Mewaspadai Gempa-Likuifaksi di Tapsel

Oleh: M. Anwar Siregar. Aktivitas gempa Sumatera yang perlu diwaspadai diwilayah Selat Sunda bagian Selatan  dapat meng­ha­silkan kegempaan strategis di lautan selain daratan yang dapat meng­han­curkan tata ruang kota-kota yang ada di Tapanuli bagian Selatan antara lain, ke­gempaan Andaman-Burma-Aceh-Nias di Utara P. Sumatera yang tersu­sun oleh topografi palung laut dalam An­daman, vulkanisme Kepulauan Ni­ko­bar, patahan kecil Burma, patahan kom­­pleks daratan Aceh, anomali gra­vitasi Simeulue-Nias sebagai jalur ke­­gem­paan besar dengan penyim­panan energi yang relatif rendah dan gempa di Patahan Kepulauan Mentawai-Eng­gano, patahan Mentawai termasuk yang paling tertekan di Pantai Barat Su­matera akibat tekanan dari berbagai arah dari Utara Blok Andaman-Aceh dan Blok Patahan Jawa di Selatan akan ada pergerakan antar blok Pa­ta­han yang saling berlawanan, me­ngom­pres untuk menghasilkan gelom­bang seismik trans­versal pada perte­muan lem­peng karena gempa paling me­ru­sak rata-rata disebabkan oleh gelom­bang transversal

Zona tata ruang Tapanuli Selatan tidak jauh dari ruas megathrush Aceh-Nias, faktor yang akan mendukung ting­kat kerentanan likuifaksi yang sa­ngat tinggi. Semua pola per­gerakan sa­ling berlawanan, memotong, ke­sam­­ping dan frontal sehingga ancam­an ketataruangan Tapsel tidak luput dari ancaman tersebut karena efek ge­taran gempa saling memicu serang­kai­an gempa pada patahan yang ber­de­katan dibawah Lempeng Suma­tera Utara yang melewati bumi ruang Ta­panuli Selatan, bukti-bukti itu dapat di­lihat dengan banyaknya patahan lokal berdimensi antar 4-8 km dan gerakan tanah dibeberapa patahan di Ta­panuli Utara dan sekitar Danau Toba serta Sipirok terutama di Jalan Neraka Aek Latong-Batu Jomba.

Energi Kritis Gempa

Proses reaksi pembalikan energi gempa yang terjadi sejak tahun 2007 hing­ga gempa di Nias-Madina-PSP-Si­bolga ke bulan September 2018 te­lah menekan sesar-sesar gempa yang ada di Tapanuli Selatan yaitu di Pa­tahan Renun-Toru-Sibolga-Ang­kola diwilayah Angkola Sipirok, se­dang di Padang Lawas terdapat Pa­tah­an Toru-Sipingot-Rantau­pa­rapat ser­ta di Barumun terdapat zona Pa­tahan Barumun ber­lanjut ke Patahan Su­mani di Sumbar dan Mandailing Natal terdapat Patahan Angkola-Asik dan bersambung ke Patahan Sianok de­ngan lembah-lembah tektonik yang sangat labil.

Penjalaran energi kritis gempa ter­dahulu ke bumi ruang Tapanuli Se­latan dapat melalui beberapa periode­sa­si ke­gempaan akibat subduksi lem­peng oleh pergerakan subduksi Lem­peng Indo-Australia 5-7 cm per tahun ter­hadap Lempeng Eurasia yang me­nyebabkan terjadinya beberapa kali gem­pa kuat yang merusak wilayah kota di Aceh, Padangsidimpuan dan Tapanuli tahun 2016.

Blok patahan Mentawai sendiri me­le­paskan energi sebesar 7.0 SR 2010 dan 2012, guncangan ini dapat me­nekan ruas kegempaan patahan seg­men Angkola dan Toru yang mem­be­lah tata ruang Tapanuli Selatan se­pan­jang lebih 25 km.

Akibat penahan efek domino ini, arah pembalikan reaksi blok batuan yang menyusun Lempeng Sumatera ter­desak kuat ke Patahan Semangko menyebabkan medan tekanan energi gempa semakin kuat diperbatasan patahan Aceh-Sumatera Utara yang me­­nyebabkan gempa di Aceh Pidie dan Aceh Singkil tahun 2016 dengan me­­nimbulkan dan me­ngakibatkan me­dan stress atau tekanan-tekanan yang dimulai dari batas patahan hing­ga men­capai ratusan kilo­meter ke Barat dan Utara dari Provinsi Su­ma­tera Uta­ra se­hing­ga akan mem­ba­ngun­kan ener­gi siklus gempa dibe­be­rapa seg­men patahan yang ada di Ta­panuli ba­gian selatan dengan rentetan gem­pa berulang dirasakan diwilayah kota Pa­dangsidimpuan tahun 2015 dan 2016.

Siklus energi gempa dahsyat ini se­pertinya sedang meng­ancam tata ruang Tapanuli Selatan karena pe­ne­kanan lem­peng mengakibatkan gempa se­dang bergerak ke Utara pesisir Pan­tai Barat Sumatera dan juga masih terjadinya peng­umpul­an energi kritis gempa (seismic gap) dibeberapa blok patahan Sumatera. Siapkah tata ruang Tap­sel mengha­dapinya? Rasanya tidak mampu karena peta-peta tata ruang yang dibuat lebih banyak pe­ne­litian permukaan dan tidak terlalu ber­ba­sis kegempaan.

