Oleh: Jannerson Girsang. Hari ini, 22 Desember 2018 kita memeringati hari Ibu—peringatan atau perayaan terhadap peran seorang ibu dalam keluarganya, baik untuk suami, anak-anak, maupun lingkungan sosialnya.
Terlalu sempit rasanya kalau makna Hari Ibu hanya dengan membebastugaskan ibu dari tugas domestik yang sehari-hari dianggap merupakan kewajibannya, seperti memasak, merawat anak, dan urusan rumah tangga lainnya. Seolah kita bisa menggantikan peran itu.
Hari ibu seyogianya membawa kita kepada perenungan, pewarisan nilai seorang ibu kepada pasangan kita, anak-anak kita, teman-teman kita, keluarga besar kita. Ibu adalah tokoh sentral dalam hidup kita yang tak pernah mampu diberikan oleh siapapun di dunia ini. Tidak ada peran yang lebih penting dari seorang ibu, dalam perjalanan hidup kita.
Mereka bekerja dari sejak ayah kita dan kita sendiri membuka mata, hingga kita semua tidur di malam hari. Ibu saya, selain sebagai ibu rumah tangga, juga seorang guru. Belum ada wanita yang memberi perhatian sebesar dan setulus yang diberikan oleh ibu saya. Saya kira Anda juga demikian. Coba rinci apa saja peran ibu, apa saja yang mereka lakukan kepada kita, sesuatu yang kita tidak pernah mampu membalasnya. Pernahkah?
Nilai Seorang Ibu
Mari kita urai peran ibu di rumah kita. Saya tidak pernah melihat orang sesibuk ibu saya di rumah kami. Beliau tidak pernah berhenti bekerja, mengasihi kita, bahkan hingga di usianya memasuki 83 tahun. Tidak pernah memperhitungkan jam kerja, tenaga, pikiran dan materi buat anak-anaknya.
Menurut sebuah survey di Amerika Serikat, para ibu di rumah bekerja 90 jam seminggu. Dia berperan sebagai guru (13.7 jam), koki (13.9 jam), mengurus rumah (14.0), psikolog (7.6 jam), cuci (6.3 jam), operator komputer (8.3 jam), mengelola fasilitas rumah (10.7), pesuruh (7.6 jam), sopir atau mengantar anak-anak sekolah, CEO Rumah Tangga (3.2 jam).
Ibu saya, ibu Anda mungkin melakukan pekerjaan lebih dari daftar itu. Silakan didaftar menurut pengalaman masing-masing. Dan tahukah Anda berapa upah melakukan pekerjaan ibu kita?
Di Amerika Serikat, melakukan pekerjaan seperti itu dibayar dengan upah sebesar 37.022 dollar Amerika. Kalau dihitung lembur, maka pekerjaan itu bernilai 75.947 dollar. Sehingga total pekerjaannya bernilai 112.962 per tahun. Mari hitung sama sama dalam rupiah. Berapa yang dapat Anda kembalikan upah seorang ibu mengasuh kita sekian tahun?
Bukan itu saja. Angka itu hanya sebagian kecil peran ibu yang bisa dikalkulasi dengan angka.
Ada peran ibu tidak ternilai harganya. Ketika kita belum bisa bicara, tidak bisa berjalan, ibu memiliki semangat yang tak pernah bosan mengasuh kita, ketika kita sekolah, ibu memberi semangat juara untuk kita. Selain itu, ibu melintasi hari-hari berat, tidak tidur di malam hari, ketakutan yang terdalam ketika kita sakit.
Kala kita menghadapi masalah, ibu adalah tempat kita mengadu, orang yang kita percaya, orang yang paling mengenal masalah kita. Pulang sekolah atau pulang dari mana saja, kita juga tidak bisa menilai harga pelukan seorang ibu, ciuman seorang ibu. Ketika saya berangkat kuliah, doa ibu, pengorbanan seorang ibu, harapan seorang ibu, mimpi seorang ibu tidak pernah dapat saya nilai.
Jasa Ibu: Tak Ternilai
Berapakah nilai seorang ibu. Tidak ada orang yang bisa menghitungnya. Tidak ada yang bisa membalasnya.
Semua yang dilakukan ibu kita dirangkum dalam cinta, kasih. Apa yang diberikan seorang ibu kepada anak-anaknya bukanlah berupa nilai materi, sehingga tak seorangpun bisa membalas perbuatan seorang ibu kepada anak-anaknya.
Semua yang dilakukan seorang ibu kepada anak-anaknya, keluarganya adalah satu kata: Kasih. “Kasih Ibu kepada beta. Tak terhingga sepanjang masa. Hanya memberi, tak ada kembali. Bagaikan surya menyinari dunia”. Nyanyian anak-anak yang mungkin dapat menggambarkan sebagai nilai seorang ibu.
Tak berlebihan kalau Mother Theresa mengatakan, “Panggilan ibu adalah penghargaan paling besar yang pernah saya terima,”. Mother Theresa adalah pemenang hadiah Nobel, seorang biarawati yang banyak menolong anak-anak kaum papa di India. Mother Theresa tidak memiliki seorang anakpun, karena dia tidak menikah. Tetapi dia bangga dipanggil sebagai ibu.
Nilai seorang ibu adalah memberi kasih sayang yang tak ternilai dengan apapun. Sebuah status, peran yang sangat membanggakan. Tidak ada perbuatan atau pemberian yang bisa membalas kasih sayang ibu.
Mewariskan Nilai Seorang Ibu!
Beruntunglah seorang wanita yang sempat menikmati berkat dari Tuhan: Menjadi seorang ibu. Peran Anda tak ternilai harganya. Beruntunglah saya dan Anda yang pernah memperoleh, menikmati peran seorang ibu yang tidak pernah bisa kita balas dengan apapun, kecuali menyayangi mereka sepanjang hidupnya.
Karena itu, Hari Ibu seyogianya menyediakan waktu merenungkan kembali peran ibu kita. Kita semua wajib menceritakan, mewariskan peran, nilai-nilai ibu kita kepada pasangan kita, keturunan kita.
Mari memanfaatkan momen Hari Ibu untuk mewariskan peran yang sudah dilaksanakan ibu kita kepada pasangan kita, kepada anak-anak kita, teman-teman kita, keluarga besar kita.
Apapun statusnya sekarang, ibu telah memberikan yang terbaik bagi kita, anak-anaknya!.
Mari menghormati mereka dengan menceritakan itu kepada pasangan kita, anak-anak kita! Jangan sampai pasangan kita, anak cucu kita menganggap sepele peran ibu kita. Tentu begitu sebaliknya. ***
Penulis adalah kolumnis dan penulis buku-buku biografi dan otobiografi. Tinggal di Medan.