuk memeriksakan keadaanku,setelah aku meminum obat yang diresepkan oleh dokter badanku terasa enak namun saat reaksi obat itu telah hilang badanku mulai demam kembali.
Hingga pada hari ke 6 aku sakit ibu menanyakan kepadaku sari apa yang kamu inginkan? Kenapa kamu tidak kunjung sembuh juga ibu sudah membawa kamu kedokter untuk diperiksa namun setelah reaksi obat tersebut habis demam kamu pun kembali lagi.
”Kamu menginginkan apa anakku?”
“Adakah benda yang kamu inginkan namun tidak kamu minta kepada ibu?” Aku menjawab tidak ada bu (dengan nada lemas)
“Apakah betul yang kamu katakana itu? Bukannya kamu pernah bertanya kepada ibu sewaktu ibu mengajak kamu berbelanja kepasar ibu memiliki uang lebih atau tidak apa yang sebenarnya kamu inginkan?”.
Hingga pada akhirnya aku mengakui kepada ibuku apa yang sebenarnya aku inginkan sampai aku sakit, namun aku tidak berani memintanya langsung kepada ibu aku takut ibu tidak memiliki uang untu membelikan yang aku inginkan tersebut.
Aku menginginkan boneka berwarna hijau yang ada di seberang jalan sewaktu ibu memilih sayuran itu bu. Aku bangun dari tidurku pada pukul 15.00 WIB kuberjalan menuju arah kamar mandi untuk buang air. Aku terkejut melihat warna hijau besar ada diatas kursi meja makan. Kuhampiri meja makan tersebut ternyata yang duduk hijau besar dimeja makan adalah boneka teddy bear berwarna hijau yang kuinginkan selama ini. Aku memeluk erat boneka tersebut sambil berteriak kegirangan. Kuberlari mencari ibuku. Ibuuuu… Ini boneka yang sari inginkan buuu.
Dengan suara yang keras dan penuh semangat aku berkata ibuku terima kasih ibu. Terima kasih banyak bu.Sari sangat menginginkan boneka ini dari beberapa waktu yang lalu.
Tak lama kemudian ayahku pun datang dari belakang rumah sambil berkata “Ia ayah belikan boneka yang Sari mau dari pasar tadi sepulang berjualan, ibu menelepon ayah sambil berkata sari menginginkan boneka tersebut jadi ayah membelikannya untuk putri ayah yang cantik. Dan merawat boneka ini baik-baik ya sari,” seru ibu kepadaku.
Tanpa pikir panjang aku menjawab “Baik bu aku akan membantu ayah berjualan es kolding di pasar setiap hari minggu bu,” “Baiklah nak,” Sari memeluk ibu dan ayahnya.