Sekali lagi merupakan peringatan akan adanya bencana yang tidak bisa di prediksi namun persiapkan tata ruang dini dan beberapa gempa berkekuatan sedang di perairan Sibolga sebagai peringatan, bahwa siklus gempa yang pernah terjadi di wilayah daratan Tapanuli Selatan tahun 1873 kekuatan 6.0 SR, Madina 1892 dengan kekuatan 6.0 SR. Gempa-gempa ini bila dilihat pergerakannya, sebenarnya sedang menekan titik lemah bumi ruang Tapsel dan “mem­ba­ngunkan” energi kritis ke­hancuran. Goyangan gempa me­mang tidak begitu kuat tetapi sudah cukup untuk melepaskan kekuatan material tanah yang menyebabkan longsoran yang ada di lembah tektonik Tapanuli Utara dan Tapsel.

Paling Rawan Likuifaksi

Tata ruang Tapanuli Selatan adalah salah satu kabupaten yang paling rawan mengalami likuifaksi tingkat tinggi di Provinsi Sumatera Utara dan juga di Indonesia, jika likuifaksi yang terjadi setelah gempa Palu-Donggala “berja­lan” puluh­an kilometer maka wilayah Tapanuli Selatan tidak kalah rawan dan jika diamati lebih cermat lagi.

Wilayah tata ruang Tapanuli Selatan sudah harus me­waspadai efek likui­faksi pada satu kesatuan utuh pergera­kan blok batuan di Pantai Barat Suma­tera dan daratan Sumatera di jalur Pata­han Semangko lewat empat kawasan yang menyebabkan sebaran gerakan likuifaksi dapat berjalan jauh puluhan kilometer ke wilayah-wilayah lainnya men­dekati kota yang berbatas dengan Tapanuli Selatan yaitu satu, terdapat zona patahan aktif dan melewati keta­taruangan Tapsel dengan patahan uta­ma yaitu patahan Renun-Toru-Ang­kola, yakni dari bagian Barat Tapsel me­nerus ke kota Padangsidimpuan ke Madina. Di zona ini materi tanah tersu­sun tanah alluvial dengan patahan Ang­kola yang mem­belah wilayah ini, banjir telah mengikis kekuatan tanah dan gem­­pa kecil mencacah menjadi bubur oleh gempa di wilayah Madina dan Nias.

Kawasan ini termasuk daerah rawan longsor kategori sangat tinggi, seperti di kawasan Aek Latong dan Angkola Ba­rat hingga ke Batang Toru dan Ma­rancar.

Kedua, zona bagian Timur dari arah patahan Renun Toba (Humbang Ha­sudutan) ke Batang Toru menerus ke Sipirok ke Kota Gunung Tua. Kawasan ini kategori daerah rawan gerakan tanah sangat tinggi menuju ke batas Tapanuli Utara dan Labuhan Batu melalui pata­han lokal Aek Latong dan Batu Jomba dan Tapulon Anjing ke Aek Bilah.

Ketiga, adanya tekanan energi di empat ruas patahan di Sumatera Barat menuju Lembah Tektonik Barumun la­­lu ke Lembah dan Graben Aek Go­dang Sipupus (Angkola Timur-Padang Bolak Julu) ke patahan Angkola Gadis-Asik di perbatasan Madina-Tapsel, me­rupakan tanah yang mudah bergerak atau likuifaksi, dapat memutuskan ja­linsum tengah dan timur di Tapanuli Se­latan, dengan perubahan meander su­ngai Lubuk Godang semakin tajam menyebabkan gerakan tanah akibat ak­tivitas gempa kecil untuk meruntuhkan kekuatan tanah bila terjadi gempa be­sar, maka likuifaksi berjalan semakin jauh.

Keempat, wilayah tata ruang Tapsel sudah merasakan kehancuran gempa dimasa lalu dan berada di zona aktif gempa vulkanik yaitu letusan gunung Sorimerapi type A serta gunung Sibual-buali type B, setiap saat naik kelas A, keduanya berdekatan dengan patahan Semangko.

Semakin memperjelaskan kondisi tanah di wilayah Tapa­nuli Selatan, ka­rena sesungguhnya Tapanuli Selatan me­miliki tingkat kerawanan gempa men­capai 80 persen. Meng­hasilkan kejadian likuifaksi yang paling rawan di Sumatera Utara apalagi tidak jauh dari gunung Sibual Buali terdapat Da­nau Vulkanik Siais, akan menghasilkan Seische “tsunami danau” dalam wila­yah Tapsel, silahkan bayangkan tsunami di Palu-Donggala jika luapan air keluar dari Danau, karena ada sungai yang membelah Tapsel menuju Pa­dangsidimpuan.

Data satelit GPS, bahwa arah gerak Lempeng Indo-Aus­tralia yang aktif te­rus ke Utara Pulau Sumatera bagian utara, dimana bagian Utara itu telah mengalami pergeseran atau pelengku­ngan ke arah Benua Asia, pelengku­ngan­nya mencapai 5-7 cm per tahun dengan rotasi gerakan antara 11o-45o ke arah Barat Daratan Asia Tenggara. Hal ini telah mengubah kondisi blok ba­tuan Daratan Sumatera semakin ter­tekan termasuk bumi daratan Tapsel.

Tulisan ini bukan menyebarkan ke­ta­ku­tan, tulisan ini untuk memberikan gambaran informasi tingkat kerawanan kota-kota di Sumatera Utara agar lebih siap menghadapi bencana dan selalu waspada menghadapi bencana. ***

Penulis adalah Geologist,  mantan ANS Pemkab Tapsel, saat ini berdinas di Pemprovsu.

()

Baca Juga

Rekomendasi