Di Tanzania

Danau Natron Menakjubkan tapi Membahayakan

BERKUNJUNG ke obyek wisata  alam yang indah tentu­nya semua orang akan merasa senang apalagi pemandangannya yang alami dan begitu menakjubkan. 

Tapi bagaimana pula jika pemandangan alam yang indah itu sangat membahayakan bagi pe­ngunjung­nya. Memang, wisata alam ini merupakan tempat wisata yang sangat ber­bahaya  dan  banyak memakan korban tetapi pesona keindahannya tetap  da­pat menarik perhatian wisatawan. 

Keindahannya tersebut  membuat sebagian wisatawan untuk  tetap terpikat mengunjunginya, tentunya bagi yang nekad dan siap dengan segala risikonya atau hanya sekadarnya de­ngan  mengikuti aturan dan petunjuk keselamatan sebaik mungkin.

Danau Natron di Tanzania salah satu di antara obyek wisata yang sangat menarik karena sangat beda dengan kebanyakan da­nau lain di dunia.

Danau natron adalah sebuah danau garam yang ada di sebelah utara Tan­zania yang berbatasan dengan Kenya. Sumber air da­nau berasal dari sumber  air panas mineral serta sungai Ewaso Ngiro yang ada disekitar­n­ya.

Danau yang memiliki kedalaman tiga meter tersebut merupakan danau yang sangat unik karena pada permukaannya bagaikan planet mars seperti yang diceritakan dalam cerita fiksi. Penampakan permukaannya yang banyak retakan berwarna merah cerah  yang muncul  karena tingginya tingkat evaporasi.  

Danau ini memiliki kandung­an ga­ram yang sangat tinggi dan menjadi tempat yang sangat baik bagi he­lofili, mikroorganisme  dalam berfo­tosintesis. Nanum, ada hal yang berbeda di danau ini karena lingkungan danau sangat tak ramah terhadap makh­luk hidup lain. 

Kondisi sekitar wilayah danau ini cukup gersang dan tak ada hewan yang bisa bertahan hidup di tempat ini. Hal tersebut  dikarenakan air da­nau ini terda­pat  kandungan alkalin yang sa­ngat tinggi yang membuat  setiap tubuh dari makhluk hidup men­jadi kering bagaikan mumi.

Danau besar dan unik ini memang tidak selamanya kawasan danau selalu menawarkan nuansa yang menyenangkan,  karena malah bisa menjadi ancaman yang mematikan, begitulah keberadaan sebuah danau di Tanzania bagian utara yang oleh ba­nyak orang sebut sebagai  danau neraka.

Membatu

Berbeda dari danau kebanya­kan yang umumnya menjadi pusat tempat tinggal dan berkembang biak bagi berbagai spesies hewan dan tumbuhan, maka di danau ini justru sebalik­nya adalah neraka bagi makhluk hi­dup. Kandungan air danau ini dapat membuat hewan membatu.

Semua hewan yang terendam pa­da danau Natron akan berubah menjadi batu, seperti sebuah patung yang dicetak dalam adonan semen. Danau ini memiliki kandungan alkali (kebasaan) pH sampai 10,5 dengan suhu atau temperatur airnya bisa mencapai 60 derajat celsius. Itu artinya, kan­dungan air danau ini dapat membakar kulit dan mata bagi yang tidak bisa beradaptasi de­ngannya.

Selain itu, danau Natron mempunyai kandungan garam dan soda yang sangat tinggi. Namun garam pa­da danau ini tidak seperti garam ma­sak yang terdapat di laut. Melainkan kandungan senyawa alami pada garam tersebut seperti pada kandungan abu vulkanik. Sedangkan kandungan mineralnya sama dengan yang digu­nakan orang Mesir kuno untuk membuat Mumi.

Kenyataannya memang benar, sen­yawa kandungan pada danau yang berbeda itu karena ada campuran unsur yang bera­sal dari sebuah gunung berapi Ol Doinyo Lengai yang terletak di selatan danau Natron. Sejatinya, gunung berapi Ol Doinyo Lengai pernah meletus lebih kurang delapan kali dari tahun 1883, letusan terakhir pada 2007 silam.

Sebagaimana yang diungkapkan Hannes Mattson, seorang peneliti di Swiss Institute of Technology di Zurich, gunung Ol Doinyo Lengai adalah satu-satunya gunung di Planet ini yang dalam letusannya memuntahkan "natrocarbonatite" yang kaya akan kalium karbonat, nyerereite, sodium,dan gregoryite. Sebab gunung berapi lain biasanya memuntahkan kandungan silikat, sementara senyawa "natrocarbonatite" memiliki kadar jauh le­bih asin dari silikat.

Letusan gunung tersebut juga menghasilkan material abu vulkanik yang menyebar ke se­gala penjuru, begitupun kapur magmatik yang telah ditempa dalam bumi, akhirnya keluar melalui aliran lava, dan disemburkan ke udara menjadi awan abu setinggi 10 mil yang kemudian masuk ke danau Natron.

Kering

Proses inilah yang akhirnya menjelaskan setiap hewan yang terendam air danau Natron akan mengubah struktur fisiknya terlihat kering seperti masuk dalam adonan semen. Ini­lah kenapa tidak ada hewan yang ber­tahan hidup berada pada danau Natron.

Bahkan, jika ada burung yang terjatuh masuk ke danau ini, tak akan lama setelah itu, senyawa atau kandungan pada danau natron akan mengubah daging burung tersebut menjadi keras seperti batu. Hanya spesies invertebrata, bakteri, alga dan ikan sejenis nila yang dapat bertahan hidup di sepanjang tepian danau yang kadar keasinannya rendah.

Fenomena ini merupakan realitas yang diketahui langsung oleh seorang fotografer Profesional, Nick Brandt saat mengunjungi danau Natron, yang melihat bangkai-bangkai hewan sudah mengeras seperti batu karena pengapuran, lalu kemudian ia mendokumentasikan keadaan pada danau Natron.

Hasil karya fotografi Nick Brandt tersebut saat ini dipamerkan di Hasted Kraeutler Gallery di New York dan rencananya akan dipublikasikan atau dimuat dalam buku fotografi yang berjudul “Across The Ravaged Land”. Nick Brandt mengambil gambar bangkai-bangkai hewan yang sudah mengeras itu dengan memosisikannya layaknya hewan yang masih hidup. (dbc/unc/ar)

()

Baca Juga

Rekomendasi