Sepuluh Serangga Paling Mematikan di Dunia

RIBUAN spesies serangga telah ditemukan di du­­nia ini. Bah­kan menurut para peneliti selain ratusan ribu itu masih ada satu juta spesies serangga lainnya yang belum bisa ditemukan dan diiden­tifikasi.

Mungkin Anda akan lebih me­rasa lebih jijik dan ngeri jika me­lihat jenis-jenis serangga karena di­sebut sangat mematikan meski ada yang berbentuk lebih kecil dari kecoa.

Maka tak heran jika para peneliti menyebut serangga-serangga ini sa­ngat­lah berbahaya karena mem­pu­nyai racun yang bisa memberi­kan banyak efek negatif untuk tubuh manusia.

Berikut 10 serangga paling ber­ba­haya dan mematikan di dunia, seperti dilansir laman listverse.com:

1. Semut Pemanen Mari­copa

Semun ini disebut sebagai se­rang­ga paling berbisa di dunia. Po­gonomyrmex maricopa dike­tahui paling beracun, yang terdiri dari asam amino, peptida, dan protein.

Semut menyerang mangsanya dengan menempel ke korban de­ngan cubitan dan menyuntikkan racun sebanyak mungkin sebelum ia melepaskan gigitannya.

Racunnya 12 kali lebih kuat dari pa­da lebah madu. Itu berarti, hanya mem­butuhkan 12 sengatan dari satu semut Maricopa bisa membu­nuh seekor tikus. Dan, hanya mem­butuhkan sekitar 350 sengatan mampu membunuh manusia.

Kedengarannya seperti me­mer­lukan waktu lama, namun bayang­kan jika Anda diserang sepasukan se­mut itu dalam waktu yang ber­samaan.

Ketika seekor semut Maricopa menyengat korbannya, ia mele­pas­kan feromon yang memberi sinyal semut lain di koloni tersebut turut melakukan serangan.

Semut pemanen Maricopa dapat menyebabkan rasa sakit empat sam­pai delapan jam setelah me­nye­ngat korbannya. Mereka meng­ha­biskan sebagian besar hidup me­reka di daerah gurun dan paling banyak ditemukan di Arizona.

2. Puss Caterpillar

Ulat Puss atau ulat bulu yang satu ini pun tidak kalah berba­ha­ya­nya dengan bag shelter ca­terpillar, di Amerika Serikat ia adalah ulat yang sangat ditakuti. Cara me­nye­rang dan bertahannya sangat unik, yakni dengan me­nyem­protkan cai­ran asam yang mengandung racun. Reaksi racunnya sangat ekstreme jika terkena kulit manusia.

Di Amerika Serikat (AS), ma­syarakat sering keliru dan tak se­ngaja menyentuhnya karena pe­nam­pilnnya yang hampir sama de­ngan bola sutra. Ulat seram ini se­nang sekali berada di pepo­honan sitrus, elm, oak dan beberapa tana­man kebun lainnya.

3. Tawon raksasa Jepang (Giant Japanese Hornet)

Tawon raksasa Jepang pos­tur­nya disebut menyerupai lebah ma­du biasa, namun lebih besar sedikit. Mereka dianggap sebagai spesies tawon terbesar yang berasal dari pulau-pulau di Jepang.

Dianggap mematikan karena serangga tersebut memiliki gigitan beracun yang mampu menye­bab­kan kerusakan organ dalam tubuh serta saraf manusia.

Tawon raksasa ini dianggap ber­tanggungjawab atas sekitar 40-50 kematian manusia setiap tahunnya.

4. Siafu (Driver ant)

Siafu juga disebut serangga ke­cil paling mematikan di antara spe­sies semut. Satu markas Sia­­fu dika­takan berisi 22 juta pasukan semut de­ngan gigitan mematikan yang bisa menyerang manusia kapan saja.

Semut yang juga dinamakan Dri­ver Ant ini juga mampu ber­ta­han dalam air sampai tiga menit. Salah satu cara ampuh untuk mem­bunuhnya adalah dengan api.

5. Lebah pembunuh

(Kil­­ler Bees)

Lebah pembunuh ini juga dikenal sebagai Africanized Honey Bee, yang pertama kali ditemukan spesiesnya di Brasil pada tahun 1950. Lebah ini sangat agresif di alam dan mampu mengejar manu­sia lebih dari satu mil.

Setiap tahun, dua kematian disebabkan oleh lebah pembunuh dan selama ini paling tidak tercatat sudah terjadi serangan menge­rikan oleh manusia di masa silam.

Sengatan lebah pembunuh dika­takan sangat kuat, dan satu gigitan­nya bisa menyebabkan gejala se­perti mual, muntah, pusing, sakit kepala dan ruam. Jika ada beberapa gigitan, maka korban harus berada dalam penanganan medis.

Yang harus diwaspadai, sarang lebah ini bisa terdiri dari sekitar 80.000 lebah dan bisa mendeteksi ancaman dari jarak lebih dari 500 meter.

6. Botlfy

Botfly adalah lalat yang masuk klasifikasi keluarga Oestridae dan semua spesiesnya hidup secara parasit di tubuh mamalia. Diang­gap mematikan karena jika botfly meng­gigit mamalia, parasitnya akan langsung cepat menyebar pada kulit mereka dan menye­bab­kan efek buruk jika tak cepat diobati.

Berbeda dengan mamalia, in­feksi botfly pada manusia disebut myia­sis. Dermatobia hominis ada­lah yang paling sering bersarang dan menghabiskan hi­dupnya seba­gai larva di tubuh ma­nusia, wala­u­pun spesies lain juga bisa bersarang dan menye­babkan myiasis.

Namun larva yang sudah ter­lanjur bersarang di kulit manusia tak boleh ditarik begitu saja karena akan menyebabkan infeksi. Pengobatan bisa dilakukan de­ngan beberapa alternatif medis.

7. Lalat TseTse

TseTse dianggap para peneliti sebagai penyebar penyakit me­matikan dan berbahaya di dunia, seperti contohnya penyakit The African sleeping sickness. Setiap tahun TseTse membunuh lebih dari 200 orang dan berasal dari Afrika.

Lalat ini mempunyai virus me­matikan di mulut mereka dan ketika menggigit manusia, me­reka me­nyun­tikkan air liur bersamaan de­ngan virus tersebut.

Efek buruknya bisa terjadi lebih cepat jika darah korban sedang ting­gi, dan secara keseluruhan sik­lus hidup virus itu bisa bertahan sam­pai sekitar 20-30 hari. Efek gi­­gitannya bisa menyebabkan ke­rusakan parah pada sistem saraf pu­sat manusia.

8. Kelabang Raksasa AmazonLebah pembunuh (Kil­­ler Bees)

Dengan panjang maksimal 35cm, Kelabang Raksasa Ama­zon sering dianggap sebagai kelabang terbesar dunia. Serangga itu sering ditemukan di Amerika Selatan, Kari­bia, Peru (di Peru dikenal de­ngan nama kelabang kaki-kuning raksasa Peru).

Seperti kebanyakan kelabang dan kaki seribu, tubuh serangga itu tersegmentasi menjadi bebe­rapa bagian. Kelabang raksasa amazon terdiri dari sekitar 21 - 23 segmen tubuh, cukup besar dan kuat jika ia harus berkelahi dengan serangga predator lain. Ia juga memiliki bisa yang cukup manjur dan fatal bagi banyak hewan kecil.

Meski tak berbahaya bagi manu­sia, racun tersebut cukup me­nye­babkan rasa sakit. Bahkan, bagi be­berapa manusia yang sen­sitif dengan racun, bisa kelabang itu dapat membuat bagian tubuh yang digigit bengkak, memicu demam, mengigil, kele­lahan, dan --dalam kasus ekstrem-- kema­tian.

9. Semut peluru

Disebut juga Paraponera. semut ini banyak ditemukan di hutan hujan Nikaragua dan Paraguay.

Julukan mereka sesuai dengan akibat yang ditimbulkan bila digigit semut ini. Korban yang digigit semut ini akan merasa sakit seperti ditembak pistol paku.

Semut peluru banyak dite­mukan spesienya di daerah timur paling ekstrem, Honduras dan Paraguay. Seperti namanya, semut ini menye­bab­kan gigitan yang benar-benar bisa membuat manusia merasakan seperti ditembak peluru di tubuhnya.

Semut peluru ini dianggap seba­gai spesies semut terbesar dengan pan­jang sekitar 1,2 inci. Senga­tan­nya bahkan dianggap lebih ber­bahaya daripada tawon raksasa Je­pang (Giant Japanese Hornet), ka­rena gigitannya terdiri dari Pone­ratoxin yang mampu melumpuhkan dan menghalangi aliran darah di sistem saraf pusat manusia.

Selain gigitan yang mema­tikan, semut peluru ini juga punya aroma yang menjijikkan untuk melawan mangsanya, namun cenderung akan langsung me­nye­rang jika merasa si mangsa tak takut.

10. Ulat sutera raksasa (Lonomia obliqua)

Berasal dari Amerika Selatan, ulat ini adalah bentuk larva ngengat ulat raksasa raksasa, dan dianggap sebagai salah satu ulat paling ber­bahaya di dunia.

Ulat ini dipercaya telah mem­bunuh ratusan orang, dan dapat menye­babkan sejumlah ma­salah bagi siapa pun yang tidak ber­untung bertemu dengan mereka.

Racun ulat ini sangat mema­ti­kan, bahkan racun tunggal saja bisa memicu banyak masalah bagi ma­nusia, mulai dari muntah-muntah, sakit perut parah, hingga gagal ginjal total.

 Jika menyerang dengan pe­nuh, ulat ini bisa menyebabkan kema­tian, dan kita akan terus menge­luar­kan darah karena agen anti-pem­bekuan dalam racunnya. (listvc/es)

()

Baca Juga

Rekomendasi